- 31 -

495 100 35
                                    

"Begini, jadi aku dan Renjun itu..." kalimat dijeda. "Pernah berciuman, dihari kalian jadi sepasang kekasih."

Hening.

Padahal festival malam itu semakin ramai tapi setelah mendengar apa yang Shuhua katakan, semua suara yang ada disekitarnya langsung menghilang. Kepalanya memutar ucapan gadis itu berkali, sampai pandangan mata perlahan jadi mengabur karenanya.

Merasakan sebuah cairan mengalir menuruni pipi, tangan Nakyung refleks naik untuk menggapainya. Mengusap wajah sebelum memandangi sendiri telapak yang basah dan kemudian, tertawa pilu.

"Kau..." matanya berpindah pada Shuhua. "Pasti sedang bercanda karena ingin menghiburku yang terpisah dari Renjun ini 'kan?"

Kekasih Renjun itu padahal tahu jika Shuhua bukan perempuan dengan humor sereceh itu sampai bisa mengeluarkan canda. Tapi tetap saja, rasa ingin mempercayai Renjun membuatnya hanya bisa mengeluarkan tanya bodoh itu sebagai respon, yang tentu saja didiamkan oleh Shuhua yang masih terus menatapnya tanpa sedikitpun berkedip; mau dilihat bagaimanapun Yeh Shuhua terlihat serius dengan ucapannya.

"Jadi kenapa..." ia menggigit bibir saat isak tanpa bisa ia kontrol keluar dengan sendirinya. "Kenapa kau mengatakan ini padaku?"

"Nakyung-ah!"

Seruan lain yang memanggil nama Nakyung, seakan menyelamatkan Shuhua dari keharusannya menjawab. Sama-sama mengalihkan pandang ke sumber suara, mereka lihat Renjun berlari menuju tempat dimana Shuhua dan Nakyung berada.

"Astaga! Nakyung-ah! Maafkan aku, harusnya aku berhati-hati. aku--"

"Kau dan Shuhua, apa benar pernah berciuman?"

Panik yang muncul karena mengira 'takutnya Nakyung berpisah darinya' seketika menguap saat tanya bersama dengan berdirinya sosok Nakyung masuk ke telinga. Mengerjap bingung, lelaki dengan otak lambatnya itu masih berusaha mencerna situasi ketika canggung antara Nakyung dan Shuhua padahal sudah jelas terasa bahkan sebelum ia tiba disana.

"Kutanya, apa kau dan Shuhua itu pernah berciuman, hah, Huang Renjun?!"

Kali ini disadarkan dengan tanya bernada lebih tinggi, kepalanya bak terasa tersengat listrik ketika wajah kecewa Nakyung memenuhi matanya. Memutus kontak dengan gadis di depannya, lelaki itu lebih memilih memandangi Shuhua yang masih duduk diam dengan mata tertuju padanya; kedua orang itu memastikan jika mereka masih mengingat kejadian di satu sore tersebut.

Rasa panas di pipi yang tiba-tiba terasa menyakiti indera perasanya, lagi-lagi membuat Renjun yang masih tak bersuara itu megalihkan pandangnya. Kali ini kembali pada Nakyung dan sembari memegangi pipinya, tangan gadisnya yang masih melayang diudara itu dipandanginya; rasa perih itu ternyata datang dari tamparan Lee Nakyung.

"Kau benar-benar keterlaluan!" Ia berseru keras. "Bagaimana bisa--"

"A-aku bisa jelaskan, Nakyung-ah--"

"Jelaskan apalagi?! Shuhua sudah bilang semuanya! Kau memang benar-benar lelaki kurang ajar, Huang Renjun!"

Tak mau lagi melihat pada kekasihnya, sembari mengusap air mata yang masih tak mau berhenti, langkahnya diambil lebar agar bisa menjauh dari sana. Mengabaikan panggilan Renjun yang coba meminta untuk menunggu, sebelum bayangan kedua orang itu tertelan oleh lautan manusia, yang terakhir Nakyung lihat dari balik bahunya adalah si lelaki yang justru tetap diam disana dengan pegangan Shuhua pada lengannya.

Membuat air matanya semakin tumpah ruah; melihat bagaimana Renjun jelas lebih memilih bersama Shuhua daripada mengejarnya, membuat Nakyung sadar jika cinta seumur jagungnya benar-benar tak berarti apa-apa ketimbang rasa menahun yang selama ini 'kekasihnya' itu pendam.

We Got 'Married'✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang