"Raquel?"
Perempuan bernama Raquel itu tersenyum lebar setelah ia yakin bahwa pria yang disapanya barusan adalah benar Alfariel. Tidak sia-sia ia mampir ke cafetaria sejenak untuk beristirahat setelah seharian penuh berkeliling Jakarta.
"Aku boleh duduk kan, Al?" Raquel menarik sebuah bangku, lalu mendudukinya. Bahkan sebelum ia mendapat persetujuan langsung dari Alfariel maupun Ayesha.
Alfariel melemparkan pandangannya ke arah Ayesha. Gadis itu tampak tidak perduli, meskipun pada awalnya ia sempat heran dengan kedatangan Raquel secara tiba-tiba. Apalagi saat ia mendengar Raquel mengatakan kalimat 'aku' saat berbicara dengan Alfariel. Namun itu tidak berlangsung lama setelah Ayesha sadar bahwa itu bukan urusannya. Lagi pula Raquel datang untuk menghampiri Alfariel, bukan untuk menghampirinya.
"Kamu apa kabar?" Raquel menjulurkan tangannya ke arah Alfariel, berharap pria itu membalasnya.
"Baik." Alfariel menjawab singkat, tanpa berniat membalas jabatan tangan Raquel.
Alfariel yang tadinya sangat antusias saat menggoda Ayesha, kini menjadi sangat dingin setelah kehadiran Raquel. Selera makannya pun mendadak hilang.
"Setahun lebih kita nggak ketemu, dan itu ngebuat aku kangen sama kamu, Al." Raquel tersenyum melihat Alfariel yang kini semakin tampan. "Aku baru balik ke Jakarta semalam. Dan besok aku berencana ke Bogor untuk ketemu sama kamu, eh ternyata kamu di sini." Raquel mulai bercerita.
"Gue malah nggak berharap lo balik." Alfariel menjawab singkat, sangat malas rasanya berbicara dengan Raquel.
"Tante Elsa apa kabar?" tanya Raquel lagi, seakan ucapan Alfariel barusan tidak ia dengarkan.
"Baik."
"Kapan-kapan kalau sempat aku ke Bogor ya, buat ketemu keluarga kamu?" Raquel mendesis pelan, menunggu anggukan dari Alfariel.
"Nggak usah, nggak ada yang mau lo ke sana." Alfariel lagi dan lagi menjawab ketus.
"Oh iya, sejak kapan kamu pindah ke Jakarta? Trus kamu tinggal dimana di Jakarta?" tanya Raquel lagi. Wanita ini memang tidak ada bosannya, padahal terlihat jelas bahwa Alfariel sangat merasa tidak nyaman dengan kehadirannya.
Adanya Alfariel di Jakarta juga cukup mengagetkan untuk Raquel, karena yang ia tau Alfariel tinggal di Bogor bersama keluarganya dan bersekolah di sana.
"Bukan urusan lo." lagi, Alfariel masih mencoba menahan emosinya yang perlahan memuncak.
Raquel diam sejenak, lalu menoleh ke arah Ayesha yang sedari tadi diam. Gadis itu tampak fokus pada makanannya. Obrolan Alfariel dengan Raquel memang ia dengarkan, namun ia tidak peduli sama sekali.
"Lo siapanya Alfa?" tanya Raquel kepada Ayesha.
Ayesha menoleh, "Temen."
"Kenalin." Raquel menjulurkan tangannya ke arah Ayesha yang langsung disambut oleh Ayesha, "Gue Raquel, pacarnya Alfa."
Jawaban Raquel membuat Ayesha kaget, sebenarnya. Namun tidak berlangsung lama karena Alfariel langsung membantah.
"Cuma mantan." Alfariel menyangkal cepat ucapan Raquel, tidak mau Ayesha sampai salah paham. Padahal Ayesha sama sekali tidak peduli. "Nggak usah pura-pura amnesia lo."
"Gimana kalau kita balikan?" Raquel menatap Alfariel dalam, membuat pria itu menatapnya rendah, terlihat dari cari Alfariel menatap Raquel. Keningnya berkerut menciptakan lipatan-lipatan tipis.
"Sakit lo?" Alfariel menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, tidak habis pikir saat Raquel dengan mudah mengajaknya untuk balikan. "Sha, kita pulang sekarang ya? Udah nggak selera soalnya." Alfariel langsung beranjak pergi meninggalkan Raquel.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Random|| Rumit- Ayesha, gadis sederhana yang hidupnya bagaikan labirin rumit yang dirancang oleh takdir. Sejak kecil, ia berjuang sendirian, melawan kerasnya kehidupan tanpa uluran tangan. Setiap langkahnya dipenuhi rintangan, seolah semesta ingin menguji...