Assalamualaikum
Warahmatullahi WabarokatuhSelamat Membaca
"Bun, Roy minta tolong bantu cariin dasi. Di gantungan nggak ada Bun." ucap Roy sembari menumpuka kon tangannya pada sisi sofa.
Mega yang sedang memberi makan ikan pun menoleh pada putranya. "Kan Bunda taruh di tempat barisan dasi dasi." ucapnya.
"Enggak ada Bun, udah aku cari juga di tempat biasa Bunda taruh. Kemarin kan habis Roy pakai sekolah terus Roy gantung di sisi pintu." jelasnya.
Mega meletakan bungkusan makanan ikan. Dan berjalan menuju dapur untuk mencuci tangannya.
"Ayo, Bunda cariin." ajak Mega setelah selesai mencuci tangannya.
"Sip." lelaki berusia remaja belum tujuh belas tahun itu. Merangkul Bundanya dari belakang.
"Lama nggak manja manja sama Bunda." gumam Roy memeluk erat Mega sembari memejamkan matanya.
Mega membuka pintu kamar putranya. Dan menatap sekeliling. Mencari di walk in closet, di sisi pintu, dan membuka laci laci.
"Di kamar mandi, udah kamu cek?" tanya Mega menatap Roy yang duduk di sofa kamar.
"Udah." ucapnya.
Mega menatap jam yang menunjukkan pukul 06.30 sebentar lagi Roy akan masuk sekolah.
"Yaudah, kamu beli aja lagi. Karena emang nggak ketemu. Kalau ketemu nanti jadi cadangan." jelas Mega.
"Yah." lesunya.
"Bun, kan yang jajan Roy di kurangin Daddy. Pliss, ini tinggal beberapa lembar doang. Buat nongkrong, tugas sama lainnya." ucap Roy meletakan ponsel yang ia cek pesannya.
"Nanti Bunda kasih." ucap Mega.
"Awsss, senangnya punya Mama kaya Bunda." ucap Roy.
"Sayang, kamu di mana?" suara lantang itu dari lantai bawah.
"Ayo ke bawah, Daddy udah cari Bunda." ajak Mega, Roy mendengus.
***
Pagi ini entah kenapa guru guru tiba tiba mengadakan rapat. Dan membuat kelas kosong untuk 2-3 jam.
Seperti saat ini kelas kelas sepi, dan tingalah anak anak pintar atau kutu buku yang membaca atau sekedar menggosip untuk kumpulan para ciwi ciwi.
Namun semenjak tadi seorang gadis duduk dengan menatap kiri kanan tampak menunggu seseorang.
Saat matanya menangkap sosok lelaki yang ia tunggu pun. Dirinya lantas berdiri dari duduknya di depan koridor kelasnya.
"Eh, lo! Tunggu bentar tunggu!" panggilnya tanpa menggunakan embel embel nama.
Lelaki itu berhenti dan menatap siswi, nampaknya kakak kelasnya di lihat dari badge.
"Nggak sopan, gue punya nama." ucap lelaki itu menatap biasa.
"Sorry, maksud gue Renal. Gue tahu dari adik kelas." ucapnya.
"Ada apa?" tanyanya.
"Gue denger, lo kenal deket sama Olivie. Bener?" tanyanya sedikit pelan.
Lelaki itu menatap cukup lama gadis di itu. Lantas membuang muka,"Nggak usah munafik, sebelum lo tau gue, gue lebih dulu tau lo siapa!" jelas Renal tenang.
Mata gadis itu langsung menatap wajah Renal. "Lo siapanya Olive?"
"Apa urusan lo?!" ketus Renal rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Ketua Osis
Teen Fiction[ COMPLETED ] Sequel of My Cengeng girl Blurb: Kedatangan teman masa kecil membuat hubungan mereka yang slalu di penuhi canda dan keromantisan menjadi pudar seiring berjalannya waktu. Apakah harus ada yang berkorban? Akankah mereka bisa mempertaha...