Insiden Rumah Sakit(2)

2 0 0
                                    

Bau tak sedap dari darah yang mulai mengental dan mengeras, membuat ruangan itu seperti tempat penjagalan hewan, tetapi mereka semua adalah manusia.

"Uhuk! Hoek!" darah keluar dari mulut Dipa karena serangan telak makhluk itu.

"Untunglah aku masih sempat memberikan SUKMA di bagian badanmu. Kalau tidak, mungkin kita sudah tidak hidup lagi," ucap Randi lega karena berhasil menyelamatkan Dipa.

"Haahh! Hahh!Kau kan memang sudah mati?" jawab Dipa sedikit mengejek.

Randi Shakka yang mendengar itu pun merasa dongkol, tetapi perkataannya memang benar.

"Tapi, terimakasih sudah menyelamatkan ku! Ayo kita hajar makhluk jelek ini sampai tak ada sisa sedikit pun" ungkap Dipa menghormati Randi sekaligus membenci makhluk itu.

Randi Shakka tersenyum kecil, ia berpikir mungkin sedikit berhasil membujuknya untuk lebih memberanikan diri.

Makhluk itu pun mencoba untuk menyerang lagi dengan berlari seperti serigala dan menerkam mangsanya.

"Dia datang, Dipa! bersiaplah! Aku akan sedikit memandu mu!" ucap Randi Shakka.

"Maju kau makhluk jelek~!" teriak Dipa memprovokasinya.

Makhluk itu pun menebas - nebas dengan cakarnya yang kuat, sesekali ia menggunakan gigi di mulutnya yang mengerikan.

Serangannya sangatlah cepat, Randi Shakka yang mempunyai pengalaman bertarung pun melihat dengan jelas serangan tersebut susah untuk dihindari oleh manusia biasa. Masuk akal bila manusia yang terjebak disini tidak ada yang selamat.

Tetapi, Randi Shakka terkejut dengan refleks Dipa yang seperti sudah bertarung ratusan tahun. Makhluk itu memang cepat, tetapi Dipa lebih cepat.

Entah, mungkin efek Penyatuan SUKMA. Randi Shakka pun tak terlalu mengerti dengan efek dari hal tersebut dapat memberikan apa saja ke inangnya.

"Duakk!" tendangan cepat oleh Dipa di kepala makhluk tersebut.

"Buaakk!!" tubuh Dipa terhempas oleh satu pukulan makhluk itu.

Saat Dipa menyerang makhluk itu, ia tidak segera cepat menghindar. Mungkin karena terlalu percaya diri kalau sekarang dirinya kuat ia sampai gegabah.

Tetapi sekarang luka yang diterima Dipa tidak terlalu parah seperti yang pertama tadi.

Sekarang, Dipa yang maju untuk menyerang makhluk tersebut.

"Dipa, jangan terlalu gegabah, maaf tadi aku tidak memperingatkan kau akan serangan yang datang!" ucap Randi meminta maaf.

"Tak apa, sekarang jangan lakukan hal yang sama berulang kali!" ucap Dipa dalam hatinya.

"Huh, baru begitu saja sudah belaga kamu!" seringai Randi Shakka kepada Dipa.

Dipa pun berkali - kali melancarkan tendangan kearah makhluk tersebut, tetapi rasanya serangan yang ia berikan tidak memberikan efek yang sangat besar.

Makhluk itu pun menggunakan cakarnya lagi untuk menyerang Dipa, Dipa hanya menghindari nya, kalau sampai terkena sekali saja bakal repot.

Dalam hati Dipa, ia berpikir cara bagaimana mengalahkannya. Ternyata itu membuat Randi Shakka semakin kagum, dalam keadaan begini Dipa masih bisa berkonsentrasi bahkan dalam waktu singkat sifat gegabah dan penakutnya sedikit demi sedikit hilang.

Randi Shakka yang bersemangat pun, memberitahukan sesuatu kepadanya.

"Dipa! Lakukan lah yang akan aku katakan!" perintah Randi Shakka kepada Dipa.

Dipa yang tak tau apa yang akan terjadi pun hanya mengiyakannya.

Lalu Dipa pun melakukan gerakan yang Pangeran Randi Shakka perintahkan.

Tangan kanan dibuat menggenggam seperti memegang sebuah senjata, lalu tangan sebelah kirinya diletakkan bersampingan. Sesudah itu gerakkan tangan kiri yang tak menggenggam itu kearah kiri perlahan.
Rasakan sebuah senjata yang sangat kuat dan hebat untuk mengalahkan makhluk tersebut.

"ZRIIIIIIIINNNKKK!!" Sebuah suara terdengar dari arah genggaman tangan Dipa.

Muncullah sesosok besi yang terlihat kuat dan mengagumkan. Dipa yang melihat itu masih seperti kebingungan darimana munculnya senjata itu.

Dari bentuknya, Dipa sudah mengetahui nya, karena ia selalu membaca cerita kepahlawan Suttan Randi Shakka di buku sejarah.

Itu adalah senjata andalan Pangeran Randi Shakka, sebuah Laduk tajam yang bisa menebas apapun, Laduk Taring Harimau Putih.

Dipa memandangi nya dengan penuh bangga karena bisa memegang langsung senjata berharga itu. Pangeran Randi Shakka yang melihat itu pun merasa kalah terkenal dengan Laduknya sendiri. Karena memang Laduk yang dipakai Pangeran Randi Shakka bukan sembarangan, Laduk itu sudah ada jauh sebelum Gunung di utara meletus yang menyebabkan manusia hampir punah.


Lalu Dipa pun membuat kuda - kuda siap siaga yang sering ia baca dari kisah kepahlawanan Suttan Randi Shakka.

Dengan sigap, Dipa langsung maju tak gentar melayangkan tebasan kuat kearah lengan kiri makhluk tersebut.

"ZRAAASSSSSHHH" darah mengguyur dari luka tebasan di tangan kiri makhluk tersebut.
"Plek!" bunyi tangan kiri makhluk itu terjatuh ke lantai.

"KKHHRAAAAAAAAAAAAHHH!!" Teriak makhluk itu kesakitan.

==============================
Disisi lain, Di waktu bersamaan
==============================

Terdengar suara raungan sirine polisi mendekat, terlihat 2 unit mobil polisi masuk ke arah rumah sakit.

Masing - masing mobil membawa 3 petugas kepolisian bersenjata, mereka pun tak pakai lama langsung menuju TKP setelah mendengar penjelasan dari seseorang petugas rumah sakit itu karena ada nya pembunuhan yang sedang terjadi.

Disaat mereka akan membuat rencana pengepungan, tiba - tiba saja terdengar raungan besar menakutkan semua orang yang ada disitu. Para petugas kepolisian tersebut semuanya langsung bergegas kearah sumber suara.

Entah kenapa, para pasien, petugas rumah sakit, dan pengunjung mengikuti polisi ke arah TKP. Mungkin mereka penasaran dengan apa yang terjadi, mereka juga menganggap sudah aman karena sudah ada para petugas kepolisian yang menangani.

Sesampai nya para polisi itu, mereka terkejut dengan pemandangan yang mereka lihat. Itu bukan lagi seperti sebuah TKP pembunuhan, tetapi pembantaian tak manusiawi.

Mereka perlahan menuju ruangan administrasi itu. Disaat akan memasuki ruangan tersebut, mereka dikagetkan oleh sesosok makhluk yang sedari tadi dilawan oleh Dipa.

Para polisi itu pun langsung menodongkan senjata api yang mereka pegang tadi kearah makhluk mengerikan itu.

"Berhenti, kami dari kepolisian memberikan peringatan kepada anda untuk mengangkat tangan anda sekarang juga!" ucap salah satu polisi tersebut memberikan peringatan.

Mendengar sesuatu dari arah lain, makhluk itu pun langsung merespon. Ia malah terprovokasi dan akan menyerang para petugas tersebut, Dipa yang melihat hal tersebut pun berteriak untuk segera lari dari situ.

Melihat Dipa, seorang anak remaja yang berada di TKP membuat para polisi memprioritaskan keselamatan warga sipil, para polisi itupun terus melakukan perlawanan dengan mengancam akan menembakan timah panas kearah kaki nya.

Makhluk itu dilihat secara langsung pun terlihat seperti bukan makhluk pada umumnya, dan ia pun seperti tak mempunyai kecerdasan karena serangannya membabi buta, karena itu lah ia mengacuhkan peringatan para petugas kepolisian tersebut.

Para petugas polisi terus mengancam, dan hingga pada batasnya mereka pun mulai menembaki bagian yang tidak menjadi bagian vital.

Makhluk itupun berteriak kesakitan, dan berlari menyerang.

"Dorrr Dorrr Dorrr!" bunyi tembakan dari para polisi itu.

"KRHAAASSHHH!!" suara cakar makhluk itu menebas kedua tangan salah satu polisi tersebut.

PERTAMA : SUKMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang