Sorry for late update lagi sibuk sekolah soalnya :) enjoy this part ;)
{ZEN'S POV}
Aku benar benar tidak tahu harus melakukan apa, aku tidak mau Mira meninggalkanku begitu saja, tapi ada Jessica disini dan dia sangat membutuhkanku, aku sungguh tak tega melihat kesedihannya karena ia baru saja kehilangan orangtuanya dan kini dia dikhianati oleh sahabatnya sendiri, tapi aku juga tak ingin membiarkan Mira pergi begitu saja tanpa mengetahui apapun tentang perasaanku kepadanya.
"Sepertinya aku sudah memutuskan,Jes," kataku sambil melepaskan rangkulanku pada Jessica yang tengah bersedih itu.
"Memutuskan apa Zen?," katanya sontak menarik kepalanya dari pundakku.
"Eh, kurasa aku harus pergi jess aku harus menemui seseorang," jelasku padanya.
"Tapi Zen, aku sangat membutuhkanmu disini," katanya merengek padaku.
"Aku tau jess tapi kumohon, ini sangatlah penting," kataku sambil melepaskan tangannya dari tanganku.
"Sepenting itukah? Siapa sebenarnya seseorang itu?," katanya dengan wajah yang seketika menjadi murung.
"Dia sangat penting bagiku aku sangat mencintainya dan dia akan segera pulang ke negaranya," kataku yang makin membuat nya geram.
"What? Zen kau tau aku sedang bersedih sekarang tapi kau malah mengatakan hal itu padaku, lebih baik kau biarkan dia pergi dan kita bisa mengulang semua dari awal," katanya sambil kembali memegang tanganku.
"Aku tau jess tapi kau lah yang selingkuh dengan pria itu di belakangku kau yang mengkhianatiku jadi aku tidak akan mau mengulang semua dari awal bersamamu," kataku yang lagi lagi melepaskan genggaman tangannya.
"Fine just go then, make sure you won't regret it," katanya sambil membuang muka dariku.
"I won't and I'm sure about it," kataku langsung melesat ke pintu keluar.
****
Ku masukkan semua baju dan barang-barangku ke dalam koper, Mita menatapku tajam seolah bertanya-tanya kenapa aku diam saja sejak tadi.
"Kak aku tau kok kakak pingin di sini terus kan?," pertanyaannya itu langsung membuyarkan lamunanku.
"Haha sok tau, engga kok, kakak pingin cepet pulang," sontak aku langsung menjawabnya.
"Lah kok gitu? Emang kakak mau apa ga ketemu sama kak Zen selamanya?," tanyanya sambil menggodaku.
"Duh apaan sih gausah bahas Zen deh," jawabku yang kini makin badmood karena Mita menyebutkan namanya.
"Cie ada apa hayo? Kak Zen ngapain kakak? Kok mata kakak sampe bengkak gitu?," tanyanya yang makin membuatku geram.
"Dih ini anak ya, udah sana keluar," kataku tak tahan dengan Mita yang terus-terusan menyebut nama Zen.
"Ya biasa aja kali, lagian ini juga kan kamar aku," katanya beranjak dari ranjang.
Mita bergegas keluar dari kamar setelah membuatku semakin badmood, akhirnya semua sudah ku masukkan ke dalam koper, aku pun bergegas turun untuk menyantap makan malam terakhir bersama mama dan papa sebelum aku kembali ke Jakarta.
"Ya ampun sayang, kok ngangkat kopernya sendirian? Mita itu bantuin kakak kamu," kata mama yang tengah sibuk memasak untuk makan malam kami.
"Iya ma," sahut Mita yang dengan tanggap langsung menghampiriku dan membantuku mengangkat koper kami.
"Gapapa ma, Mira bisa kok," kataku mencoba menyakinkan mama.
"Aduh anak mama ini, gimana tadi lunch nya sama Zen?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Made in the USA
Romance"No matter what the people say, I know that we'll never break Cause our love was made, made in the USA" - Demi Lovato (Made In The USA) Pernahkah kamu merasa sangat kesusahan untuk melupakan sesorang? dan kamu selalu berpikir he's the one but he's n...