"Makhluk apa itu?"
"Lagi ada kejadian begini kok ada badut?"
"Wah keren nih, gw videoin ah biar viral!"
"Ehh, fotoin aku dong, badutnya diliatin juga ya!"Itulah ragam ekspresi orang - orang setelah melihat makhluk tersebut secara langsung. Bukannya pergi dan melarikan diri, mereka malah semakin mendekatinya. Seperti tak ada rasa takut lagi di dalam diri mereka.
Disaat para polisi itu mempertaruhkan nyawa nya demi keselamatan warga sipil, tetapi yang di prioritaskan seperti tak acuh bahkan banyak yang membenci mereka.
Para polisi itu tak gentar meski mereka melihat salah satu temannya mendapatkan luka yang sangat serius, mereka melakukan tembakan pertahanan sambil membawa rekannya kembali untuk diselamatkan.
Makhluk tersebut yang sedari tadi ditembaki hanya berdiam sambil perlahan keluar dari ruangan itu.
Dipa yang melihat itupun langsung berlari, ia sadar kalau sekarang makhluk itu mengincar warga sipil yang sedang berkerumun.
"PERGI! LARI! LARIIIII!" Teriak Dipa frustasi karena para warga tak ada yang menghiraukannya.
Makhluk itu mendengar Dipa berteriak langsung menerjang ke depan, terjangannya sangat cepat lebih cepat dari saat melawan Dipa. Ternyata sekarang ia menggunakan sayapnya yang sedari tadi tidak ia pakai.
Para warga yang berdesak - desakan itupun panik melihat makhluk itu terbang ke arah mereka. Belum sempat membalikan badan, nasib sial menimpa mereka.
"KHRAAAAAAAAAAAAAAHK" sebuah teriakan menjerit dari makhluk tersebut membuat lumpuh semua orang yang mendengarnya.
Tak segan - segan lagi, makhluk itupun langsung menghajar semua warga yang ada disitu, itu benar - benar sebuah pembantaian. Seperti manusia yang menginjak - injak rumah semut di tanah.
Sebentar saja, setengah dari kerumunan warga itu sudah termutilasi secara brutal. Makhluk itu ada beberapa kali terlihat memakan organ manusia yang ada di hadapannya.
Setelah memakan itu, perawakan makhluk itu pun terlihat semakin membesar. Sayapnya semakin lebar, lengan - lengannya berotot tebal, bulu di tubuhnya semakin menebal, tangan kiri yang tadi ditebas oleh Dipa pun kembali seperti sedia kala.
Dipa yang melihat kejadian itu untuk kesekian kalinya pun, hanya bisa merasakan amarah.
"Haaaaa.. Haaaa... HENTIKAAAAAAAAAAAN!!" teriak Dipa putus asa melihat kejadian itu.
Mendengar teriakan Dipa, makhluk tersebut langsung menatapnya dan hal yang tak terduga terjadi.
"Kenapa manusia? Ayo lawan aku kalau kau bisa? Kau lemah, tetapi energi mu sangatlah menggoda, akan kujadikan kau makanan penutup nanti!" ujar makhluk tersebut.
Dipa dan Pangeran Randi Shakka terkejut, mendengar makhluk yang tadinya tidak mempunyai kecerdasan malah bisa berbicara.
"Dipa, hati - hati! Ia lebih kuat dari yang kamu lawan tadi!" ucapnya memberi peringatan kepada Dipa.
"Baik! Akan kubantai dia, tolong berikan kekuatanmu lagi kepadaku!" perintah Dipa meminta.
Dipa langsung meluncur cepat, dan menebas makhluk itu. Tetapi dengan mudahnya serangan Dipa dihentikan dengan satu tangan saja.
"Dipa awas!" spontan Randi Shakka.
Sebuah serangan meluncur dengan amat sangat cepat sehingga Dipa tidak sempat menghindar.
"Buaak!"
"DAAARRR!" bunyi sebuah tembok tertabrak oleh Dipa yang terhempas."Hooeek!!" Dipa mengeluarkan darah dari mulutnya.
Pangeran Randi Shakka khawatir akan kondisi Dipa. Ia baru saja sembuh dari pingsan nya selama seminggu, tubuhnya belumlah normal kembali. Entah apa yang terjadi kalau dia melepaskan SUKMA nya nanti, mungkin dia akan merasakan sakit yang amat luar biasa efek dari pertarungan ini.
Belum juga Dipa bangkit, Makhluk itu menyerang Dipa dengan cepat. Ia menangkap Dipa dengan Kedua tangannya, lalu membawanya terbang.
Dipa memberontak dengan memukul bagian tubuh makhluk itu dengan kakinya, tetapi tidak berefek apapun kepadanya.
Sudah tinggi makhluk itu terbang membawa Dipa, tiba - tiba saja ia melepaskan genggaman tangannya yang mengakibatkan Dipa akan terjun bebas dari ketinggian.
Randi Shakka pun mencari cara untuk mendarat agar tidak membuat Dipa terluka lebih parah.
Akhirnya ia menyuruh Dipa untuk memfokuskan dengan energi SUKMA yang ada di kakinya untuk menjadi pendorong disaat ia akan menyentuh daratan.
"Dipa, cepat lakukan yang aku katakan, konsentrasi lah, kalau tidak kita berdua akan celaka!" perintahnya kepada Dipa.
"Ini sedang kuusahakan!" ucap Dipa yang sedang berusaha.
Dipa pun berkonsterasi tinggi mengumpulkan SUKMA di ujung telapak kaki nya, sampai saat jaraknya dari daratan hanya 1 meter, Dipa langsung menghempaskan Energi SUKMA itu.
Ia pun terhempas kembali dan saat terjatuh tidak terlalu mendapatkan luka fatal.
"Dipa kau tidak apa - apa?" tanya nya panik.
"Ya, tidak apa - apa."
Makhluk itupun langsung mendarat dan melihat dengan kesal karena tidak berhasil membunuh Dipa.
Dipa pun bersiap lagi untuk melawan makhluk tersebut.
Bentrokan maut tak terhindar, Dipa menyerang tetapi ditahan lagi oleh tangan makhluk tersebut. Makhluk itu menyerang sebelah kiri Dipa, tetapi ia berhasil menghindar berkat instruksi dari Randi Shakka.
Pertarungan pun berlanjut seimbang, terapi kalu dilihat lebih teliti, Dipa seperti terpojok dan semakin mundur kebelakang. Makhluk itu terus menyerang Dipa, karena ia tau kalau Dipa sudah terpojok.
Walaupun terpojok, Dipa tetap tidak gentar ia malah terlihat bersemangat dengan yang terjadi olehnya saat ini. Dipa terus menghindari serangan mematikan dari makhluk tersebut, tiba - tiba saja makhluk itu menyerang Dipa dengan kekuatan penuh.
"DUAAARRR!!" suara lantai berlapis paving hancur terkena serangan makhluk tersebut.
Asap mengepul lebat akibat serangan itu, ia pun tersenyum lebar karena merasa sudah mengenai telak Dipa.
"GKRRRHAHAHAHAHAHA!!" suara tertawa makhluk itu terdengar seram.
Tiba - tiba saja dari belakang muncul Dipa bersiap dengan Laduknya untuk menebas makhluk itu.
"ZRAAASSHHHH!!" suara darah mengalir deras dari sayap makhluk itu yang tertebas oleh Laduk Dipa.
"KHAAAA SIAL SAYAPKU!!" teriak nya marah sambil menatap sayapnya yang tergeletak.
"Untung saja aku sempat menghindar, kalau tidak aku sudah terbelah menjadi dua bagian oleh bocah itu, sialan aku meremehkannya dan malah membuang pertahanan ku." ungkap makhluk itu di dalam hatinya.
Ia melihat kearah tumpukan mayat yang ia perbuat tadi, sepertinya ia mencari sesuatu untuk mengembalikan sayapnya yang tertebas.
"DIPAA!!" suara pria memanggil terdengar dari arah belakang Dipa.
Dipa pun reflek menoleh kebelakang karena suara itu terdengar familiar. Benar saja, setelah melihat ternyata itu adalah suara ayahnya yang memanggil.
"Makhluk apa itu nak!?" ucap panik ayahnya.
"Nak ayo kemari, cepat berlari kearah ayah!" teriak ayahnya mencoba menyelamatkan Dipa.Makhluk itupun menyeringai seram dan memikirkan akal jahat setelah melihat mereka berdua, ia melihat Dipa tak bisa fokus karena perintah ayahnya.
Disaat Dipa menoleh lagi kearah makhluk tersebut, Naas serangan dari kuku makhluk itu yang tajam menembus perut Dipa.
Ayahnya yang melihat itupun berlari untuk menyelamatkan Dipa, tetapi belum sampai mendekat nasibnya sangat sial, kepalanya terhempas melayang terpisah dari tubuhnya terkena serangan dari makhluk tersebut.
Dipa yang melihat itu sangat marah dan tiba - tiba saja, keluar energi hitam dari tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTAMA : SUKMA
Viễn tưởngCerita ini bermula, Dari seorang anak SMA yang di takdirkan untuk mengemban tugas melindungi bumi dari ancaman berbahaya. Dibantu dengan sahabat - sahabatnya, ia akan membasmi apa yang menghalanginya. Pertama SUKMA akan menjadi novel pembuka untuk s...