====
Di sisi lain, Tempat persembunyian Randi Shakka
====
Di kedalaman hutan yang terletak di utara tak jauh dari Gunung Rajabasa, terdapat pondok kecil tempat persembunyian Suttan Randi Shakka, ia bersembunyi demi menghindari perburuan pemberontak oleh tentara penjajah. Ia ditemani oleh penasihat, bendahara keuangan, panglima dan beberapa pengawal Kesuttanan.
***
Terdengar suara langkah kaki kuda dari kejauhan, lama - kelamaan suara itupun mendekat dan berhenti di depan para pengawal ruangan Kesuttanan. Beberapa pengawal di sekitar tersebut memeriksa seseorang yang datang seorang diri, mereka curiga kalau itu adalah mata - mata pihak musuh dan menanyakan apa tujuan ia kemari.
Seseorang itu mengaku ia bukan mata - mata, ia adalah utusan Lano Shakka, ia juga berkata jika pekerjaannya adalah pembawa pesan dan diutus untuk memberikan surat langsung kepada Randi Shakka.
"Suttan, seorang pembawa pesan datang. Ia mendapatkan surat dari pamanmu, Lano Shakka, tetapi kami tidak membiarkannya masuk karena takut itu adalah penyamarannya untuk membunuh Suttan," seorang pengawal memberitahukan hal tersebut kepada sang Suttan yang sedang duduk di singgasana nya.
"Tak apa suruh ia kemari, pamanku tau kalau aku ada dimana, jadi itu bukan musuh. Dan aku juga tidak semudah itu untuk dibunuh oleh mereka, terima kasih pengawal atas perhatiannya," ungkap Suttan tersebut kepada pengawalnya. "Apa yang pamanku inginkan, apakah dia akhirnya rindu kepada keponakannya yang imut dan baik hati ini?" semangatnya mendengar hal tersebut.
Lalu pengawal pun memperbolehkan pembawa pesan itu masuk ke dalam ruangan tersebut, di dalamnya sunyi hanya ada beberapa pria paruh baya dan pengawal. Pembawa berita itu pun menghadap ke sang Suttan dan mengungkapkan apa yang membawa ia kemari. Lalu dengan merasa takut ia pun menyerahkan surat itu kepada sang Suttan.
"Apakah kau melihat keadaannya? Apakah dia terlihat sehat? Aku selalu berdoa agar dia sehat dan kita bisa bertemu lagi," tanya nya kepada sang pembawa berita.
"Dengan penuh hormat Suttan, Paman mu Lano Shakka terlihat sangat sehat, dilihat dari tubuhnya yang sangat gemuk," jawab pembawa berita itu penuh rasa hormat.
"Ah baiklah kalau begitu, aku senang mendengarnya. Bendahara tolong beri pembawa pesan ini upah yang pantas kalau bisa beri dia bonus yang banyak."
"Baik Suttan!" Jawab bendahara yang duduk di sebelah kanan pembawa berita tersebut.
Diberi lah segepok emas dalam kantung berukuran sedang kepada si pembawa pesan tersebut. Ia sangat berterima kasih kepada sang Suttan, kemudian pamit untuk meninggalkan ruangan.
"Baiklah, aku mulai penasaran dengan isi surat dari pamanku ini."
Randi Shakka pun mulai membaca surat dari pamannya tersebut. Matanya terlihat berbinar - binar karena isi dari suratnya yang membicarakan kalau sang paman sangat merindukan keponakannya dan ingin bertemu lalu mengajak untuk mengadakan makan bersama setelah sekian lama.
Tak lama dari ia membaca surat tersebut, Randi Shakka pun langsung mengambil kertas, bulu pena dan tinta. Lalu ia pun dengan bersemangat menuliskan keinginannya dan menyetujui ajakan pamannya untuk makan bersama, setelah menulis pesan balasan ia langsung memberikan kepada pengawalnya untuk diberikan oleh pembawa pesan dan diantarkan segera kepada pamannya.
Sesepuh Sadi Alwi, seorang penasihat Suttan Randi Shakka, memberikan sebuah pendapat kepadanya kalau bisa saja itu adalah sebuah jebakan apalagi dulu Randi Shakka pernah menghukum pamannya.
Randi Shakka tidak mau mencurigai keluarganya, ia optimis kalau pamannya adalah orang baik dan sayang kepadanya, dia tau kalau saat dulu ia menghukum pamannya karena ia memang bersalah dan pamannya takkan menaruh dendam kepadanya, karena sang Suttan harus memberikan hukuman yang adil baik kepada Keluarga nya atau Rakyat kecil.
Lalu sang penasihat pun melanjutkan pembicaraan nya dan memberitahukan kepada nya kalau pamannya pernah bertemu dengan tentara penjajah.
"Kolonel Welison katamu? Dia adalah badut yang terobsesi untuk membunuhku. Pamanku takkan semudah itu dihasut oleh tentara badut itu. Menangkapku saja mereka tak bisa apalagi menghasut pamanku yang sangat bijaksana, sungguh sangat tidak masuk akal dan lucu sekali," Randi pun sambil tertawa terbahak-bahak.
"Jikalau pamanku memang benar bersekutu dengan penjajah, pertemuan ini adalah hal yang tepat untuk ku menanyakannya sendiri, pasti pamanku di ancam oleh para penjajah itu dan aku akan menolong nya, lalu aku usir para badut-badut itu ke negara asalnya. Aku tetap tidak mau berpikiran jahat untuk keluarga ku sendiri," lanjut Randi bersemangat.
Lalu Randi Shakka pun mempersiapkan apa yang akan ia bawa untuk bertemu pamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTAMA : SUKMA
FantasyCerita ini bermula, Dari seorang anak SMA yang di takdirkan untuk mengemban tugas melindungi bumi dari ancaman berbahaya. Dibantu dengan sahabat - sahabatnya, ia akan membasmi apa yang menghalanginya. Pertama SUKMA akan menjadi novel pembuka untuk s...