Part 16

410 30 12
                                    

“Mrs. Mira?.”

“Ya Mr. John?.”

“Ada yang mengirimkan sebuket bunga untuk anda.” Katanya seraya memberikan sebuket bunga mawar merah yang sangat indah dan bisa dibilang cukup besar karena ukurannya yang melebihi besar laptopku.

“Dari siapa Mr. John?.”

“Saya tidak tahu, tadi petugas pengantar paket yang mengantarnya.”

“Oh baiklah, terimakasih Mr. John.”

“Sama sama Mrs. Mira.”

Kupandangi buket bunga itu sambil mencoba untuk mencari di setiap sudutnya mungkin saja ada identitas dari sang pengirim, setelah mencoba menelusuri setiap sudut buket bunga tersebut akhirnya aku menemukan sepucuk surat, benar saja bunga itu dari Zen, pagi ini dia mengantarku ke kantor tanpa mengatakan sesuatu yang berarti, lalu kenapa tiba tiba dia mengirim sebuket bunga kepadaku, dan di surat itu tertulis :

Dear Amira,

If I had a flower for everytime you made me smile, I would have a garden to walk in forever.
                                      Yours sincerely,
                                                     Zen

Aku terkekeh membaca surat yang ia tulis itu, kali ini ia benar benar berhasil membuatku senyum senyum sendiri karena kelakuannya, baru satu hari kita resmi menjalin hubungan dan dia sudah memberiku buket bunga sebesar ini, bukannya aku tak senang, jujur aku sangat senang, tapi sempat terlintas ketakutan dalam diriku kalau aku akan terluka lagi, aku takut suatu saat nanti perasaannya akan berubah terhadapku, aku tipe orang yang bersikap realistis maka dari itu aku tidak mau terlalu intim dengan kekasihku karena bukankah manusia itu rentan akan kebosanan terhadap suatu hal, kalau kita sering melakukan semua hal bersama yang aku takutkan adalah dia akan bosan denganku, meskipun terkadang terlintas juga kalau dia benar benar mencintaiku maka aku akan menjadi candu untuknya dan dia tidak akan bosan denganku, bukankah begitu? Tapi tetap saja itu tidak mengurangi rasa takutku.

Kringg….

Zen ?

Hai Mir

Hai

How’s your day love?

Great, how about you?

I’m bored, oh ya kamu udah terima buket bunga dari aku?

Udah kok Zen

Gimana? Suka gak?

Suka banget apalagi kata kata yang kamu tulis di surat itu, oh ya kamu kok tau aku suka mawar merah?

Aku gak tau sih sebenernya aku asal milih aja, awalnya aku juga ragu takutnya kamu gasuka tapi untungnya kamu suka

Aku suka banget kok sukaaaa bangett makasihh banyak Zen you really made my day

Makasih doang?

Terus maunya apa?

Nanti malam kita dinner bareng, gimana?

Okay jam berapa?

Jam 8 aja gimana?

Oh okay Zen

Oh ya nanti aku jemput kamu ya, yaudah nanti aku telpon lagi bye babe

Iya Zen bye love you

Love you too

Kami pun mengakhiri obrolan kami di telepon dan aku kembali memfokuskan diriku kepada berkas berkas yang perlu aku selesaikan, untunglah kali ini tidak begitu banyak berkas yang menumpuk di mejaku, aku harus cepat cepat menyelesaikannya jadi aku tidak perlu lembur untuk mengerjakannya, susah memang mengurus perusahaan besar seperti ini, aku sudah tidak sabar menunggu kelulusan Mita karena setelah itu dia akan menggantikan posisiku di kantor ini, dan aku bisa bebas pergi kemana saja.

Made in the USATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang