3. Belum Menikah Bukan Masalah

2.2K 227 1
                                    

SEMINGGU berlalu begitu cepat. Dengan langkah berat, dan tentunya gelisah ingin tidak menemui Pak Arga rekan bisnis barunya, Malik sadar sebagai Direktur yang baru beberapa tahun memulai usaha, ia tidak bisa bersikap selembek ini hanya karena sekretaris laki-laki paruh baya itu teman lamanya.

Saat memasuki ruangan, ia malah mengelus dada beristighfar karena kali ini malah lebih parah masalahnya. Pak Arga membawa sekretaris barunya yang mengenakan rok kelewat pendek, sampai menampilkan hampir seperempat pahanya.

He's a normal guy, it's a little dangerous for his eyes.

Setelah bersalaman dan basa-basi menanyakan kabar, Malik langsung saja menyinggung persoalan hotel yang rencananya akan ia promosikan bersama properti-properti miliknya.

Bukan sengaja, tapi karena memang sekretaris itu didepannya, Malik sedikit paham kalau perempuan itu terlihat tak nyaman. Setelah mencatat, jemarinya langsung menutupi bagian pahanya yang terbuka.

Melepas jasnya cepat, tanpa ragu Malik langsung menyerahkannya pada si sekretaris Pak Arga. Beberapa detik perempuan itu menatapnya linglung, lalu menyambut sungkan seraya tersenyum tipis malu-malu.

Tiga tahun belakang, ia mengerti, tidak semua perempuan berpakaian seksi itu berniat untuk menggoda. Terkadang mereka memakainya karena tuntutan pekerjaan yang semakin mengada-ngada.

Pernah, ketika di Bali, Malik bertanya pada seorang sekretaris rekan kerjanya kenapa ia berpakaian begitu seksi. Sekretaris itu menjawab, itu perintah atasannya dengan tujuan untuk menarik perhatian rekan bisnis. Tak sampai disitu saja, dua kali sudah ia ditawari rekan bisnisnya untuk memilih wanita yang siap ditiduri.

Dunia kerja saat ini begitu kejam.

Setelah membahas hasil, sistem pembagian, dan proyek lain yang rencananya akan dikerjakan bersama beberapa bulan ke depan, pertemuan kedua itu berakhir.

Sekretaris itu mengembalikan jas-nya sopan, mengucapkan terima kasih sekaligus permintaan maaf jika pakaiannya membuat Malik tak nyaman.

Malik hanya mengangguk, ia paham.

Mengenai sekretaris, jabatan cukup tinggi ini biasanya selalu diisi oleh seorang perempuan bak model atau pramugari. Tak hanya penampilan, beberapa hal yang harus bisa dilakukan seorang sekretaris ialah tepat waktu, kemampuan komunikasi yang baik, memiliki daya ingat yang baik dan kemampuan menyusun jadwal dan lain-lain, bahkan biasanya dibeberapa perusahaan yang sudah bekerja sama dengan perusahaan asing, diwajibkan agar bisa berbahasa Inggris.

Dari semua itu, dikehidupan sehari-hari seorang sekretaris terkadang dipandang buruk oleh masyarakat bahkan para karyawan. Tidak sedikit para bos yang akhirnya menjalin hubungan gelap dengan sekretarisnya sendiri meskipun sudah memiliki anak istri, bahkan cucu.

Padahal kalau dipikir-pikir, fenomena seperti ini terdengar cukup aneh meski sering sekali terjadi. Tak hanya dikehidupan nyata, didalam film-film, sinetron, bahkan sampai novel, pemeran sekretaris identik dengan seorang perempuan cantik, tinggi, seksi, dan lain-lainnya. Jika hal seperti ini tetap dipertahankan dan terus berkembang dimasyarakat, lama-kelamaan hubungan gelap antara bos dan sekretaris akan dianggap wajar.

Masalah serius yang jarang disadari, padahal pelan-pelan menanamkan moral dan pola pikir yang tidak baik untuk generasi muda.

"Emm tolong taruh diatas meja saya yaa Bu. Saya mau ke bawah sebentar ngambil jas yang lain..." Ucap Malik pada Bu Febi sekretarisnya.

Sampai dimobil bawah, ia agak terkejut ketika melihat Pak Arga berdiri didepan resepsionis, seperti membicarakan sesuatu yang serius.

Takut kalau karyawannya melakukan kesalahan, ia cepat melangkah mendekati.

Ketika Kita Bertemu Kembali [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang