- 26 -

625 110 65
                                    

Itu sore yang cukup cerah saat Renjun menerima pesan dari istrinya yang bilang bahwa gadis itu mungkin akan pulang sedikit terlambat karena harus menyiapkan pesta perpisahan untuk siswa tingkat akhir klub sepak bola. Meminta lelaki itu untuk pulang lebih dulu, Renjun yang mengiyakan saja apa yang dikatakan Nakyung itu lantas berjalan menuju pintu kelas.

Menggeser benda tersebut, walaupun ia jadi satu-satunya siswa ruang tiga yang belum meninggalkan ruangan, tapi mengunci kelas bukanlah jadi tanggung jawabnua sehingga pintu itu hanya ditutup biasa sebelum kemudian meninggalkannya.

Menjajaki lorong kelas tiga yang ternyata sudah benar-benar sepi itu, berawal dari keinginan untuk melihat keadaan lapangan sepak bola yang mungkin saja masih ramai oleh siswa yang sedang latihan, lelaki itu memutuskan untuk mengambil jalan memutar; turun ke bawah melalui tangga barat dan itu jadi jalan dimana ia juga harus melewati kelas Shuhua.

Terbuka.

Langkah yang semula diambil lebar itu sontak terhenti, mata Renjun tak bisa berkelit dari rasa penasaran tentang siapa yang masih ada di kelas tersebut di jam seperti ini, mengingat Johnny Seo selaku wali kelas ruang sebelah biasanya mengontrol kelas sepulang sekolah dan selalu meminta siswanya untuk mengosongkan kelas karena beliau lah yang bertanggung jawab dengan kuncinya, tapi hari ini...

"Shuhua? Kenapa belum pulang?"

Kaki yang tanpa diminta membawanya mendekat pada pintu, entah bagaimana bisa membuat mulutnya juga gatal untuk hanya sekedar diam saja saat akhirnya berhasil menemukan siapa sosok yang bisa tetap tinggal di kelas; Yeh Shuhua duduk sembari bertopang dagu di kursi dengan mata terpejam, sedang menikmati semilir angin sore yang sepertinya cukup menyegarkan sampai membuat gorden kelas menari.

"Oh, Renjun," walau terkejut dengan sapaan yang tiba-tiba itu, tapi sepertinya tak perlu bagi Shuhua sampai menolehkan kepalanya; gadis itu sudah hapal diluar kepala siapa pemilik suara lembut nan menenangkan itu. "Kau juga kenapa belum pulang?"

Pertanyaan si pujaan hati menjeda langkah yang ingin berjalan lebih jauh mendekati si gadis. Tertegun sejenak; tak seperti dirinya yang memilih untuk menemani istrinya pulang bersama, Shuhua jadi orang yang terlihat bersikap kurang peduli pada Hwang Hyunjin. Tetap memilih pulang sesuai jadwal, kecuali jika ia dan suaminya kebetulan menyelesaikan klub di jam yang sama atau ketika mereka sama-sama tak mempunyai kegiatan tambahan di sekolah.

Jadi kesimpulannya; gadis itu tak pernah tahu jika sejak pernikahan semu ini berlangsung, sebenarnya Huang Renjun memang pulang di jam seperti ini.

"Aku baru saja menyelesaikan tugas piket."

Berdusta, jadi jawaban yang Renjun pilih; lelaki itu tak ingin jika Shuhua berpikir hubungannya dan Nakyung sespesial itu, sampai harus selalu menunggu perempuan itu selesai kegiatan klub, hanya untuk kembali ke apartemen.

"Kau piket hari ini?" Tanyanya jelas penuh curiga.

"Bukan. Han Jisung ada perlu mendadak, jadi minta tolong bantuanku untuk menghantikannya hari ini..."

Baiklah. Sepertinya melanjutkan topik soal bagaimana ia masih berada di sekolah pada jam begini hanya akan membuat intuisi perempuan ini semakin tajam. Lagipula, semenarik perhatian apa dirinya yang selalu terlihat bersama Yangyang dan Haechan sampai lelaki setingkat Han Jisung meminta bantuannya?

"Tapi ngomong-ngomong kau belum menjawab pertanyaanku, lho."

"Ah, soal itu..."

Berhasil, Shuhua teralihkan dan lelaki itu tak perlu memaksa otaknya berpikir lebih keras untuk sebuah kebohongan lain.

"Tadi ada barangku yang tertinggal. Jadi harus kembali kesini lagi dan untungnya bertemu Johhny Ssaem yang sedang mengunci kelas," dari meja, ia angkat satu kunci dengan gantungan sebuah bingkai foto kecil. Ditunjukkan pada Renjun yang sudah sampai didekatnya, gadis itu melanjutkan. "Dan karena besok aku piket, jadi dia menitipkan ini dengan catatan aku harus datang sebelum yang lainnya."

We Got 'Married'✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang