"Jam pelajaran sudah selesai, sudah waktunya pulang, bapak pamit, kalian hati - hati dijalan ya!"
"Iya paak!"
===========
"Dipa, beli bahan makanan dulu yuk!" ajak Setyo kepada Dipa yang hanya diam saja sedari tadi.
"Ahh, oke!" jawab Dipa singkat.
Mereka berdua pun memasuki minimarket terdekat sekolah untuk membeli bahan makanan.
"Kok banyak bahan makanan pokok yang naik ya, semoga aja duit dari ayahmu bisa kita hemat, Dipa!" ungkap Setyo pusing memikirkan harga yang naik.
"Aku serahkan semua uang itu kepada mu, aku tidak bisa memegang uang terlalu banyak, dan aku tidak bisa memanajemen uang itu seperti dirimu kawan!" senyum Dipa menyerahkan semua urusan keuangan kepada Setyo.
"Baiklah, serahkan urusan ini padaku, sekarang ayo pulang!" ajak Setyo.
Mereka berdua pun pulang dengan menaiki kendaraan umum seperti biasanya dan sampai rumah dengan selamat.
=========
Esok harinya
========="Tumben, hari ini bangun pagi!" celetuk Setyo kepada Dipa yang baru keluar kamar.
"Entahlah, tiba - tiba saja terbangun dan enggak bisa tidur lagi," ucap Dipa mengeluh.
"Dasar memang malas!" ucap ketus Setyo.
Setyo melanjutkan memasaknya, dan Dipa pun pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritual di pagi hari.
Mereka pun sarapan pagi dan setelahnya langsung menyalakan mesin dirinya untuk pergi ke sekolah.
=============
Di dalam kelas
=============Bu Intan Permata, sang wali kelas pun masuk. Dia terlihat sangat senang dengan apa yang akan dilihat, yaitu menerima murid baru.
"Anak - anak, jangan buat diri kalian jelek dengan anak baru yang akan masuk sebentar lagi ya?" ucap guru itu memberi peringatan.
Para murid laki - laki pun cukup senang dengan hal itu, ia bisa cuci mata melihat perempuan baru di kelasnya. Dan juga ada beberapa rumor dari orang yang sudah melihat anak baru itu kemarin hari saat ke sekolah, kalau anak baru itu sangat lah cantik dan anggun.
"Tok! Tok!" bunyi suara pintu diketuk oleh seseorang.
"Ahh.. ini dia, sang bintang utama hari ini. Ayo masuk nak!" ucap guru itu mempersilahkan.
Pintu pun terbuka, udara dari luar masuk kedalam berhembus. Terdengar satu langkah kaki masuk kedalam, semua orang terdiam melihat dari siluet kakinya saja sudah buat berdecak kagum. Lalu ia pun mulai perlahan masuk, akhirnya ia pun menampakan seluruh bagian tubuhnya. Rambutnya yang panjang terurai sampai dibawah bahu, badannya yang ramping seperti yang di idam - idam kan oleh kaum hawa, kaki nya yang jenjang membuat pesona dirinya lebih kuat dan terkesan elegan, walupun wajahnya terlihat manis dan imut karena bibirnya yang tipis.
Semua lelaki yang melihatnya pun langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi disisi lain, para perempuan matanya berapi - api karena merasa kalah saing oleh anak baru ini, tak terkecuali Andira, yang sudah mengklaim bahwa dirinya paling cantik satu sekolahan merasa terancam.
"Ayo nak, perkenalkan dirimu kepada teman - teman barumu!" suruh Ibu itu.
"Eheem!" suara lembut nan manis keluar dari wajah nya yang sangat menawan itu.
Para lelaki yang mendengar langsung menutup matanya dan menangis, berterima kasih kepada tuhan sudah menciptakan makhluk nya yang paling cantik untuk satu kelas kepada mereka.
"Halo semuanya, namaku Ziani Luna, semoga kita semua bisa berteman, salam kenal!" ucap manis gadis itu.
"SALAM KENAL ZIANI!"
"JANGAN BERTEMAN, AYO MENIKAH SAJA!"
"ZIANI UDAH PUNYA PACAR BELUM?"
"AKU ORANGNYA BAIK LOH!"
"SINI DUDUK DISEBELAHKU AJA! AKU ENGGAK BAU BAWANG!"Beragam reaksi para murid laki - laki saat Ziani memperkenalkan dirinya itu membuat jijik para murid perempuan, ditambah lagi Ziani bersikap manis saat menanggapi para murid laki - laki.
"Baiklah, sudahi ribut - ributnya, berkenalannya nanti saja saat sudah jam istirahat, sekarang ibu mau ke kantor lagi, Pak braja mau masuk, Ziani kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah sana ya!" tunjuk tempat duduk sebelah Dipa.
"Ehh.. Iya bu, terima kasih!" senyum Ziani kearah ibu itu.
"Iya nak, sama - sama!" jawab ibu itu sambil berjalan keluar ruangan kelas.
Ziani pun berjalan pelan kearah bangku kosong yang disebelah nya sudah ada seseorang murid lelaki. Ia pun duduk dan memberi salam kepadanya, tetapi diacuhkan dan Ziani hanya tersenyum.
Pelajaran pun dimulai, Ziani masih saja mencoba untuk berkenalan dengan Dipa. Sampai - sampai ia dimarahi oleh guru karena membuat bising ruang kelas.
"Baru aja masuk, udah bikin saya marah kamu!" saut bapak itu geram.
"Ahhh... Bapak aku minta maaf, aku cuma mau kenalan dengan teman sebangku ku ini daritadi diam saja, dia enggak bisu atau tuli kan?" ucap suara lembutnya yang polos.
"Emmm, baiklah kalau begitu. Hey Dipa, ada anak baru mau berkenalan, jangan membuat dirinya tidak senang dengan suasana sekolah ini Dipa. Dasar!" ucap geramnya lagi kepada Dipa.
Ziani pun terkejut dengan nama yang disebutkan oleh Bapak guru tersebut. Tidak mungkin kalau itu orang yang sama dengan orang yang ia kenal.
Dipa pun menengok kearah Ziani, dan Ziani pun menatap serius Dipa. Mereka berdua pun saling bertukar pandangan, mereka berdua tidak berkedip saat itu juga. Dan mereka berdua pun bersuara.
"DidiZizi?!" mereka berdua memanggil nama satu sama lain berbarengan.
"Haaaa.. Ya ampun kamu beneran Didi kan? Temanku waktu TK dulu kan? Iyakan?" seketika Ziani terkejut setelah mengetahui orang itu adalah memang orang yang ia kenal.
"Hanya satu orang yang memanggilku itu dari dulu, dan itu Zizi!" ucap Dipa sedikit malu - malu.
"WAAAAAAAA DIIIDIII, AKHIRNYA KITA BERTEMU!" peluk Ziani erat kepada Dipa.
Dipa pun salah tingkah karena baru kali ini ada perempuan yang memeluk dia, selain ibu nya.
Tiba - tiba, suasana kelas panas. Semua murid laki - laki yang ada disitu melihat Dipa dengan penuh amarah, sampai Pak Braja sang guru pun ikut marah.
"Zi, udh Zi, jangan peluk terus. Liat sekitar udah pada kebakar tuh nanti gosong, aku yang kena masalah!" perintah Dipa untuk melepaskan pelukan dari Ziani.
"Heemm.. Kok kamu begini, dulu kamu senang banget kalo aku peluk, dan kamu janji kan kalo aku peluk enggak bakal kamu minta lepas sebelum aku mau lepasin!" ungkapnya sebel.
Mendengar itu semua, tak ada harapan bagi Dipa untuk belajar dengan tenang di kelas itu, Dipa sadar kalau ia sudah menembakan peluru perang kepada seluruh murid laki - laki.
Dipa pun hanya bisa mendengus kesal, dalam hatinya ia merasa senang bertemu sahabat masa kecilnya, tetapi disisi lain ia akan selalu menjadi sorotan dan tidak bisa hidup dengan tenang selama Ziani menempel dengannya terus.
=======
Hari - hari pun berlalu, Ziani dan Dipa semakin dekat bahkan sempat dikira pacaran. Tentu saja, seluruh murid laki - laki di sekolah itu sudah mengetahui rumor kecantikan Ziani bak Dewi dari Kahyangan. Hal itu membuat semua laki - laki berlomba - lomba untuk menjadikannya pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTAMA : SUKMA
FantasyCerita ini bermula, Dari seorang anak SMA yang di takdirkan untuk mengemban tugas melindungi bumi dari ancaman berbahaya. Dibantu dengan sahabat - sahabatnya, ia akan membasmi apa yang menghalanginya. Pertama SUKMA akan menjadi novel pembuka untuk s...