Tak Percaya

0 0 0
                                    

"Didi, bangun! Kamu kenapa tidur disini?" tanya Ziani kepada Dipa yang sedang tertidur.

Dipa pun langsung terbangun dan menatap kaget Ziani yang ada di hadapannya sekarang.

Tiba - tiba saja dari mata Dipa berlinang air mata melewati pipi nya dan langsung memeluk Ziani dengan erat, tentu saja itu membuat Ziani terkejut.

"Hei, kamu kenapa Didi?" ucapnya yang bertanya - tanya.

Dipa tetap tak menjawab pertanyaan Ziani, ia terus menangis sampai tersedu - sedu sambil memeluk erat Ziani.

Cukup lama Dipa menangis di pelukan Ziani. Lalu tak lama kemudian ia berhenti.
"Aku tidak akan pernah melepaskanmu, aku mencintaimu Zi, aku akan selalu menjagamu, aku berjanji!" ucap Dipa sambil melepas pelukan dan berbicara menatap wajah Ziani.

Ziani pun tersenyum manis sambil menatap kembali mata Dipa, dan ia pun juga menitihkan air mata kecil.

Tetapi setelah itu, Ziani hanya dia membungkuk menutupi wajahnya dengan rambutnya yang panjang.

Dipa merasa aneh dengan sikap Ziani, lalu ia pun mencoba menyentuh lengan Ziani untuk membuatnya tegap kembali. Tetapi saat ia baru saja menyentuh, Ziani kembali tegap dan langsung menunjukkan wajahnya yang pucat dan kedua bola matanya terlihat seperti ular.

"BOHOOONG!" tiba - tiba saja kata itu keluar dari mulut Ziani.

Dipa pun terkejut melihat itu, dah ia pun terbangun dan samar - samar melihat beberapa orang sedang menatapnya.

"Seperti ia mengalami mimpi buruk, kejadian itu pasti membuat dirinya terguncang dan trauma!" ucap salah satu orang yang berada disitu.

"Saya tak peduli, ia tidak bisa di percaya, dia telah membunuh anak ku!" ucap seseorang yang bernada emosi.

"Buugghh!!" sebuah tinju melayang kearah pipi Dipa.

Hal itu membuat Dipa terpelanting dan jatuh ke lantai.

Semua orang yang berada disitu langsung menghentikan dan mengeluarkan orang itu secara paksa, beberapa orang menolong Dipa yang tak melawan dan hanya memasang tatapan kosong seolah - olah hal tadi itu tidak menyakitkan lagi baginya.

"Dipa, kamu baik - baik saja?" tanya seseorang yang menolongnya.

Dipa malahan mengeluarkan air mata sambil menyebutkan nama Ziani. Hal itu membuat hening dan suram ruangan tersebut.

=================
2 hari telah berlalu
=================

Matahari semakin berdiri tegak diatas kepala, mengibaratkan sudah siang hari dan semakin panas. Semua orang sudah pergi, jasad Ziani pun sudah di bawa pergi oleh keluarganya memakai helikopter. Hanya tinggal keluarga Setyo, Dipa dan ada seseorang dengan kuda nya yang tidak mereka kenal disitu.

Suram, itulah yang dirasakan semua orang saat itu.

Tiba-tiba saja orang itu mendekati Dipa dan duduk di sebelahnya.
"Boleh duduk disini sebentar?" tanya orang itu kepada Dipa.
"......." Dipa hanya terdiam dan tidak menjawab.
"Kejam sekali, padahal aku hanya butuh teman mengobrol, heeeh seperti orang tolol aku mengobrol 2 hari ini dengan kuda ku saja!" ungkap orang itu menceritakannya kepada Dipa.

Orang itu terus saja berbicara tanpa memperhatikan Dipa, tertawa, terheran-heran sampai seperti orang bersedih.
Dipa kemudian melirik orang itu dengan wajah seriusnya, ia merasa orang ini sudah kehilangan akalnya seperti orang gila.

Lalu Dipa pun beranjak pergi dari orang itu, tetapi sesaat ia berjalan menjauh, tiba-tiba orang itu menyebutkan soal kejanggalan yang terjadi terhadap Ziani.

PERTAMA : SUKMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang