Restoran Huang, benar-benar sangat ramai sampai si pemilik cukup kewalahan dibuatnya walau sudah ada Renjun, Nakyung, serta Huang Linlin, si adik yang membantu; festival pecinan tahun itu dirasa oleh si penghuni menjadi yang teramai daripada yang sudah-sudah.
Sehabis melihat matahari terbenam tempo hari di lapangan sepak bola, satu pesan masuk dari Yangyang pada grup kelas yang isinya mengundang seluruh kawan untuk merayakan festival di rumahnya jadi sesuatu yang membuat kedua orang itu antusias. Disusul dengan banyak notifikasi dari grup pecinan serta sang adik, Renjun yang memang diwajibkan hadir itu sudah pasti akan pergi dan Nakyung; Ah, lelaki itu masih ingat betul bagaimana wajah semangat gadisnya saat berpikir jika tahun ini dia akan pergi ke festival bersama kekasih tersayangnya seperti orang-orang lain...
"Kalau kau punya waktu untuk terkekeh seperti itu, kenapa tak segera ajak pacarmu jalan-jalan keliling pecinan? Pesta di rumah Yangyang masih satu jam lagi 'kan?"
Suara tak asing beserta satu tepukan pada bahu menyadarkan Huang Renjun yang saking senangnya ketika mengingat ucapan Nakyung soal kekasih tersayang itu sampai mengeluarkan tawa bodohnya. Menoleh pada sumber suara, ia nyaris saja menjerit keras saat sadar siapa orang yang menegurnya; itu Dong Sicheng, sepupu jauh yang sudah cukup lama tak dijumpa, tiba-tiba saja sudah ada disana, dengan senyum menyapa Renjun yang masih mencoba mencerna satu lagi situasi membahagiakan ini.
"Wi-win-Ge? Sejak kapan--"
"Baru saja," dia yang biasa disapa Winwin itu memutus, sembari memamerkan celemek yang hendak dipakai. "Nienie menghubungiku dan meminta untuk membantu di restoran. Jadi aku kemari...." ia menjengukkan kepalanya untuk melihat situasi diluar. "Tapi festival tahun ini benar-benar ramai sekali, ya. Tak biasanya aku lihat orang-orang sampai mengantri diluar begitu."
Mengikuti apa yang Winwin lakukan, terlihatnya satu perempuan tambahan yang merupakan calon istri sepupunya itu jadi jawaban atas rasa penasaran Renjun soal keberadaan Bae Yoobin. Namun sisanya, lebih didominasi oleh kesal; jika pelanggan masih sebanyak ini, rencana jalan-jalannya bersama Nakyung sebelum pergi ke rumah Yangyang bisa gagal.
"Kau pikir untuk apa Nienie sampai memanggilku dan Yoobin kesini jika bukan untuk menggantikanmu dan pacarmu itu, hm?"
Pertanyaan si sepupu, mengalihkan lagi fokus Renjun. Mengembalikan pandang yang sempat kosong dan walau berusaha menahan diri, tapi dari mata yang berbinar-binar itu, Dong Sicheng tahu jika si adik benar-benar terpancing dengan apa ia yang katakan.
"Serahkan saja restoran padaku dan Yoobin," ia tersenyum. "Bersenang-senanglah di festival."
"Tapi, Ge--"
"Sejak bisa membantu Nienie di restoran, kau sama sekali tak pernah menikmati festival pecinan dengan benar karena selalu sibuk di sini, kau tahu itu 'kan?"
Diamnya Renjun mengisyaratkan jika ia setuju dengan apa yang Winwin tanyakan dan sejujurnya, bisa dibilang jika ia sudah benar-benar lupa kapan terakhir kali berkeliling festival dengan santai; restoran yang tak pernah sepi membuatnya harus tetap bertahan di sana jika tak ingin gelisah sepanjang jalan memikirkan apa yang mungkin bisa terjadi dengan neneknya jika dibiarkan mengurus tempat itu sendiri.
"Tahun-tahun lalu mungkin tak masalah karena kau masih sendiri. Tapi tahun ini kau punya gadis itu dan kudengar dari Linlin, ia bahkan dengan sukarela ikut bolak-balik pecinan hanya untuk menemanimu juga membantu persiapan festival ini...."
Ucapan Winwin, mengambang seiring dengan pikirannya yang bernostalgia; seperti apa yang dikatakan kakaknya itu, sejak hari dimana tanggal festival diumumkan dan Renjun bilang jika ia harus membantu neneknya bersiap-siap, Nakyung tanpa pikir panjang langsung menawarkan diri untuk membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got 'Married'✔
FanfictionIni adalah Lee Nakyung yang ingin sekamar dengan Hwang Hyunjin, dan Huang Renjun yang juga menginginkan Yeh Shuha sebagai pasangannya. Tapi... Ah, kalau sudah begini mereka jelas harus bersungguh-sungguh agar bisa bertukar pasangan dan berhenti berp...