Chapter 20

1.3K 115 0
                                    

"Kamu akan kutitipkan di sini. Jadilah anak baik-baik, jangan nakal, bertemanlah dengan anak lain, dan hiduplah normal."

Lelaki paruh baya berbadan kekar itu tersenyum lalu mengecup kening seorang gadis kecil berpakaian lusuh dengan mata merah itu.

Gadis itu hanya diam. Bahkan diusianya yang baru akan menginjak delapan tahun, tatapannya sudah sangat dingin. Meski begitu, hanya laki-laki itu yang dapat mengetahui berbagai perasaan di balik tatapan dingin gadis kecil itu.

Seperti saat ini. Dia tahu gadis itu merasa sedih karena akan dia tinggal, begitu juga dengan dia. Rasanya berat sekali baginya untuk meninggalkan gadis yang telah diasuhnya sejak bayi itu.

"Aku akan sangat merindukanmu. Karena itu, ingatlah untuk pulang. Kali ini, aku tidak akan menjemputmu lagi seperti sebelumnya. Kau harus bisa pulang sendiri ya?" katanya lalu mengusap puncak kepala gadis itu lembut. "Nah, aku akan kembali. Ingatlah untuk pulang."

***

"Sialan, bagaimana bisa jadi seperti ini?" desis Rose sambil menatap layar laptopnya.

Sudah pukul dua dini hari dan gadis itu tak kunjung tidur. Matanya terus menatap layar laptop, membaca seluruh data yang sudah di dapatnya. Memeriksa satu-satu persatu. Meneliti bagaimana bisa segalanya bisa terjadi.

Nyawa Matt terancam dan Rose benci karena dia tidak bisa melakukan apa-apa karena tugasnya hanya mengikuti kemanapun Matt pergi dan menjaganya agar rahasia yang dipegangnya tidak jatuh.

Sedangkan kasus kali ini...

Lily...

Kau benar-benar ibu yang mengerikan.

Orang-orang yang mengincar Matt kali ini tidak ada hubungannya dengan Mr. Tom, tapi langsung Matt sendiri. Mereka mengetahui potensi Matt, juga kondisinya saat ini.

Dan orang-orang itu mengincar Matt sebelum dia sembuh. Untuk meneliti tubuhnya, mengembangkan sesuatu pada obat yang yang disuntikan Lily pada tubuh anaknya.

Superhuman.

Jika Matt mati setelah Rose meninggalkannya, rasanya sia-sia melindungi Matt selama ini. Setelah segala upaya yang dilakukannya untuk menyelamatkan pemuda itu, setelah segala kekesalan yang ditahannya...

Ck, seperti menjaga babi yang akan disembelih saja.

Bisa saja dia mencari orang itu lalu membunuhnya. Itu pekerjaan mudah, dia sudah terbiasa melakukannya. Apalagi, dia sudah mengetahui di mana tempat orang itu.

Tapi, jika dia melakukannya, segalanya hanya akan bertambah buruk.

Entah orang itu yang akan mengincar keluarga Matt, entah organisasi Rose yang akan kena masalah, entah Rose yang kewalahan, entah nyawanya sendiri yang terancam.

Mungkin dia bisa menghabisi seluruh orang-orang itu, tapi tetap beresiko. Bagaimanapun juga, Rose tetap manusia biasa.

Tunggu, kenapa aku memikirkannya? Itu bukan urusanku.

Rose menutup laptopnya dan berbaring begitu saja. Memikirkan pesta ulang tahun Matt yang semakin dekat, juga rencana-rencananya yang lain.

Mungkin sebuah peringatan kecil sudah cukup.

Dan Rose menjalankan aksi besok paginya.

Rose dan Matt duduk berhadapan di meja makan. Memakan sarapan dengan tenang sambil sesekali mencuri pandang ke arah Matt yang tampak tenang sekali.

Entah apa yang akan Matt lakukan sekarang jika ia tahu kalau nyawanya terancam.

Tidak, dia memang selalu santai.

Rosalyn : changeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang