9. Reo dan Olive

2.1K 136 2
                                    

Assalamualaikum
warahmatullahi wabarokatuh

Selamat membaca 

Dering itu membuat seseorang yang baru saja memandangi foto disebuah nakas membuat atensi itu teralih.

"Ada apa? Apa udah ada?" tanyanya cemas. Terlalu banyak impian yang sampai sekarang belum terwujud. Hingga rasa sendiri itu kembali hinggap di hati.

"Ada, dia pindah Jakarta!" ucap seseorang di sebrang. Terkejut, lelaki itu beralih berdiri menuju balkon.

"Sekolah mana?" tanya seseorang itu dengan tatapan harapan di balkon.

***

Olive berjalan dengan tergesa menuju kelasnya. Oke, salah kan dirinya yang terang terangan meminta berangkat bersama Meli. Menolak Reo untuk di jemput, dan Reo mengijinkan untuk hari ini.

Dan bodohnya mereka suka sekali mampir di sebuah toko untuk membeli minum. Kebiasaan yang seharusnya bisa ditahan disaat jam sekolah mepet.

Tapi, perut mereka lebih penting menurut mereka."Tunggu dong Mel!" teriak Olive pada Meli yang sudah cepat lari.

"Ayo Live!" ucap Meli gadis itu menoleh sebentar kemudian kembali berlari.

Bruk

"Aaaaww!" pekik Olive dirinya terjatuh di lantai. Terduduk dengan elitnya, kaki berselonjor.

Tak jauh beda seseorang juga jatuh dengan duduk namun posisi yang juga elitnya kaki satu tertekuk bak foto seleb.

Rambut panjang berombre ungu itu terhempas dengan tangannya. Rautnya kesakitan mencoba berdiri namun pantat itu terlalu sakit.

Sampai sebuah tangan mengulur panjang di depan tubuh gadis cantik itu."Gue bantu, sorry!" ucap seseorang itu. Dengan suara bariton yang mampu membuat gadis itu  mendongak menatapnya.

Deg

Hening

Seseorang itu sampai lupa caranya berkedip dengan tangan yang kembali tertarik. Berganti dengan mata yang tertuju pada wajah cantik Olive.

"Olive Caltria?" ucap seseorang itu dengan suara bergetar. Mata itu memancarkan rindu yang telah lama terpendam.

Gadis itu juga terdiam dengan tatapan bingung."Renal!" pekik gadis itu dengan memeluk orang itu.

Air mata itu itu menetes di antara sepasang mata yang pernah ada di keduanya.

Seseorang itu memeluk dengan erat seakan takut kehilangan untuk kedua kalinya."Aku nyesel biarin kamu pergi!" ucapnya dengan suara parau.

Tak jauh dari sana seseorang melihat jelas pelukan yang sangat tersirat rindu yang berat.

***

Keduanya diam membisu di taman itu. Membiarkan satu jam mereka kosong. Untungnya hari ini sekolah jamkos banyak.

Di taman ini kediaman mereka membuat rasa canggung itu muncul."Gimana kabar kamu?" tanya seseorang itu dengan menatap gadis cantik itu yang menatap lurus.

Pacar Ketua Osis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang