Prolog.

690 31 1
                                    

Assalamualaikum.

Selamat datang di cerita pertamaku semoga kalian suka.

Jangan liat dari covernya, desknya, atau dari prolognya tapi lihatlah isi ceritanya dan difahami alurnya.

Bismillahirrahmanirrahim ☺️

Happy reading:)

"Entah salahku apa hingga aku harus bertemu jodohnya dengan cara dijodohkan."
~Queen Balqis Fakhriya Maysun~ ___________________

Kringggggg

Suara alarm memecahkan keheningan dikamar seorang gadis nan cantik.

"Hoammm, jam berapa ini?" tanya gadis tersebut pada dirinya sendiri. Lalu dilihatnya jam weker yang ada diatas meja nakasnya yang sudah menunjukan pukul tiga.

"Oh jam tiga." setelah melihat jam gadis itu lalu beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk berwudhu. Sudah menjadi rutinitasnya dijam seperti ini ia akan sholat malam untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Setelah wudhu ia langsung menunaikan ibadah malamnya dengan khusyuk dan dilanjutkan dengen membaca Al-Quran hingga menunggu waktu Subuh.

Allahuakbar Allahuakbar

Suara adzan telah terdengar dari masjid terdekat rumah gadis itu. Lalu ia pun menyelesaikan bacaan Al-Qur'an nya dan menjalankan kewajibannya yaitu sholat subuh.




"Balqis sudah bangun belum nak?" suara sang bunda terdengar dari balik pintu kamar anak gadisnya. Ya Queen Balqis Fakhriya Maysun nama gadis tersebut.

"Sudah bun." jawab Queen sambil membuka pintu dan memperlihatkan wajah sang bunda Anita Yuningsih.

"Hari ini kuliah kan? turun kebawah sarapan temani ayah mu bunda mau kedapur sebentar ya." ucap bunda kepada anaknya itu.

Ya Queen masih melanjutkan studynya di Universitas ternama di Bogor dia menggambil jurusan kedokteran karna memang itu cita-citanya dari kecil.

"Iya bunda." jawab Queen. Lalu ia pun pergi beranjak meninggalkan sang bunda menuju meja makan.




"Balqis kemari ada yang ingin ayah bicarakan sama kamu!" panggil sang ayah Farhan Ginanjar kepada putri bungsunya itu yang sedang menuruni tangga.

Ya anak bungsu karna Queen mempunyai kakak bernama Afifa Fathima Mumtaza kakaknya itu lebih tua 3 tahun darinya sekarang dia sudah menikah dan tinggal bersama suaminya Muhammad Azzam.

"Apa?" jawab Queen datar.

"Duduk dulu kamu ini kebiasaan." ucap ayah greget karna anaknya itu entah sejak kapan berubah menjadi dingin kecuali dengan bundanya.

"Umur mu sudah berapa nak?" tanya ayah kepada Queen.

"Umur anak sendiri saja tidak tahu." ucap Queen datar. Memang seperti itulah Queen sejak ayahnya melakukan suatu kesalahan yang membuat bundanya sakit hati ia pun merubah sikap menjadi dingin pada ayahnya karna ia tidak rela jika bundanya tersakiti.

"Heh kau ini ya ditanya tuh jawab yang bener!!" pekik ayah yang sudah kesal dengan anaknya itu.

"Hm, cepat katanya mau bicara aku ada kelas pagi!" ucap Queen sambil memakan nasi goreng yang sudah dibawakan oleh sang bunda tadi dari dapur.

"Ayah rasa kau sudah dewasa, ayah akan menjodohkan kau dengan anak teman ayah." ujar sang ayah memberitahukan anak bungsunya itu.

Queen menautkan alisnya bingung, apa-apaan ayahnya ini tadi menanyakan umur sekarang tiba-tiba dijodohkan tidak jelas.

"Apa maksud ayah aku tidak mengerti?" tanya Queen kepada ayah karna jujur dia tidak mengerti apa maksudnya ini. Dikira jaman Siti Nurbaya kali ya pake segala dijodohin.

"Ayah hanya tidak ingin kau salah memilih pasangan, lagian ayah liat kau tidak pernah dekat dengan lelaki jadi tidak salah kan?" jawab ayah tenang.

"Apa-apaan ayah ini aku tidak dekat dengan lelaki karna itu memang tidak dianjurkan. Lagian kalau sudah waktunya pun jodoh aku akan datang tidak usah dijodohkan kaya gini ayah." pekik Queen menahan kesal kepada ayahnya karna dia tidak suka dijodohkan seperti ini.

"Aishh!! kau ini bagaimana akan menemukan jodoh jika kau saja tidak ingin dekat dengan lelaki. Sudah ya Balqis ini tidak ada bantahan kau akan tetap ayah jodohkan." putus sang ayah yang tidak bisa dibantah lagi oleh anaknya itu.

"Hftt terserah ayah aku tidak peduli." ucap Queen.

"Yasudah bunda aku berangkat kuliah ya." lanjut Queen meminta izin kepada sang bunda.

"Iya nak hati-hati dijalan ya jangan terlalu difikirkan omongan ayahmu ya." ucap bunda memberi pengertian kepada anaknya itu.

"Iya bunda yasudah aku berangkat." jawab Queen sambil mencium punggung tangan bundanya.

"Ayah aku berangkat." izin Queen kepada ayahnya dan mencium punggung tangannya karna mau sedingin apapun Queen kepada ayahnya ia masih akan sopan kepada ayahnya.

"Iya jangan lupakan omongan ayah kau jangan menolak." jawab ayah tegas mengingatkan kepada anaknya.

"Iya Assalamualaikum." ujar Queen setelah itu iya pun beranjak pergi munuju kampusnya tempat menimba ilmu menggunakan mobilnya.

__________________

Alhamdulillah.

Nah gimana prolognya? Semoga suka ya☺️

Kalo ada typo atau saran dan kritik tolong kasih tau hehe soalnya masih asal-asal nulisnya nyoba-nyoba kan kali aja gitu bagus hehehe✌️

Terimakasih:)

Iklas Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang