35. Reo dan Olive

1.2K 72 8
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

"Tumben banget, ada perlu apa Yo?" tanya Mela, gadis berambut hitam panjang itu tak menutup senyumnya sejak mendengar kata tunggu dari laki laki didepannya.

"Gue cuma mau bilang. Jangan lagi datang ke rumah gue." kata Reo tegas.

Saat itu juga perasaan yang tadinya senang kini berganti getir. Ada rasa nyeri dalam hatinya. "K-kenapa?"

Reo mendapati raut kesedihan itu. Tapi ia tak peduli. "Gue nggak suka Olive terluka cuma masalah sepele."

"Maksud lo?" tanyanya meskipun jika lebih jelas mendengarnya hatinya makin sakit tapi mulutnya tak bisa diajak kompromi. Seakan hatinya menuntut penjelasan pada laki laki itu.

"Gue nggak mau Olive cemburu." jelas dan padat.

Mela meremas tangan kosongnya. Kenapa Olive bisa beruntung dapat laki laki seperti Reo. Laki laki tampan, pintar, pandai basket, jago bela diri ini kenapa harus jadi milik Olive.

Padahal sejak awal MOS dirinya sudah mulai merasa sinyal sinyal jatuh hati pada laki laki itu. Kenapa perjuangannya selama hampir dua tahun ini hanya sia-sia.

"Gue harap lo inget, baik baik." kata Reo lantas pergi meninggalkan Mela yang diam kaku ditempat. Koridor itu tak sepi tak pula ramai.

Satu tetes air mata jatuh dipipinya. "Reo... Gue suka sama lo." lirihnya diakhir.

Benar benar tidak bisa dibendung air mata itu makin deras. "Mel, loh... Lo kenapa nangis?"

"Siapa yang bikin lo nangis gini? Jawab Mel!" desak Livia, gadis itu adalah sekretaris Osis.

Tapi Mela tetap tenang, tidak bersikap berlebihan. Ia mengusap air matanya pelan. Menghirup udara dan membuangnya perlahan. "Gue nggak papa, Live."

"Jangan bohong deh! Gue kan temen lo!" ujar Livia mengusap bahu gadis cantik itu.

Mela menarik garis senyum sembari mengeluarkan kekehan ringan. "Enggak papa, lo kenapa jadi care gini?"

Gadis berambut sama panjang itu mendelik dengan ucapan temannya. "Maksud lo selama ini gue nggak care gitu sama lo? Dasar!"

"Hehe, iya maaf. Gue bercanda."

Livia mendengus dengan candaan itu.

"Liat Reo nggak?" tanya Livia, Mela terdiam.

Ia menatap arah kemana perginya laki laki itu tadi. "Dia baru aja pergi, gue nggak tau kemana."

"Yahhh," bahu Livia merosot.

"Kenapa?"

"Gue mau minta tanda tangan, lupa tadi pas rapat." jawabnya.

"Nanti kan masih bisa."

"Hem, iya deh."

***

Kelas IPS 1 tiba-tiba senyap setelah baru saja gemuruh ramai. Rupa rupanya ada seseorang yang masuk ke kelas tersebut.

Semua berbisik-bisik meminta agar diam. Lia, sahabat dari SMP Olive itu menyangga kecil lengan gadis yang menekungkupkan kepalanya pada meja.

"Live, bangun ada pacar lo disini." bisik Lia.

Nila herio, masih ingat dengan gadis yang sangat kepo pada hubungan Olive dan Reo itu? Dia juga teman Olive ya, meskipun dengan cara memaksa sih.

Gadis itu tersenyum melihat Reo yang
tampak gagah, tampan. Sungguh, menurut Nila, Olive beruntung mendapatkan laki-laki seperti Reo.

Pacar Ketua Osis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang