Assalamualaikum
Warahmatullahi WabarakatuhSelamat Membaca
"Nyonya, Nyonya!" suara itu membuat atensi ketiga perempuan yang sedang bercocok tanam pun hilang fokus. Berganti menoleh si empu.
"Ada apa, Bi?" tanya Mega masih mengenakan sarung tangan.
"Ada perempuan, katanya temennya Den Reo." penjelasan Maid itu tapi berefek pada seorang gadis yang kini mulai bertanya tanya sendiri, siapa gerangan perempuan yang dimaksud.
Ria melepaskan sarung tangan itu, lantas berjalan menuju wastafel tak jauh dari sana. Gadis itu sangat anti pada bibir bibit pelakor, ia tak mau ada yang merusak hubungan adiknya.
Melihat Kak Ria hendak pergi meninggalkan taman, Olive pun bergegas menyusulnya.
"Bun, Olive nyusul Kak Ria ya?" pamitnya. Mendapat anggukan ragu dari Mega. Wanita yang sudah berumur itu menatap tanya pada maid yang sudah lama bekerja disini. Dari jaman Mega memiliki anak pertama.
"Siapa nama perempuannya?" tanya Mega penasaran.
"Mela, Nyonya!"
***
"Mau kamu yang melakukannya atau orang lain?" tanya Ray meletakan kopi susunya di atas meja sofa.
Ia menatap putranya yang duduk di kursi besarnya. Reo menggeleng pelan, jari jarinya masih fokus menari di atas keyboard.
"Reo belum sepandai itu," ujar Reo.
Ray mengangguk setuju. Ia mulai mendudukan dirinya disofa panjang. "Daddy punya hacker handal,"
"Kalau mereka bisa, kenapa kita nggak?" imbuh Ray tegas. Mata tajam pria itu seperti menyalurkan energi pada Reo.
"Riset, infiltrasi, mengambil data, eksfiltrasi, selesai!" ucap Ray.
Reo mendorong mundur kursinya. Lantas menatap Ray sepenuhnya. "Gimana Daddy tau?"
"Punya perusahaan besar, nggak cuma harus pintar taktik bisnis, tapi pintar segalanya."
"Masalah seperti itu biasa terjadi dalam perusahaan, tujuannya ya untuk kemenangan atau financial!"
"Kalau mereka melakukan untuk?"
"Untuk kemenangan pihak yang bersangkutan. Seperti ada efek dari hal yang mereka lakukan. Keuntungannya ya perusahaan lawan hancur, dan mengajukan timbal balik jika mau perusahaan kembali aman!"
Reo merenungkan yang Ray ucapkan.
***
Olive berhenti tak jauh dari ambang pintu. Ia belum tahu siapa perempuan itu, karena berdiri membelakangi.
"Siapa ya?"
Perempuan itu balik badan, mengatur senyumnya. "Mela Kak. Temennya Reo disekolah."
Tatapan mata Ria seakan detail. "Setahu aku Reo nggak punya temen cewek."
Mela mempertahankan senyumnya. "Aku bendahara di Osis Kak. Partner Osis!"
"Ohhhh, tapi Reonya nggak ada dirumah, gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Ketua Osis
Teen Fiction[ COMPLETED ] Sequel of My Cengeng girl Blurb: Kedatangan teman masa kecil membuat hubungan mereka yang slalu di penuhi canda dan keromantisan menjadi pudar seiring berjalannya waktu. Apakah harus ada yang berkorban? Akankah mereka bisa mempertaha...