Part 12

375 33 6
                                    

Keesokan harinya aku terbangun karena teriakan Mita yang sangat melengking, aku pun membuka mataku seraya menutup telingaku mengingat teriakan Mita bisa saja merusak gendang telinga haha.

"Duh apaan sih mit? Pagi-pagi udah teriak-teriak berisik tau!," protesku kepadanya.

"Kak ada kecoa tadi di kamar mandi," katanya seraya menunjuk ke arah kamar mandi.

"Yaelah kecoa aja pake teriak teriak segala," kataku sambil kembali memeluk guling ku.

"Kakak kan tau aku takut banget sama kecoa," katanya sambil menarik badanku dengan tujuan agar aku mau mengusir kecoa itu untuknya.

"Iye yaudah mana kecoa nya? Ga ada gitu."

"Tadi ada kak," matanya sambil menggaruk kepalanya.

"Palingan juga udah pergi ga tahan denger teriakan kamu mit," candaku.

"Kakaaakkk," teriak Mita.

"Duh berisik kamu, udah mandi kan?," tanyaku yang lagi lagi harus menutup telingaku dengan kedua tanganku.

"Udah," jawabnya singkat.

"Yaudah sana bantuin mama."

"Dih baru bangun udah nyuruh nyuruh."

"Dih dasar adik durhaka," cercaku.

"Biarin yee," katanya sambil menjulurkan lidah ke arahku.

"Mitaaaa," aku pun meninggikan nada bicaraku padanya.

Oh ya nanti siang aku bakal makan siang kan sama Zen, it's always so nice tou see you Zen, but hari ini aku bakal balik ke Indonesia, huf.

☻☻☻

"Mama perlu bantuan gak?," tawarku.

"Duh anak mama keliatannya seneng banget, ada apa emang?," tanya mama.

"Ga ada apa apa sih cuma mau bantuin mama aja, kan hari ini aku sama Mita bakal balik ke Indonesia," jawabku.

"Iya ya gak kerasa banget satu minggu, tapi mama masih belum puas menghabiskan waktu sama kalian berdua, maafin mama ya mama ga pernah ada waktu buat kalian," kata mama sambil menatapku dengan matanya yang penuh kehangatan.

"Iya ma, aku juga belum puas tapi gapapa ma aku sama Mita juga ngerti kok kalo mama sama papa itu kerja demi masa depan kita berdua," kataku.

"Mama bangga deh punya kamu sama Mita, eh sayang mama boleh minta tolong rapiin meja makannya," kata Mama seusai memelukku.

"Oke ma, oh ya ma restoran lampion itu dimana sih?," tanyaku sambil bergegas merapikan meja makan.

"itu sih deket sini 3 blok dari starbucks depan apartement kita, kamu mau kesana?," jawab mama.

"Iya ma hehe," kataku sambil memasang senyum yang lebar pada wajahku.

"Ciye mau pergi sama siapa hayo?," kata mama menggodaku.

"Mama kepo ih hehe," candaku.

"Mama udah tau kok, pasti sama Zen kan?," kata mama sambil menatapku tajam.

"Haha mama peramal ya?," tanyaku.

"Ciye bener kan dugaan mama," kata mama sambil terus menggodaku.

"Udah ah ma, nanti ga beres beres ini mejanya hehe," kataku.

"Haha iyadeh iya."

Setelah selesai membantu mama dan menyantap sarapan, aku terus memperhatikan jam yang masih menunjukkan pukul 9 pagi, ah kenapa Zen belum mengirim pesan juga. Aku awalnya berniat untuk pergi ke taman bersama Mita hanya untuk sekedar berjalan-jalan dan menghabiskan waktu daripada menunggu Zen mengirim pesan, tapi nyatanya aku malah ketiduran.

Made in the USATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang