Part 25

311 29 7
                                    

{Author's POV}

Ruangan yang tadinya remang remang pun kini kembali terang, semua pasangan yang telah selesai berdansa hendak kembali ke meja mereka masing masing, namun langkah mereka terhenti dan pandangan mereka teralih kepada pasangan yang sepertinya tidak sadar kalau sesi dansa sudah usai, semua mata tertuju pada mereka tak terkecuali dengan seorang wanita bergaun merah yang kini menatap pasangan tersebut dengan geram sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Apa apaan mereka berdua?," cetusnya.

"Hah? Apa kau mengenal mereka? Tidak kusangka mereka seberani itu," sahut laki laki di sebelahnya yang tadi sempat menjadi pasangan dansanya.

"Ah a-aku iya aku mengenal lelaki itu, apa kau juga mengenal mereka?," tanya wanita bergaun merah tersebut.

"Iya, gadis itu adalah sepupuku dan laki laki itu adalah kekasihnya bukan?," jawab laki laki itu.

"Oh," kata wanita tersebut sambil memutar bola mata nya dan mengalihkan pandangannya dari sejoli yang kini masih berada di tengah tengah lantai dansa.

"Bukankah itu Zen Brahmantyo? Ia sangat tampan ya," ucap salah satu tamu.

"Wah perempuan itu sangat beruntung ya," ucap tamu lain.

Dan untuk kesekian kalinya tamu tamu lain kembali menyahut, "Oh my god mereka berciuman," kata salah satu dari mereka dengan nada sedikit berteriak.

Pasangan yang sedari tadi menjadi sorotan seluruh tamu kini tengah berciuman, mereka sungguh tengah berciuman, seluruh isi ruangan heboh melihat dua sejoli itu, ada yang terkejut, ada yang terharu, bahkan ada yang memuji betapa romantisnya mereka, namun mereka berdua seolah olah tak menghiraukan keberadaan para tamu yang kini tengah memperhatikan mereka, wanita bergaun merah tadi pun kini terlihat semakin geram dengan wajah yang berubah menjadi merah padam sedangkan lelaki di sebelahnya hanya bisa melotot sambil geleng geleng kepala melihat hal itu.

"Lihat mereka! Apa mereka tidak sadar kalau banyak orang yang memperhatikan mereka, sungguh mereka benar benar tidak dewasa," ucapnya sambil terkekeh.

Tidak ada respon dari wanita di sebelahnya itu, ia pun kembali mengajukan pertanyaan dengan harapan ia akan menjawabnya, "Oh ya , siapa namamu? Tadi aku tidak sempat bertanya."

"A.. a.. aku Elena," jawab wanita tadi tanpa menatap laki laki tersebut.

"Oh aku Jason, senang berkenalan dengan mu El," ucap laki laki itu sekali lagi sambil mengangkat tangannya dengan niat ingin menjabat tangan wanita di sebelahnya itu, namun belum sempat ia melakukannya wanita itu malah pergi entah kemana.

'Aneh sekali wanita itu, kenapa ia tiba tiba pergi?,' batinnya.

***

Sejoli yang tadi menjadi pusat perhatian kini menyudahi adegan romantis mereka dan saling menatap dengan intens.

"I love you Mir."

"I love you too Zen."

Karena suasana yang hening, suara bariton lelaki itu terdengar oleh para tamu, mereka tersanjung dengan sikap nya yang sangat romantis, lantas mereka langsung bertepuk tangan setelah usai melihat satu per satu adegan romantis di depan mata mereka tadi.

Mira dan Zen justru kebingungan dengan reaksi para tamu, dan soal mereka bertepuk tangan, itu malah membuat keduanya menunduk malu, para tamu masih saja memperhatikan mereka, bahkan saat mereka hendak kembali ke meja masing masing pun masih saja ada yang menatap mereka, ada yang menatap mereka kagum, tersanjung, bahkan sinis, beberapa dari mereka juga meracau sendiri sambil mengomentari kedua sejoli itu.

Made in the USATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang