Chapter 10

1.6K 147 9
                                    

Aku benci manjadi lemah.

Aku benci berpura-pura kuat.

Aku benci berbohong.

***

"Aku tidak menyangka kamu membolehkannya pergi."

"Dia terlalu bosan di rumah. Tak ada salahnya kan?"

"Tidak bisasnya kamu membiarkan klien seenaknya."

"Sudahlah Jack, aku tahu apa yang aku lakukan."

Saat ini Rose dan Jack mengekor mobil Matt yang melaju menuju sebuah cafe. Jarak mobil mereka dengan mobil Matt cukup jauh sekarang dan lagi Rose sengaja memperlambat laju mobil mereka. Itu membuat Jack heran karena Rose biasanya menyetir agak ngebut meskipun mengikuti mobil kliennya.

Awalnya Jack diam saja. Tapi begitu melihat mobil hitam yang menutupi mobil Matt, Jack langsung sadar.

"Sejak kapan?" tanya Jack tajam.

Rose cukup terkejut karena Jack menyadari kalau Matt diikuti karena dari tadi mereka bertengkar terus soal Matt. "Sejak masuk jalan besar."

"Dan kau biarkan saja?" kata Jack tidak percaya.

Inilah yang dia benci dari Jack. Dimatanya, segala hal harus dilakukan dengan hati-hati dan sempurna. Tidak peduli pekerjaan siapa itu. Jika yang dilihatnya tidak sesuai dengan yang dia pikirkan, Jack akan terus berkicau sampai pekerjaan itu selesai dengan baik.

Rose yang sudah terlalu malas meladeni Jack yang dari tadi mengomel soal "kebebasan" Matt hanya mebjawabnya Ya dengan wajah datarnya.

"Kau gila Rose!"

"Ck, berhentilah mengomeli ku. Aku bukan anak kecil yang tidak tahu arah," balas Rose dingin.

"Usia mu belum tujuh belas tahun Rose yang berarti kamu masih dibawah pengawasan ku," sergah Jack lalu menyeringai puas.

Rose mendengus kesal. Ini semua gara-gara ide gila Mr.Frans yang menyuruh Jack untuk mengawasinya sampai berusia tujuh belas tahun. Orang tua itu menganggap usia Rose saat adalah masa-masa labil yang bisa saja dia berpikir untuk kabur.  Masih ada waktu lima bulan lagi sampai usianya tujuh belas tahun lalu dia bebas dari pengawasan Jack.

Tak sampai setengah jam, mereka sudah sampai dan duduk agak jauh agar bisa mengawasi dua sekaligus. Matt dan orang yang mengikutinya.

Takut? Tidak ada kata itu dalam kamus Rose. Dia malah dengan santainya memesan secangkir kopi pekat dengan gateau chocolate kesukaannya untuk menghilangkan rasa kesalnya karena sudah menyamar mati-matian hari itu.

"Jadi, apa yang membuat mu sampai meminta Daylan untuk mencari data ibu Matt dari lahir sampai meninggal?" tanya Jack langsung.

"Percobaan penculikan kemarin karena ibunya," jawab Rose tidak peduli. Dia malah asyik dengan hidangannya.

"Maksud mu?"

"Ibunya seorang ilmuwan, Lily Hilton. Harusnya namanya pernah kamu dengar dari dosen mu. Setelah menikah dengan Tom Wald, dia tidak mengubah namanya bahkan tidak ada yang tahu kalau Lily Hilton sudah menikah. Batu nisannya juga masih menggunakan nama gadisnya.

Dia menjadikan anaknya sebagai percobaan yang apapun itu tidak berhasil dan dia meninggal sebelum semuanya selesai. Apapun itu berdampak buruk bagi tubuh Matt.

Lalu cairan yang kemarin adalah obat dari sesuatu yang dimasukan Lily pada Matt dan itu belum sempurna. Kurasa Matt sedang membuat penawar racunnya," jawab Rose sekali bicara lalu kembali melahap gateau chocolatenya.

Rosalyn : changeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang