Itu pukul setengah enam sore, saat Renjun tiba di apartemennya. Berdiri di depan pintu, lelaki itu memandangi benda yang jadi pembatas antara dirinya dan ruangan di dalam sana. Menghela nafas, hembusannya terdengar berat; entahlah. Sejak apa yang ia lihat di lapangan sepak bola tadi, suasana hatinya jadi benar-benar jelek sampai berbohong pada Nakyung jika ia pulang lebih dulu. Padahal kenyataannya, yang Renjun lakukan adalah menghabiskan waktu di supermarket. Membeli makanan untuk --setidaknya-- mengisi perut, dengan pikiran hal itu bisa membuat suasana hatinya kembali bagus, tapi nyatanya...
"Aku pulang," dari suara yang terdengar lesu itu, jelas rasa kenyang pun tak bisa memperbaiki suasana hatinya. Langsung melangkah masuk ke dalam, didapatinya Nakyung yang sedang duduk di sofa dengan mata yang mengarah pada ponsel.
Niatnya, ia ingin mengabaikan gadis itu. Tapi ketika menyadari ada yang 'tidak beres' dengan sang istri, langkahnya refleks berhenti dan matanya mengarah pada apa yang dikenakan si perempuan. Memastikan ia tak salah lihat; T-shirt putih bertuliskan 'Chance' besar di dada itu bukannya miliknya?
"Yak, Huang! Katanya sakit perut jadi pulang duluan! Tapi saat aku sampai di rumah, malah tidak ada...." ucapan bertempo cepat membuat stok oksigen di dada terasa lebih cepat habis sehingga gadis itu menjeda kalimatnya. Menarik nafas sebelum kemudian melanjutkan. "Kemana saja kau?!"
Omelan itu menyadarkannya. Mengalihkan pandang pada wajah yang terlihat kesal, sebenarnya Renjun benar-benar sedang dalam suasana tak ingin meladeni perempuan itu. Tapi untuk menghindari perdebatan yang bisa saja berujung dengan pengurangan poin, ia jelas memilih menyahut. "Di jalan tadi, aku bertemu dengan salah satu teman. Jadi memutuskan untuk berkunjung ke apartemennya dan mendiskusikan soal ulangan tengah semester--"
"Eh?! Ulangan tengah semester?! Ada apa dengan ulangan tengah semester sampai harus didiskusikan begitu?"
Ah, benar. Seharusnya yang ia lakukan sepulang sekolah adalah mendiskusikan perihal pengakumulasian nilai dengan Nakyung. Tapi suasana hati yang tak kunjung membaik benar-benar membuatnya lupa dan karena gadis itu sudah terlanjur mengungkitnya, mungkin menyelesaikan semuanya saat ini lebih baik; bagaimana pun hasil dari ulangan tengah semester nanti lebih penting dibanding apa yang beberapa jam ini menganggu pikirannya.
Jadi bergeraklah Renjun mendekat pada Nakyung, yang langsung menggeser sedikit posisinya. Memberi tempat untuk si suami duduk, jelas terlihat kalau gadis itu sangat penasaran sampai ponselnya diabaikan.
"Moon Ssaem bilang, sistem penilaian untuk anak kelas tiga diujian tengah semester ini akan berbeda dari angkatan lainnya," akhirnya lelaki itu menjawab. Sambil mendudukkan diri di kursi, dasi yang mengikat lehernya dilonggarkan. "Nilai yang didapat nanti akan diakumulasikan bersama pasangan pernikahan semu, untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam poin."
Hening.
Untuk sesaat, keduanya diam dan saling tatap. Renjun pikir Nakyung terkejut dengan apa yang ia katakan, lantas menatap si gadis dengan mata penuh keyakinan untuk menyiratkan pada istrinya jika apa yang ia katakan adalah benar adanya. Tapi...
"Oh."
Kenapa respon perempuan ini malah terdengar menyebalkan?
"Kalau itu, aku juga tahu dari kelas dua lalu," Nakyung melanjutkan sembari kembali fokus pada ponselnya. "Dari Hyewon Sunbae."
"Lalu kenapa bertanya lagi padaku?!" Kesalnya sungguh tak bisa ditahan, ia sungguh ingin mengungkit apa saja yang janggal untuk melepaskan panas di dada. "Dan lagi, kenapa malah memakai bajuku seperti itu?! Memangnya bajumu--"
"Saat mandi tadi, aku lupa membawa baju dan kebetulan ini ada di sana. Jadi kupakai saja," ia memutus. Lalu kemudian menarik kerahnya, baju itu ia ciumi wanginya. "Lagipula ini juga baru saja dicuci 'kan? Baunya wangi....." Nakyung tak melanjutkan kalimatnya. Melirik pada Renjun yang terdiam, bagian kain yang tadi diciuminya diturunkan. "Arraseo, arraseo!" Ia tiba-tiba saja berseru marah, sesaat setelah memasang wajah kesal. "Ambil saja bajumu! Ambil! Lagipula--"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got 'Married'✔
FanfictionIni adalah Lee Nakyung yang ingin sekamar dengan Hwang Hyunjin, dan Huang Renjun yang juga menginginkan Yeh Shuha sebagai pasangannya. Tapi... Ah, kalau sudah begini mereka jelas harus bersungguh-sungguh agar bisa bertukar pasangan dan berhenti berp...