- 28 -

627 122 66
                                    

Senyum lebar yang menyambutnya selepas Huang Renjun keluar dari kamar mandi itu sebenarnya sudah jadi hal biasa dan biasanya Renjun akan mengerutkan kening heran karena lelaki cupu itu sama sekali tak pernah mendapat senyum sebahagia milik Nakyung, kecuali dari Shuhua.

Namun dihari itu, ada bagian dadanya yang terasa hangat, tak ada lagi kening yang mengrenyit dalam saat melihat dua sudut bibir itu naik, yang terjadi justru balasan yang lebih terlihat sumringah.

Ah, apakah ini karena mereka sudah jadi sepasang kekasih? Karena saat itu Lee Nakyung benar-benar terlihat sangat cantik, sampai membuat suami yang berniat menuju kamar itu terdiam membeku di tempatnya.

"Renjun-ah, kemarilah...."

Yang dipanggil menuruti saja tanpa berkata apapun, seolah ada magnet yang menariknya untuk mendekat pada gadis itu.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Senyum yang masih belum pudar itulah yang kali ini mampu membuat kening Renjun berkerut. Langsung mengambil tempat di samping Nakyung dan setelah memposisikan diri dengan nyaman, ia menyahut. "bicara apa?"

Kekehan senang jadi yang lebih dulu dilakukan sebelum posisinya digeser lebih dekat dengan Renjun. "Jadi begini...." tangan yang hendak meraih kertas di meja itu menunda niatnya, posisi suaminya lebih dulu diperhatikan. "Tapi bukannya kita duduk terlalu jauh ya?"

Alisnya semakin menukik. Dipandanginya Nakyung yang menatapnya dengan kilat menuntut. "Jauh..." lalu beralih pada jarak tubuh yang bahkan kurang dari sejengkal. "Bagaimana?"

Nakyung mendecak, tangan Renjun yang ada di sisi tubuh di angkatnya menuju sandaran sofa. Kemudian sekali lagi menggeser tubuh lebih dekat, senyumnya bahkan melebar seiring dengan majunya wajah pada si suami. "Begini--"

"Astaga! Ini--" Sungguh, Renjun yang terkejut itu mungkin akan benar-benar menampar wajah Nakyung jika saja saat itu mereka masih dalam situasi bimbang seperti beberapa hari lalu. "Ini terlalu dekat Nakyung-ah..."

Lalu jika itu adalah Nakyung yang masih merasa kesal karena mendapat suami semu seperti Huang Renjun, sudah pasti perempuan itu akan menggerutu soal betapa cupunya dia yang langsung tersipu hanya dengan perlakuan semacam itu. Tapi karena ini adalah Lee Nakyung yang sudah dimabuk cinta, yang dilakukan gadis itu kini justru terkekeh dan tanpa diminta langsung mencium pipi Renjun singkat.

"Kau menggemaskan sekali," katanya.

Meninggalkan rasa lembab di pipi, gugup yang tadi sempat datang entah bagaimana menguap begitu saja. Hilang tak bersisa, tergantikan oleh rasa senang yang tak bisa membuat dua sudut bibirnya diam; senyum bodoh itu lagi-lagi ditunjukkan, tanda jika Renjun kini merasa senang atas perlakuan Nakyung barusan.

"Bukannya sekarang sudah waktunya kau membalasnya?"

"Hah?"

Nakyung menjulurkan tangan ke depan. "Peluk aku, Renjun-ah..."

Mimik manja yang mendominasi wajah cantik itu, rasanya sungguh membuat jantung Renjun bisa berhenti saat itu juga. Tanpa basa-basi lagi langsung melakukan apa yang Nakyung minta, wangi tubuh candu milik gadis itu dihirupnya dalam sebelum menenggelamkan wajah di leher sembari mengeratkan tangan yang melingkari punggung.

"Nakyung-ah..." dengan suara berat dan serak, ia panggil perempuan yang sebenarnya agak terkejut karena tak mengira dengan respon Renjun yang justru menurutinya begini; Nakyung yang berniat menggoda suaminya itu berpikir, Huang Renjun akan menolaknya dengan wajah memerah seperti di awal tadi. "Jangan pernah tunjukkan ekspresi itu pada lelaki lain. Aku ingin jadi satu-satunya orang yang melihatmu seperti ini..."

We Got 'Married'✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang