Kringggg...
Ponselku tiba tiba berbunyi, aku yang tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor pun langsung mengambil ponsel dari dalam tasku lalu mengangkatnya sambil terus berjalan menuju pintu depan.
Halo kak Mira?.
Mita?.
Kak aku, mama sama papa kayaknya sementara ini belum bisa ke New York deh.
Lah? Kok gitu?.
Maaf banget kak, mama sama papa lagi banyak urusan bi Marni juga lagi pulang kampung.
Yaudah deh gapapa, udah dulu ya Mit kakak mau berangkat ke kantor nanti kakak telpon lagi ya.
Okay kak hati hati di jalan.
Tanpa menjawab ucapannya langsung ku matikan panggilannya dan memasukkan ponselku kembali ke dalam tasku mengingat Zen pasti sudah menunggu ku di depan apartemen, lagipula aku juga kesal dengan Mita, aku sudah sangat kewalahan di kantor dan tiga hari lagi ulang tahunku bagaimana mungkin mereka tidak jadi datang mengunjungiku.
***
Sesuai dugaanku mobil Zen sudah terparkir di depan apartemen, kini ia tengah berdiri di depan mobilnya untuk menyambutku, tak seperti biasa hari ini ia berdandan sangat rapi lengkap dengan suit and tie ala pengusaha muda, hanya saja bedanya dia terlihat sangat sempurna jika dibanding dengan pengusaha muda lain yang pernah kutemui.
"Hey, good morning Mir." Sapanya yang langsung menyambutku dengan senyuman manisnya.
"Good morning Zen."
Entah kenapa tangan kanan nya seperti menyembunyikan sesuatu, aku terus memandangi gerak geriknya, ia yang mulai sadar kalau aku curiga pun langsung menuju ke arahku dan membukakan pintu mobilnya untukku, belum sempat aku masuk ke dalam mobilnya ia mencium tangan kananku dan tak kusangka ternyata yang ia sembunyikan sedari tadi adalah setangkai bunga mawar merah, entah seberapa merahnya rona pipiku kini aku bahkan tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum dibuatnya.
"Zen kan kemarin kamu udah ngasih sebuket bunga buat aku, kok ngasih bunga lagi?."
"Udah jangan cerewet masuk gih ntar kamu telat lagi."
Aku pun menurut dan segera masuk ke dalam mobilnya dengan senyuman yang masih terlukis di wajahku.
"Zen kamu belum jawab pertanyaanku tadi."
"Kenapa? Kamu gak suka aku kasih bunga?."
"Suka, suka banget cuman-."
"Kalau suka kenapa pake tanya segala?." Katanya kini memasang wajah dinginnya yang membuatku langsung menundukkan kepalaku.
Suasana sangat hening dan dingin ditambah lagi aku masih tak berani menjawab pertanyaannya tadi, takut aku akan salah bicara.
"Mir?."
"Ya?." Ujarku langsung mengangkat kepalaku dan menyunggingkan senyuman ke arahnya tanda bahwa aku lega dia mengajakku bicara.
"Pakai sabuk pengamanmu!."
"Oh iya okay Zen." Kataku tertunduk malu.
"Oh iya Mir nanti aku gabisa jemput kamu soalnya aku ada urusan di kantor papa aku."
"Oh iya gapapa kok Zen aku juga harus lembur nanti, oya kamu tumben pake baju formal gitu?."
"Seperti yang aku bilang tadi, aku ada urusan di kantor papaku, sementara waktu ini aku bakal gantiin Zidane buat ngurus perusahaan papaku."
"Wow emang kak Zidane kenapa?."
"Dia mau siapin pernikahannya beberapa hari lagi."
"Kok aku gatau sih ya ampun bilang ke kak Zidane ya aku ikut seneng dan jangan lupa undang aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Made in the USA
Romance"No matter what the people say, I know that we'll never break Cause our love was made, made in the USA" - Demi Lovato (Made In The USA) Pernahkah kamu merasa sangat kesusahan untuk melupakan sesorang? dan kamu selalu berpikir he's the one but he's n...