Assalamualaikum
Warahmatullahi WabarakatuhSelamat Membaca
"Reo." panggilnya kepada kekasihnya yang tengah menalikan sepatunya. Laki-laki itu tak mendongak menatap matanya.
"Hem, kenapa?" tanya Reo lembut.
Tangan kecil itu beranjak menyentuh bahu kekar dan mengusapnya pelan. Hal itu membuat Reo merasa cemas,"Kenapa sayang? Hem, ngomong, kamu mau sesuatu?"
Olive menggeleng pertanda dia tidak menginginkan sesuatu. Setelah menyelesaikan menali sepatu Olive. Reo beranjak berdiri dari jongkoknya dan duduk disebelah kekasihnya.
Mereka tengah duduk di taman sekolah. Jam kosong sedang mereka dapatkan hari ini. Tentu, Reo tak mau melewatkannya. Ia pun datang ke kelas kekasihnya dan menariknya ke taman ini.
Duduk berdua keadaan tenang. Udara juga sejuk menyeruak dihidung keduanya.
"Om Wiro sama keluarganya datang. Terus minta maaf, aku bingung kenapa mereka bisa gitu?" tanyanya pada diri sendiri.
Reo tak menjawabanya, tapi tangannya beranjak merangkul bahu Olive merapatkan pada tubuhnya.
Entahlah, sehari tidak memeluk atau mencium Olive terasa susah. Seperti kebiasaan, Reo suka.
"Ih, malah diem. Ngomong itu kenapa mereka?" tanyanya pada kekasihnya.
"Mereka bilang apa?"
"Hanto, saya benar benar menyesal melakukannya. Maafkan aku dan keluargaku." pinta Wiro, pria itu terlihat begitu menyesal. Selepas dari apa yang Reo katakan. Pria itu pun berniat meminta maaf pada Hanto. Memang ini kesalahannya tidak seharusnya ini melakukan hal sampai seperti itu. Mungkin karena dia terlalu menyayangi putranya mala dia melakukan apapun demi kebahagiaannya.
Renal terlihat lebih diam, meskipun Olive bisa melihat raut kesedihan terpancar dari matanya. Lelaki manis itu juga meminta maaf padanya.
Jujur, senang dan sedih bercampur aduk menjadi satu dalam hatinya.
Kedatangan Praja sekeluarga menimbulkan tanda tanya sebelumnya. Namun setelah tahu kejelasannya mereka mengerti dan paham.
Hanto marah, tapi pria paruh baya itu bisa mengendalikan emosinya. Karena niat mereka datang itu baik maka ia pun memperlakukan sama baiknya.
Reo mengangguk ngangguk pelan. Lantas mengecup pelipis kekasihnya dengan sayang. "Aku tahu siapa dalangnya!"
"Siapa?" tanyanya dengan enteng. Ia menatap mata indah si empu.
Olive memicingkan matanya mendekatkan wajahnya pada wajah tampan laki-laki itu. "Kamu!" tunjuknya dengan jari telunjuknya menyentuh hidung mancung itu.
Reo masih menatapnya tanpa ekspresi. Lantas mengalihkan tatapannya kedepan bunga bunga tampak indah bermekaran.
Olive menyenderkan kepalanya pada dada bidang kekasihnya. Reo meletakan dagunya pada pucuk kepala gadisnya.
Gadis itu mulai mengambil nafas,"Kamu kenapa lakuin itu?"
"Perlu dijawab?" tanya Reo lembut.
Olive mengangguk pada dadanya yang bidang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Ketua Osis
Teen Fiction[ COMPLETED ] Sequel of My Cengeng girl Blurb: Kedatangan teman masa kecil membuat hubungan mereka yang slalu di penuhi canda dan keromantisan menjadi pudar seiring berjalannya waktu. Apakah harus ada yang berkorban? Akankah mereka bisa mempertaha...