Alfariel melangkah mendekat ke arah tempat Ayesha dan Mondy duduk. Mood Alfariel yang tadinya bagus karena akan berjumpa dengan Ayesha, kini jadi berantakan setelah melihat Mondy yang ternyata ada di sana. Alfariel semakin yakin bahwa ada sesuatu di antara keduanya. Dari yang ia lihat, Ayesha seperti sudah sangat mengenal Mondy.
"Lo ngapain ke sini?" tanya Ayesha dengan kedua alisnya yang tertaut.
"Kenapa gue nggak boleh ke sini?" Alfariel balas telak, membuat Ayesha diam untuk beberapa saat. "Ini kan, juga cafe gue."
"Tapi hari ini jadwal gue yang jagain cafe, buka lo. Jadi lo nggak perlu dateng ke sini."
"Gue bebas datang kapan aja yang gue mau, Sha. Nggak ada siapa pun yang bisa larang gue dateng ke sini, karena cafe ini juga punya gue."
Ayesha tidak lagi menjawab, merasa kalau apa yang Alfariel ucapkan tidaklah salah. Alfariel memang bebas datang kapan saja sesuai dengan yang ia mau, Ayesha tidak berhak melarangnya. Namun, Ayesha hanya kaget, karena sebelumnya Alfariel tidak pernah datang jika sedang tidak bertugas menjaga cafe.
Alfariel pergi ke cafe sepulang ia bekerja di cafe Gilang. Karena ia merindukan Ayesha, dan berniat untuk terus membujuk gadis itu agar kembali dekat dengannya seperti sebelumnya. Tapi justru ia melihat Mondy di sana, yang membuat mood Alfariel menjadi berantakan.
"Jadi lo orang yang kerja sama, sama Yesha?" Mondy menyahut. Ia sedari tadi hanya menyaksikan perdebatan kedua sejoli itu. Entah apa yang mereka ributkan.
Alfariel menoleh, lalu mengangguk. Ia yang tadinya di sekolah begitu akrab dengan Mondy, sekarang hanya wajah datar yang ia perlihatkan. Setelah tau kalau ternyata Mondy dan Ayesha saling mengenal satu sama lain.
"Lo yang mau masuk UM, kan? Alfariel?" Mondy memperjelas, yang langsung dianggukkan oleh Alfariel. "Gue yakin lo lolos jalur SN, santai aja."
Alfariel tersenyum miring, "Gue tau tanpa lo bilang."
Mondy yang mendengar jawaban dari Alfariel, mengerutkan keningnya. Apakah ada yang salah dengan ucapannya tadi?
"Lo siapanya Shasa?" Alfariel menaikkan alisnya sebelah, merubah topik.
"Gue bilang lo nggak perlu tau, Al." Ayesha menyahut cepat. Membuat Alfariel melemparkan pandangannya ke arah gadis itu.
"Lo liat gue lagi bicara sama siapa, kan? Ada gue bicara sama lo?" Alfariel membalas, membuat Ayesha langsung membuang mukanya jengah.
"Gue temen SMP nya Yesha, sempat temenan deket banget karena Yesha nggak punya temen lain selain gue waktu itu." Mondy menjawab cepat, menengahi perdebatan antara Alfariel dengan Ayesha yang lagi-lagi terjadi.
"Trus, lo di sini ngapain?"
"Dia customer sekaligus temen gue, Al." Ayesha kembali menyahut. "Apaan sih lo, dateng-dateng marah-marah nggak jelas? Emangnya lo siapa, nyari ribut di sini?" Kehadiran Alfariel benar-benar menaikkan tensi darahnya. Ayesha sedang tidak mau bertengkar, namun Alfariel yang memancingnya untuk adu argumen.
"Gue siapa? Lo pikir sendiri gue siapa." Alfariel lantas berbalik badan, lalu pergi dari cafe tersebut. Bergerak meninggalkan Ayesha dan Mondy yang masih diam di tempatnya.
"Lo makan aja, Mond. Ntar keburu dingin sotonya nggak enak." Ayesha mencoba menetralkan kembali suasana yang tadinya mencekam.
Mondy mengangguk, "Alfa pacar lo?"
Pertanyaan Mondy membuat Ayesha reflek menoleh ke arah pria itu, lalu menggeleng, "Bukan. Cuma partner kerja sama temen sekolah doang."
"Kalau bukan pacar lo, berarti orang yang naksir sama lo, ya? Gue liat, kayaknya Alfa marah banget pas tau ada gue di sini. Sorry ya, Sha. Gue nggak bermaksud untuk ganggu hubungan kalian berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Random|| Rumit- Ayesha, gadis sederhana yang hidupnya bagaikan labirin rumit yang dirancang oleh takdir. Sejak kecil, ia berjuang sendirian, melawan kerasnya kehidupan tanpa uluran tangan. Setiap langkahnya dipenuhi rintangan, seolah semesta ingin menguji...