37. Reo dan Olive

1.2K 73 5
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

Bugghhh

Bugghhh

Bugghhh

Nafas terdengar berat, disusul batuk begitu sakit menyerang dadanya. Ambruk, laki-laki itu tak mampu menahan beban tubuhnya lagi. Otot-ototnya lemas, tidak sekuat awal.

Kedua tangannya mulai mengepal erat. Tak terima dengan semua ini. Apa saja bisa dia lakukan, iyakan? Iya! Semua yang dia mau, harus menjadi miliknya.

Lehernya berputar ke kiri, ia berdecih. Tersenyum smirk, lalu terganti tawa meremehkan.

"Terlambat." ucap laki-laki yang sudah kehabisan tenaga.

TAK

Benda berwarna hitam mengkilat disertai pahatan bergitu unik menempel pas di atas kepalanya. Menekannya lebih keras, sampai laki-laki itu kembali meringis.

Kepalanya menyentuh tanah begitu keras. "Ulangi!" titah pemilik revolver, senjata api yang sangat cepat, dan tepat.

Laki-laki itu mendengus,"Terlambat!" sembari melirikkan matanya menatap si empu.

Bugghhh

Aaaghhhh

Perutnya kembali terkena tendangan.

"Lo kalah, Reo! Lo kalah! Haha, Olive bukan punya lo. Dia punya gue, sampai kapanpun dia akan jadi milik gue! Ngerti lo!" tandasnya meski saat ini nafasnya terengah. Tapi amarahnya sangat memuncak melihat laki-laki dihadapannya.

Reo, laki-laki itu menyeret Renal dengan kasar saat menemukannya hendak masuk ke dalam pusat perbelanjaan. Laki-laki itu tidak akan bisa diam jika hal yang membuat gadisnya menangis adalah ulah bajingan itu.

Ia membawanya ke sebuah gudang kotor. Sudah tak terhitung laki-laki tampan itu memukul dan membuat Renal mengeluarkan darah disertai batuk.

Laki-laki itu sangat menahan emosinya agar tidak lepas kendali bersama gadisnya. Melihat gadis itu menangis, hatinya rasanya begitu sakit.

"Apa yang bisa lo kasih buat milik gue? Hem?" tanya Reo meremehkan. Ia menatap tajam sembari terus menelan revolver pada pelipis Renal.

"Harta? Cinta? Atau... Nyawa?" lanjutnya.

Kali ini Reo benar benar sangat menakutkan. Ditambah gudang ini tidak memiliki lampu. Laki-laki itu hanya menyalakan flash ponselnya, yang diletakan pada tumpukan kursi kosong.

"Apa aja! Bangsat!" umpat Renal.

Reo menaikkan sebelah alisnya. Menarik senyum smirk,"apa aja?" remehnya.

Revolver itu Reo seret sampai pada bahu Renal, dengan gerakan terbaca laki-laki itu menindih tangan Renal Yang hendak memukulnya.

"Lo lemah! Gue gak bisa biarin milik gue sama lo! Bangsat!" ucap Reo secara terang dengan emosinya.

"Lo mau tau hidup lo? Lo akan tahu setelah keluar dari gudang ini!" disusul tawa menyeramkan milik Reo.

"Apa maksud lo?!" tukas Renal dengan nada membentak.

"Bukan H.O company yang bakal ngemis, tapi Praja Corp!" ujar Reo dalam.

Bisa ia lihat mata Renal membelalak."Nggak mungkin! H.O yang akan ngemis ke perusahaan gue! Praja Corp memberi uluran tangan, dan Olive yang bakal jadi milik gue. Dia peggantinya!" ucap Renal murka.

Pacar Ketua Osis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang