"Kenapa? Kenapa aku yang Pangeran pilih sebagai inang SUKMA mu?" bicara Dipa kepada Randi Shakka.
"Mana kutau, bukankah kau yang meminta kepadaku untuk melakukan Penyatuan SUKMA?" ujar Randi Shakka.
"Aku pun tidak percaya kalau hidupku belum berakhir," ungkap nya.
Dipa masih belum percaya dengan apa yang terjadi, ia merasa kejadian kemarin itu hanyalah sebuah mimpi di hari minggu siang.
Akhirnya, Dipa tersadar setelah berbincang dengan Randi Shakka. Tak lama dari itu, terdengar seseorang membuka pintu dan terlihat siluet seseorang, ternyata itu adalah Setyo yang datang untuk menjenguk dirinya.
"Hello brader, gimana udh sehat?" sapa dan tanya Setyo canda.
"Hehe, Setyo ternyata. Tidak pernah berubah, kamu selalu akan menjadi sahabat baikku, Set. Aku baik - baik aja kok!" ungkap Dipa, sembari memasang wajah sedih.
Setyo yang sudah sangat mengerti sahabatnya itu, langsung mendekatinya dan menanyakan apa yang terjadi.
"Cerita kawan, jangan kau pendam sendiri. Untuk apa kau mengatakanku sebagai sahabat baikmu kalau aku tak mengerti masalah apa yang telah terjadi dengan sahabatku sendiri!" ungkap Setyo memaksa Dipa untuk berbicara.
Akhirnya Dipa bercerita tentang keanehan dirinya yang selalu mendapatkan pikirannya seperti mengajak bicara hal - hal aneh. Ia juga mengungkapkan kalau sehabis tragedi hilangnya Ervin, ia seperti bukan dirinya sendiri.
Randi Shakka, yang mendengar keluh kesah Dipa itu pun langsung mengeluarkan emosi tersinggung. Randi Shakka pun mengganggu Dipa dengan teriakan - teriakan tak jelas.
Dipa yang merasa terganggu pun, mulai kehilangan fokusnya saat berbicara dengan Setyo.
Dipa tau kalau sebenarnya ada SUKMA Randi Shakka, dan yang berbicara itu adalah SUKMA itu. Tetapi Dipa masih menyangkal eksistensi sesuatu yang ghaib.
Setyo, peka terhadap perubahan sikap yang Dipa lakukan.
"Puk puk," Setyo pun menepuk pundak Dipa untuk menyadarkannya.
"Dip, kalau kamu belum mau memberitahukan yang sebenarnya, tidak apa, mungkin kamu belum siap. Aku tunggu kamu siap, oke?" ujar Setyo mengerti perasaan Dipa.
Dipa yang mendengar perkataan Setyo itu pun merasa bersalah karena telah menutupi masalahnya sendiri.
Akhirnya Setyo pun meninggalkan Dipa sendirian di kamar itu. Hati Dipa tak kuasa menahan rasa sakit karena telah mengecewakan sahabatnya itu.
Sedang bergumam dengan hatinya, tiba - tiba dirinya seperti ada yang menarik masuk kedalam. Sangat gelap, sampai Dipa mencoba melawan tarikan itu.
Lalu, ia pun sampai di suatu ruangan, ia sudah tau ruangan itu saat pertama kali di bangunkan oleh Randi Shakka. Ini adalah ruangan yang sama.
Disaat itu juga, Randi Shakka sedang duduk sambil memegang kepala nya. Randi seperti frustasi dengan apa yang Dipa lakukan, ia tidak percaya kalau Dipa adalah seorang yang skeptis dengan hal ghaib.
"Apa yang sedang kamu lakukan dengan sahabatmu itu?" tanya Randi kepada Dipa yang sedang menunduk tak mau melihatkan wajahnya.
"Lagi - lagi kau menunjukan kalau Penyatuan SUKMA yang kau lakukan itu adalah sebuah mimpi dan halusinasi!" ungkap Randi dengan sedikit marah.
"Sebenarnya kau ini tidak mempunyai niat untuk melakukan itu, kan?" ujar Randi mencurigai Dipa.
Dipa yang sedari tadi hanya menunduk, akhirnya menunjukan wajahnya. Wajahnya terlihat suram dan seakan seperti mengungkapkan sesuatu.
Disaat Randi akan kembali berbicara, Dipa memotong perkataannya.
"Kenapa Suttan membangunkan ku waktu itu?! Kenapa aku ditawarkan kekuatan untuk menolong orang lain?! Aku ini pengecut! tidak mempunyai keberanian yang besar! kenapa harus aku?!" ungkap Dipa sembari emosi.
Randi Shakka yang mendengar Dipa berkata seperti itu pun, bingung akan menjawab apa. Karena SUKMA yang tersegel dalam batu itu bereaksi terhadap SUKMA seorang manusia yang memiliki persamaan dengannya dan mencoba menolong orang lain dengan tulus.
"Ahhh, kacau, seharusnya kau menolak jika kau tidak mau," ungkap Randi kesal.
"Tetapi waktu itu, aku harus menyelamatkan temanku, jadi aku tidak punya pilihan lain!" kata Dipa jelas.
"Itu kau mempunyai keberanian untuk menolong temanmu yang masuk kedalam hutan? Dasar tidak konsisten!" ujar Randi semakin kesal.
"Karena itu demi teman sekelasku, saat ia pergi kedalam hutan hanya aku yang melihatnya, kalau terjadi hal yang buruk kepada dirinya, akan lebih merepotkan dan akan lebih banyak orang yang disalahkan."
"Kamu membuat kepala ku sakit saja!" ungkap kesal Randi.
"Kutekankan sekali lagi, kita sekarang adalah dua jiwa yang berbagi tubuh, jangan kau tolak lagi kenyataan itu, kau membuatku sakit hati!" ungkap Randi sedih karena hal itu.Disaat Dipa akan mengatakan sesuatu, tiba - tiba dirinya terkagetkan dengan suara ibu nya yang memanggil.
"Kamu kenapa nak? Kok mengigau enggak jelas begitu?" tanya khawatir sang ibu.
"Ohh, enggak apa kok bu. Tadi kayaknya aku lagi mimpi deh. Kaget ibu bangunin, hehe," ujar Dipa.
"Maaf deh kalau ibu sudah mengganggu tidur kamu, mana sampai mimpi lagi," raut sedih ibu nya sambil memasang tangan meminta maaf.
Mereka pun mengobrol kesana kemari tentang hal apapun, menceritakan kisah pertama kali ayahnya bertemu ibunya, cerita ayahnya langsung melamar ibunya tanpa mengajak pacaran dahulu. Banyak hal yang mereka berdua perbincangkan.
"Oh ia nak, kamu besok sudah boleh pulang, ayah sedang pulang membersihkan kamarmu untuk dipakai besok!" ungkap ibunya.
"Ini ibu juga kayaknya mau ke ruang administrasi deh di gedung sebelah, keliatan kok dari sini, ---tuh disitu!" ungkap ibunya sambil menunjuk gedung di sebelah kanan Dipa yang terlihat lewat jendela.
Dipa pun mengiyakan dan mempersilahkan ibunya kalau mau menyelesaikan persoalan rumah sakit.
Ibunya pergi, meninggalkan Dipa sendiri lagi. Disaat itu Dipa merasa kalau dirinya ini hanyalah beban bagi kedua orang tuanya, ia pun merasa tidak sama sekali dalam semasa hidupnya bisa membuat bangga orang tuanya. Yang selalu ia lakukan adalah membawa masalah ke dalam kehidupan orang tuanya. Tetapi ia masih merasa bersyukur karena, kedua orang tuanya tak sedikit pun mengurangi kasih sayangnya.
Lama Dipa melamun merenungi perbuatannya saat insiden hutan kemarin.
Tiba - tiba, ia mendengar sebuah teriakan kencang sekali dari suatu tempat. Dipa pun mencari darimana suara itu berasal, sesaat ia menengok kearah jendela tepat sekali banyak orang berhamburan lari keluar dari gedung administrasi tersebut.
Dipa yang terkejut pun langsung ingat, kalau ibunya tadi pamit untuk pergi ke gedung administrasi.
Lalu ia pun berusaha untuk beranjak dari kasur nya itu. Sudah seminggu ia tidak merasakan berjalan menggunakan kedua kaki nya membuat kaku disaat akan digunakan.
Ia pun terjatuh ke lantai, dan mencoba bangkit kembali. Ia memikirkan hal buruk yang bisa saja menimpa ibunya.
Disaat Dipa merasa susah untuk bangun, tiba - tiba suara Randi Shakka terdengar dari dalam pikirannya.
"Sudah kubilang, kita ini membagi satu tubuh dengan dua jiwa. Pakailah sebagian SUKMA ku. Kau ingin menolong ibumu kan?" ungkap Randi.
Dipa yang mendengar itupun langsung mengucapkan mantra Penyatuan SUKMA.
___________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTAMA : SUKMA
FantasyCerita ini bermula, Dari seorang anak SMA yang di takdirkan untuk mengemban tugas melindungi bumi dari ancaman berbahaya. Dibantu dengan sahabat - sahabatnya, ia akan membasmi apa yang menghalanginya. Pertama SUKMA akan menjadi novel pembuka untuk s...