TAKDIR

4 0 0
                                    

Terkujur dua tubuh anak laki - laki di atas sebuah kasur berbahan kayu, tubuh keduanya terasa dingin dan pucat ditambah lagi pencahayaan disitu hanya sebuah lilin kecil yang cahaya nya seperti akan meredup.

Berdiri sesosok makhluk yang pakaiannya serba putih, ia seperti sedang melakukan ritual pembacaan mantra. Ia terus berkomat - kamit terlihat dari mulutnya yang tiada henti. Setelah beberapa saat ia pun berhenti, menengok kearah tubuh anak - anak tersebut lalu matanya pun terbuka lebar seperti bola.

"Ada apa dengan bocah ini? Kenapa SUKMA nya tak mau lepas dari tubuhnya?" ucap dalam hati sesosok makhluk seram itu.

Makhluk itu sedikit curiga dengan anak yang satu ini, ia menyiapkan senjata tajam berupa pisau yang sangat tajam, ia pun siap menikam tubuhnya, dirinya tak punya pilihan lain selain membunuh anak itu untuk mengetahui penyebab SUKMA nya ini tak mau lepas.

Tiba - tiba, sesaat pisau tajam itu siap menghunus tubuh anak itu, tangannya bergerak dengan sangat cepat dan menahan serangan dari makhluk tersebut dengan tangannya menggenggam lengan makhluk itu. Makhluk itu sangat terkejut, padahal dirinya sudah memakai mantra yang bisa melumpuhkan tubuh manusia. Ia mencoba untuk mundur tapi genggaman dari anak itu sangat kuat sampai tak bisa ia lepaskan. Tangan kiri nya pun mengambil pisau yang ada di tangan kanannya, tak pakai lama ia pun mencoba menyerang nya lagi.

"Buuk!"

"Aaakkhh..." suara makhluk tersebut kesakitan.

Ternyata anak itu melayangkan serangan telak tepat di wajah makhluk tersebut. Makhluk itu pun langsung berjalan sempoyongan ke belakang karena tinju itu, ia menyeka darah yang keluar hidungnya. Lalu ia pun menatap marah dan kesal oleh perbuatan anak itu yang sedang berdiri sambil menutup mata nya. Makhluk tersebut masih saja merasa aneh kenapa anak tersebut bisa tersadar. Setelah ia fokus menatap anak tersebut, ia melihat tubuh anak itu seperti ada aura yang aneh menyelimuti nya.

"Tidak mungkin!" makhluk itu terlihat sangat terkejut, entah apa yang membuatnya begitu.

"Seharusnya seorang pengendali SUKMA harus memiliki takdir yang terikat, dan biasanya mereka adalah keturunan secara langsung atau memiliki darah seorang pengendali SUKMA," jelasnya didalam hati.

Ia terus berfikir sedari tadi saat ia memeriksa tubuh anak itu memang seperti ada yang aneh, tetapi ia abaikan karena pengendali SUKMA sudah menghilang hampir seratus tahun yang lalu, jadi ia abaikan karena memang tidak mungkin.

Tak punya pilihan lain, makhluk tersebut langsung menyerang anak itu dengan serangan langsung dari depan dan menebas - nebas dengan sebilah pisau miliknya.

"klaaang!" bunyi besi saling bertabrakan.

Ternyata anak itu mengeluarkan sebuah Laduk entah darimana asalnya, dan senjatanya pun mempunyai aura SUKMA di sekitarnya. Kemudian tubuh anak itu di selimuti cahaya putih terang, dan perlahan berubah bentuk menjadi orang lain.

Lalu ia pun membuka kedua matanya, matanya terlihat memancarkan intimidasi, sejenak membuat makhluk itu ketakutan karena melihat nya. Kemudian ia pun tersenyum sumringah kepada makhluk tersebut, itu membuatnya sangat marah karena merasa diremehkan.

Makhluk itu pun kembali menyerang secara bertubi - tubi, tetapi dengan mudahnya ditepis oleh anak itu yang sekarang perawakannya berubah seperti pria dewasa.

Pertarungan mereka berdua cukup intens, tetapi kalau dilihat lebih jelas lagi pria itulah yang mendominasi pertarungan walaupun ia hanya menahan serangan dari makhluk itu.

"Berhenti menahan seranganku dasar sialan!" teriak makhluk itu frustasi.

"Klaang! Klang!"
"Wuuup! Stiiinngg!" bunyi adu senjata mereka berdua menggema di ruangan tersebut.

Lelah hanya menahan serangan sedari tadi, akhirnya Dipa menyerang balik dengan gerakan yang sangat cepat. Bagaikan Harimau yang sedang memburu mangsa nya, ia menggunakan seluruh tubuhnya untuk menjatuhkan lawan.

Sebetulnya makhluk itu sudah kewalahan dengan serangannya. Tetapi ia secara tidak sadar sudah dipermainkan olehnya, karena ia seperti memainkan tempo pertarungan.

Makhluk itu sangat ingin menyerah tetapi ia seperti tidak mengizinkannya untuk rehat sejenak, ia pun tidak bisa mundur karena terus - terusan di serang dengan serangan yang sangat mengerikan.

"Begini saja kekuatanmu?" tanya Dipa kepada makhluk tersebut.

Karena pertanyaannya, makhluk itu pun sangat marah besar. Seketika tubuhnya mulai membesar, bulu ditubuh bertumbuh lebat, wajahnya juga ikut berubah seperti hewan, lalu di belakang tubuhnya keluar sepasang sayap yang lebar mirip dengan sayap kelelawar.

"Jadi ini sosok asli mu? Kalong menjijikan!" tatap jijik ke arah makhluk yang sekarang menyerupai kelelawar itu.

Makhluk itu pun semakin menjadi - jadi kemarahannya, ia pun mulai menyerangnya dengan bantuan sayapnya yang membuatnya terbang. Makhluk itu cepat sekali saat menukik, Dipa hanya bisa menghindari serangan itu sambil mencari celah.

"Bagaimana sekarang manusia? Baru begitu saja sudah kewalahan, dasar lemah!" provokasi makhluk itu kepada Dipa.

Walaupun di dalam hatinya, makhluk itu sangat ketakutan akan kekuatan sebenarnya dari manusia yang ia lawan sekarang.

Lalu Dipa terdiam sejenak, ia menutup matanya lagi dan mengangkat Laduknya tersebut setara dengan dada nya. Makhluk itu kebingungan dengan apa yang diperbuat olehnya. Melihat ada nya celah untuk menyerang, makhluk itu langsung tanpa pertimbangan lagi dengan cepat menyerang dengan kuku - kuku nya yang sangat tajam.

Sekitar 50cm sebelum kuku nya menembus tubuh Dipa, secara tiba - tiba ia membuka matanya dan langsung menghindar dari serangannya. Lalu dengan mudah menyerang balik.

"zzraaasshh!" suara tebasan Laduk itu yang menebas tubuh makhluk tersebut menjadi dua bagian.

PERTAMA : SUKMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang