Ruangan

8 1 0
                                    

=======
Di dalam hutan yang sangat gelap
=======

Dipa menghidupkan senter yang ada di handphone nya untuk menjadikan penerang langkahnya. Ia sangat hati - hati jika ada hewan liar yang tak sengaja ia temukan, Dipa pun mengambil sebuah kayu kering sebesar lengannya untuk mempersenjatai dirinya.

"Ervin...! Vin...! Ervin...!" panggilnya pelan sambil menyoroti sudut-sudut gelap hutan tersebut.

"Krasak-Krasak," bunyi semak - semak seperti ada yang bergerak didalamnya.

"Ervin!" panggilnya lagi sambil menyoroti semak - semak yang bergerak - gerak tersebut.

Dipa berjalan mendekati semak itu, ia pakai kayu yang di bawa nya tadi untuk mengecek apa yang di dalam semak tersebut. Berulang - ulang kali Dipa memilah - milah dahan yang ada di semak tersebut, tetapi tak ada apapun yang keluar.

Sesaat Dipa memalingkan wajahnya ke arah kiri, tiba - tiba ia terkejut karena ada yang sedang memandangi nya hanya berjarak 15 senti meter dari wajahnya.

Dipa panik, ia pun terjatuh terjungkal karena terhalangi akar - akar kayu yang sangat besar, Dipa mencari - cari handphone nya agar bisa menggunakan senternya untuk melihat apa sebetulnya yang ia lihat.

Tiba - tiba kaki nya dipegang oleh sesuatu berbentuk tangan dari yang ia rasakan bentuknya. Dipa pun meronta - ronta untuk mencoba melepaskan pegangan tangan tersebut. Tak lama kemudian Dipa di kagetkan oleh suara yang memanggil namanya dari arah kaki nya itu.

"Dipa!" panggilnya.
"Woi Dipa!" lanjutnya meneriaki nama Dipa.
"Ini gue Ervin!" jelasnya.

Seketika Dipa pun berhenti meronta - ronta, lalu ia pun menemukan handphone nya kembali di sebelah kanannya. Ia pun langsung menghidupkan fitur senter dan mengarahkan ke kaki nya. Benar saja, saat ia menyoroti wajahnya, itu adalah Ervin.

Ia pun merasa lega dengan apa yang ia lihat sekarang.

"Kamu Vin, bikin jantungan tau! Tiba - tiba melototin muka begitu!" ungkap Dipa yang nafasnya tersengal - sengal karena serangan panik itu.

"Ya sorry, soalnya gelap banget, muka lu enggak keliatan tadi!" jelasnya kepada Dipa.

"Vin, kamu kok malem - malem malah ke hutan sih, ngapain?" tanya Dipa penasaran.

"Gue tadi ngikutin elu masuk ke dalem hutan, aneh aja udah mulai malam elu malah ke hutan, jadi gue ikutin karena gue curiga sama elu!" ungkap Ervin tegas.

Dipa terdiam mendengarkan apa yang Ervin katakan, ia kebingungan bukankah dia yang melihat Ervin masuk ke dalam hutan, tetapi Ervin malah berkata sebaliknya.

"Ahh.. Kepala ku pusing mikirin hal - hal yang tidak masuk akal," Dipa memegang kepala nya sambil memejamkan mata.

"Udah enggak usah dipikirin, ayo kita balik ke tempat temen - temen. Pasti mereka udah nyariin kita!" ucap Ervin kepada Dipa yang masih merasa pusing itu.

Aneh,
Itu yang ada di dalam pikiran Dipa, sikap Ervin yang selama ini angkuh, pemarah dan tidak pernah perduli kepada siapa pun, tiba - tiba sangat baik dan perhatian kepadanya.

Dipa yang mengikuti nya dari belakang merasa curiga dan sedikit waspada, pasalnya ini sudah bukan Ervin yang ia kenal. Tetapi terkadang ia berpikir mungkin saja Ervin memang masih punya kebaikan dalam hatinya.

Mereka terus menyusuri hutan, sudah jauh sepertinya mereka berjalan tetapi belum juga terlihat ada cahaya lampu rumah warga atau apapun itu. Dipa khawatir kalau mereka tersesat di dalam hutan ini.

"Kok aneh!" seketika Dipa mengkagetkan Ervin yang berjalan di depannya.

"Kenapa?" jawabnya sambil memutar badannya ke hadapan Dipa.

PERTAMA : SUKMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang