Mereka Panik

4 1 0
                                    

===

Pukul 15.10

===

"Pak Sopir, siapkan busnya, kita sebentar lagi akan berangkat!" perintah ibu guru itu kepada supir bus yang sedang tertidur di sebuah kursi dibawah pohon beringin.

Pak Sopir terkejut karena suara bu guru yang lantang tersebut. "Baik bu! Laksanakan!" jawab supir itu sambil badannya terhuyung karena masih mengantuk.

Pak Sopir itupun langsung bergerak ke arah mobil busnya untuk mengecek keadaan dan kondisinya. Saat ia sampai ke busnya, ia pun terkejut melihat keadaan ban nya, ban nya terlihat mengempis seperti tidak ada isinya, terkejutnya lagi ternyata tidak hanya satu ban busnya yang kempis, tetapi semua ban nya.

Tubuhnya pun lemas terkulai melihat itu, ia membayangkan akan berapa lama ia akan memperbaiki kerusakan tersebut. Lalu ia pun berlari menemui ibu guru tersebut untuk memberitahukan hal ini.

===

Pukul 17.00

===

"Anak-anak, mungkin kita akan bisa pulang esok pagi, dikarenakan bus nya ada sedikit masalah."

"Terus kita mau tidur dimana ibuuu?" cela salah satu anak muridnya.

"Tenang, ibu sudah mengkoordinasikan kepada pak kades, juru makam, RT dan RW juga beberapa warga desa setempat, ruangan aula yang ada di belakang kalian ini akan menjadi tempat tidur kita dan untuk alasnya beberapa warga akan menyumbangkan bantal dan kasur lipat," tak lama dari ibu guru itu berbicara, para warga yang ingin menolong berdatangan membawakan kasur dan bantal.

"Ayo anak-anak, kita bereskan aula nya agar bisa cepat bisa kalian pakai untuk istirahat!" suruh ibu guru itu kepada murid-muridnya.

Lalu mereka semua pun memasuki ruangan aula tersebut, walaupun terlihat agak malas, mereka tetap membersihkan lantai dan dinding yang sedikit kotor.

"Jika ada yang mau mandi, boleh kerumah saya tetapi terbatas kepada 3 orang saja ya," celetuk salah satu warga tersebut lalu diikuti oleh beberapa warga lainnya yang menawarkan hal serupa.

Ervin dan Ian yang mendengar hal itu, langsung menuju ke salah satu rumah warga untuk membersihkan tubuh mereka. Mereka berdua bergiliran, Ervin keluar dari kamar mandi dengan tampilan yang lebih segar, lalu ia menyuruh Ian untuk segera bergegas mandi.

"Ian, gue tunggu di warung depan gerbang makam ya? Males banget gue nungguin lu selesai mandi disini."

"Oke deh, gue enggak bakal lama kok tenang aja!" jawab Ian optimis.

"Biasanya lu kan nge-halu in Andira dulu di kamar mandi, hahaha!" tawa ledek Ervin ke Ian.

Ian pun langsung masuk ke kamar mandi tanpa merespon perkataannya. Ervin yang melihat tingkah laku Ian pun hanya tekekeh - kekeh tanpa henti sambil berjalan keluar rumah, Ervin pun tidak peduli dengan orang rumah yang ia tumpangi.


=====20 Menit Berlalu=======

"Lama banget sih Ian, udah gue duga pasti dia lakuin itu dulu, susah banget punya temen otak mesum!" ungkap kesal Ervin.

Dari arah kejauhan, Ervin melihat seorang gadis cantik sedang bermain di kebun bunga yang berjarak 100 meter dari makam. Gadis itu sangat menawan, dengan memakai gaun berwarna putih bersih, berambut panjang lurus  berwarna hitam, tubuhnya yang mungil, kulitnya berwarna kuning langsat. Ervin tak henti - henti nya berdecak kagum melihat gadis itu.

"Cantik banget tuh cewek, nih desa boleh juga ngumpetin berlian. Gue kenalan dulu aja kali ya, ya kali gue bakal di tolak sama cewek kampung!" batin Ervin terus berkecamuk melihat gadis itu.

PERTAMA : SUKMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang