Assalamualaikum
Warahmatullahi wabarokatuhSelamat Membaca
Menyejukkan sore hari di akhiri dengan mandi setelah melakukan semua aktivitas sehari hari dalam hidup.
Sore ini juga di awali dengan seorang lelaki yang sudah membawa alat painting. Lelaki itu mengetuk pintu beberapa kali hingga munculah seorang gadis berusia sama dengannya.
Gadis itu terbelalak matanya dengan satu tangan kiri masih memegangi handle pintu besi."Loh, kok Renal disini?" tanyanya bingung sembari mengerut dahi.
Senyum pun terlihat di bibir tebal lelaki yang sedikit berkumis tipis sangat tipis hanya bulu bulu halus. Terlihat sangat maco sekali dengan kalung peraknya. Memiliki liontin yang di dalamnya amat rahasia bahkan siapapun tidak ada yang tau apa isi dari liontin itu.
Berbentuk bundar tidak terlalu besar, sedang. Kalung itu mempunyai kunci, dimana kunci itu menggantung di gelang hitam yang ia pakai.
Lelaki itu gemas melihat ekspresi temannya yang terlihat semakin berisi."Memang kenapa? Tante sama Om aja bolehin aku main." ucapnya.
Gadis itu segera menutup mulutnya dengan berganti menoleh belakang.
"Masa Mama bolehin, kan ini udah mau maghrib bentar lagi!"Lelaki itu menggendikan bahu lalu menggerakkan alat lukisnya di depan wajah gadis itu."Ow, lukis?" tanyanya.
"Iyap, kita belajar ngelukis bareng." ucapnya.
Gadis dengan tinggi 155 itu tampak gembira dari raut wajahnya."Ayo masuk." ajaknya menarik lengan kekar lelaki itu tanpa menunggu balasan.
"Seneng banget ada gue dateng." ucap Renal masih dalam tarikan gadis cantik berambut ombre ungu itu.
Gadis itu menoleh garang pada Renal lalu mendorong dahi yang sayangnya tidak terjangkau. Hingga hanya angin yang dia tangkap."Seneng karena ada temen bisa ngelukis bukan lebih orangnya." jelas gadis itu.
Renal berpura pura kesal dengan ucapan gadis itu. Hingga mendengus sedikit kasar sampai terdengar di telinga Olive."Iya deh." ucap Renal.
Lalu sampailah mereka di sebuah gazebo. Bukannya tamu di suruh duduk di ruang tamu disiapkan makanan gadis itu langsung membawanya ke gazebo untuk mulai melukis.
Gadis itu tidak sabar ingin bisa dan tahu cara melukis. Dia saja lupa caranya hanya waktu kecil dia melukis di ajari Renal. Setelah mereka pindah gadis itu sudah tidak berperang cat dengan alat lukis.
"Bentar ambil alat gue dulu." ucap Olive. Meninggalkan lelaki itu sendirian di gazebo yang lampunya sudah di nyalakan. Pasalnya hari yang tadinya sore cerah berganti dengan langit senja.
Sebuah nampan berisi cake bercup berbentuk seperti gelas wine. Camilan lainnya di toples, dan dua cangkir teh hangat.
Sangat cocok untuk suasana senja seperti sekarang."Di makan ya, Renal." ucap Mama Olive.
"Oh iya Tan, pasti. Maaf Renal repotin Om Tante sore mau Maghrib bertamu." ucap Renal tak enak rasanya.
Wanita itu mengangguk tak masalah bahkan memberikan senyum."Nggak papa kok." ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Ketua Osis
Teen Fiction[ COMPLETED ] Sequel of My Cengeng girl Blurb: Kedatangan teman masa kecil membuat hubungan mereka yang slalu di penuhi canda dan keromantisan menjadi pudar seiring berjalannya waktu. Apakah harus ada yang berkorban? Akankah mereka bisa mempertaha...