09

64 135 119
                                    

"Raquel?"

Alfariel mendesis tidak percaya. Seorang Raquel yang berstatus sebagai mantannya itu tiba-tiba saja berada di kantin sekolahnya. Dan yang lebih membuatnya kaget lagi adalah, Raquel mengenakan seragam sekolah yang sama sepertinya. Itu artinya, Raquel juga sudah memiliki nama sebagai anak Holten juga.

"Lo-"

"Iya, aku sekarang sekolah di sini." Raquel menarik sebuah kursi, lalu duduk. "Baru pindah tadi. Papa yang urus semuanya, jadi aku bisa langsung masuk. Aku di kelas dua belas IPA 3B."

Tidak berbeda jauh dengan Alfariel saat pindah sekolah beberapa waktu lalu. Raquel juga bisa mengurus masuk ke sekolah baru dengan singkat. Memang uang bisa mengendalikan apapun, termasuk manusia.

"Lo cewek yang kemarin di cafe, kan?" Raquel menoleh ke arah Ayesha.

Ayesha mengangguk saja tanpa berniat menjawab. Ia lebih memilih melanjutkan makannya tanpa memperdulikan kehadiran Raquel. Walaupun tadinya ia sempat dibuat kaget juga dengan kehadiran wanita itu. Bisa-bisanya langsung pindah sekolah setelah tau Alfariel adalah siswa di SMA Holten.

"Kamu deket banget ya, sama dia?" Raquel menoleh ke arah Alfariel sembari menunjuk Ayesha yang masih fokus makan. "Kalian sahabatan?"

"Dia calon pacar gue." Alfariel menjawab singkat dengan wajah yang datar. Ternyata Alfariel sangat menjiwai dalam hal apapun. Bersikap dingin ataupun humoris, keduanya cocok saat ia perankan. Wajahnya sangat mendukung.

Sebenarnya Alfariel memang memiliki sikap yang dingin kepada perempuan yang tidak disukainya. Ia kerap mengabaikan mereka karena ia tidak tertarik. Hanya kepada Ayesha ia bisa bersikap manis, seolah-olah sifat dinginnya terlupakan begitu saja.

Sebuah fakta juga, bahwa Alfariel adalah sosok yang tempramen, kasar, dan suka berkelahi. Apa lagi saat ia masih bersekolah di Bogor. Namun, bertemu dengan Ayesha membuat sifat tempramennya perlahan mulai hilang, itu semua karena Ayesha mempunyai trauma terhadap ayah tirinya yang kasar dan selalu mencoba untuk mengambil tubuhnya. Jadi, Alfariel akan mengurung sifat buruknya itu agar Ayesha tidak takut padanya, atau bahkan membencinya.

"Calon pacar?" Raquel menatap Alfariel tak percaya. Lalu melemparkan pandangannya ke arah Ayesha. "Lo ngerebut Alfa dari gue?"

Ayesha menoleh karena kaget mendengar ucapan Raquel. 'Merebut' adalah kata yang sangat buruk terdengar di telinganya. Lantas Ayesha tersenyum miring, "Masih banyak cowok waras di luar sana yang bisa gue pacarin. Nggak harus tuh cowok." Ayesha menjawab datar, menolak mentah-mentah ucapan Raquel.

Dikatakan sebagai calon pacar Alfariel saja Ayesha tidak terima, apalagi jika dituduh sebagai perebut, jelas saja lebih tidak terima.

Raquel menoleh lagi ke arah Alfariel. Siapa yang harus ia percaya? Keduanya berpendapat berbeda. Pernyataan yang ia dapatkan dari keduabelah pihak tidak sesuai.

"Tapi gue pasti bakal dapetin Yesha, gue cuma suka sama dia." Alfariel menegaskan. "Jadi lo nggak usah ganggu gue lagi."

Raquel kembali melemparkan pandangannya kepada Ayesha, "Ini bukan Alfa yang gue kenal." Raquel menatap Ayesha tajam. "Lo apain Alfa sampai bisa suka sama lo? Lo jambi-jambi ya?"

Ayesha menautkan kedua alisnya setelah mendengar perkataan Raquel, "Lo sama sakitnya kayak tuh cowok. Gue sama sekali nggak berharap bisa pacaran sama Alfa, gue juga bukan siapa-siapanya dia. Kalau lo mau, ambil aja, lo bungkus, silahkan lo bawa pulang." Ayesha beranjak bangkit dari duduknya dengan memukul meja menggunakan kedua tangannya karena kesal. Kehadiran Raquel berhasil merusak suasana hatinya.

"Belagu banget sih?" Raquel menatap kepergian Ayesha dengan muka masam. Lirikannya dalam dan sangat sinis.

"Sha, mau kemana?!" Alfariel berteriak keras. Mencoba memanggil Ayesha namun gadis itu tidak memperdulikannya.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang