- 04 -

990 164 6
                                    

Getar ponsel yang terasa saat Renjun sedang asyik mengganti channel televisi, membuat fokusnya terbagi. Menoleh pada ponsel disisinya nama Ryu Yangyang jadi sesuatu yang memenuhi layar. Membuat lelaki itu mengerutkan kening; tak biasanya teman lelakinya itu menelepon seperti ini.

Lantas segera menurunkan remote televisi yang ia pegang, sebelum dengan segera meraih ponselnya. Mengangkat telepon dari Yangyang, benda itu kemudian dia tempelkan ke telinga.

"Wei?" Seperti yang biasa ia lakukan jika Yangyang menjadi penelepon; menyapa dalam bahasa mandarin.

"Oh, Renjun-ah..." Suara diseberang sana terdengar dan keheranan Renjun bertambah. Bertanya dalam hati, sejak kapan Yangyang memakai bahasa Korea jika sedang bertelepon berdua dengannya. "Apa kau sekarang ada di rumah?"

"Iya, aku di rumah. Memangnya kenapa?" refleks membalasnya dengan bahasa yang sama, pertanyaan Yangyang jadi sesuatu yang membuat keningnya mengrenyit semakin dalam.

"Sebaiknya kau jemput istrimu. Saat pulang dari kegiatan klub, aku melihatnya menunggu sendirian di--"

"I-istriku?" Renjun memutus. "Lee Nakyung maksudmu?"

"Memangnya kau punya yang lain selain dia?"

"Bukan begitu. Maksudku, aku bahkan tak memberitahumu--"

"Aku yang memberitahu Yangyang tentang siapa istrimu, Renjun-ah."

Renjun tak merespon. Suara yang tak asing ini--

"Koko-chan? Kau sedang bersama Yangyang?"

"Tentu saja. Kami ini pasangan yang tak terpisahkan, lho," Katou Kokoro menyahut, dan lelaki itu jadi paham alasan kenapa cara bicara Yangyang jadi lain dari biasanya.

Renjun tersenyum hambar. "Aku penasaran bagaimana reaksi Ha Yoonbin jika mendengar kau mengatakan itu di depannya--"

"Aku sudah sering mengatakannya dan bukan Yoonbin kalau responnya seheboh yang kau bayangkan--" gadis itu menjeda kalimatnya. "Ah, pokoknya kau harus jemput Nakyung sekarang ya."

"Tapi tadi Lee Nakyung bilang, sehabis rapat dia dan anggota klub sepak bola ingin karaokean--"

"Apa kau pernah melihat orang karaoke di tengah hujan seperti ini?"

Renjun terdiam. Refleks menoleh pada jendela, hujan benar-benar masih belum menunjukkan tanda berhenti padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah empat dan seingatnya Nakyung memang tak membawa payung saat berangkat tadi.

"Tapi..." kalimatnya ia jeda. "Nakyung tak memberitahuku apapun soal--"

"dia sepertinya tak dalam kondisi baik," putus Yangyang. "Entah hanya perasaan kami saja, tapi kupikir saat menyapanya tadi aku melihat mata Nakyung sembab."

"Hah?"

"Tidakkah kau pikir itu karena ia akhirnya juga tahu kalau Hyunjin berpasangan dengan Shuhua?"

Renjun terdiam. Tadi saat akhirnya punya waktu untuk bersantai, Renjun nekat bertanya pada Shuhua tentang siapa pasangan gadis itu. Dengan jelas menjawab jika dengan Hwang Hyunjin lah gadis itu berpasangan, yang dilakukan Renjun setelahnya hanyalah uring-uringan. Duduk di ruang tengah dan menyalakan televisi, menghabiskan waktunya untuk mengganti-ganti channel tidak jelas, dan untuk Yangyang sendiri, sama seperti Haechan; lelaki itu --walau tak membalas-- pasti sudah membaca pesan grup yang dengan penuh kekecewaan Renjun kirimkan.

"Oh, ngomong-ngomong soal Hyunjin dan Shuhua, sepertinya beberapa saat setelah hujan turun tadi, dari ruang klub aku melihat mereka berpayung berdua, mungkin sedang menuju apartemen dan kupikir rasanya aneh jika tak ada Nakyung di antara saat-saat itu."

We Got 'Married'✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang