Tepat sepuluh menit setelah ia berjalan keluar dari pecinan yang awalnya 'nampak menakjubkan' itu, Nakyung sampai di stasiun kereta. Dengan gerutuan serta wajah cemberut dan langkah lebar yang menandakan kekesalan yang masih belum berakhir, berjalanlah gadis itu menuju pintu otomatis yang menjadi jalan untuk masuk lebih dalam ke stasiun; ia harus melewati benda tersebut jika ingin membeli tiket untuk pulang.
Awalnya semua nampak lancar bagi Nakyung yang walau kesal masih bisa mengontrol diri untuk tetap mengantri di pintu otomatis yang siang itu cukup ramai dengan pegawai kantoran, yang sepertinya senggang untuk bisa pergi mencari makan siang degan kereta. Sampai akhirnya tibalah giliran Lee Nakyung dan seketika langkah percaya diri itu melambat saat ia menyadari bahwa sesuatu yang ia perlukan untuk bisa membuka pintu otomatis itu tak ada; kartu kereta beserta ponsel juga dompet berisi uang-uangnya tertinggal di restoran bersama sling bag miliknya.
Mendecak keraslah ia sebagai usaha mengeluarkan rasa kesal yang semakin berlipat itu. Segera menggeser diri menjauh dari pintu otomatis, Nakyung jelas tak mau kena omel perkara lamanya ia berdiri disana tanpa melakukan apapun. Cukup Renjun, cukup Huang Renjun saja yang membuatnya marah. Jangan orang-orang sibuk ini, atau ia akan jadi pusat perhatian, bahkan mungkin bisa saja ditangkap polisi karena memicu keributan perkara tidak bisa mengontrol emosi.
Menggelengkan kepala untuk menghalau berbagai pikiran aneh yang datang, sebagai usaha untuk menenangkan diri, nafasnya dihembuskan panjang. Mata terlihat menjelajah sekitar sampai akhirnya menemukan sebuah bangku panjang di samping mesin minuman. Tanpa menunggu lagi langsung melangkah, sebelum kemudian mendudukkan diri disana. Mencoba mengabaikan mesin minuman dengan berbagai kotak berwarna-warni, ia tak boleh merasa haus sekarang.
Mencoba berpikir dengan punggung yang disandarkan ke dinding, Nakyung terlihat mengamati sekitar. Matanya memperhatikan satu-persatu orang yang datang dan berjalan menuju pintu otomatis; sempat terbesit di dalam pikirannya untuk meminjam saldo kartu dari siapapun di sana, tapi segera diurungkannya karena ia yakin peluang untuk bisa bertemu dengan 'orang baik' yang nantinya mau membayarkan tiket keretanya sangat kecil dan berpikir bagaimana mereka harus bertukar nomor telepon untuk bisa saling menghubungi nantinya; Entahlah, Nakyung hanya merasa itu sedikit merepotkan.
Sebenarnya kembali ke restoran mungkin lebih mudah, tapi ini Lee Nakyung. Seorang gadis dengan gengsinya yang tinggi; tadi Nakyung sudah sangat percaya diri bisa membalas omelan suaminya dengan pergi seolah ia tak memerlukan lelaki itu dan kembali kesana dengan wajah bodoh karena sling bag-nya tertinggal pasti akan membuat Renjun menertawakannya dan menganggap Nakyung tak bisa apa-apa tanpa lelaki itu.
"Itu Huang Renjun," ia bergumam sendiri."Pasti tak akan menertawaiku...."
Ucapan itu sebenarnya sudah bisa menjelaskan apa yang hati kecilnya rasakan; Renjun memang tak sejahat itu untuk bisa menertawakannya. Apalagi tujuan Nakyung 'kan memang ingin mengambil tasnya sendiri, jadi apa salahnya?
"Tidak, tidak," ia yang sudah berdiri itu duduk lagi."Kalau kembali ia akan semakin mengira aku tidak tahu diri karena masih berani datang kesana setelah membuat masalah dan pergi...." ia menjeda kalimatnya, nafasnya dihembuskan. "Tanpa mencoba menyelesaikannya...."
Menyandarkan lagi tubuh pada dinding, kali ini kepalanya didongakkan. Memandangi langit-langit stasiun, ada rasa sesal yang sedikit menghinggapinnya soal keputusannya hari ini; Mungkin harusnya ia bersama keluarganya saja tadi. Tidak perlu berdesakan di kereta, datang ke toko gaun penuh AC pasti tak akan membuatnya gerah juga beraroma seperti masakan cina begini, dan di jam seperti ini pasti kakaknya, Lee Taeyong akan membawa mereka ke salah satu dari restoran enak di seoul. Makan siang bersama di sana, ia tak perlu merasa kelaparan seperti sekarang.
"Atau paling tidak, mungkin berdiam diri di rumah jauh lebih baik. Aku bisa menonton televisi sambil memakan cemilan-- Oh! Mungkin bisa mengundang Chaewon untuk mengobrol juga...."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got 'Married'✔
FanfictionIni adalah Lee Nakyung yang ingin sekamar dengan Hwang Hyunjin, dan Huang Renjun yang juga menginginkan Yeh Shuha sebagai pasangannya. Tapi... Ah, kalau sudah begini mereka jelas harus bersungguh-sungguh agar bisa bertukar pasangan dan berhenti berp...