Chapter 3

2K 154 2
                                    

  Rose menggila di jalanan. Dia memacu mobilnya cepat, berhenti mendadak, dan melakukan hal gila lainnya yang membuat Jack berkali-kali mengingatkannya kalau mereka sedang bersama Matt. Tapi Rose tidak ambil pusing. Biar laki-laki kurang ajar itu merasakan kemarahannya.

  Usahanya berhasil. Saat sampai, Matt tidak langsung turun. Dia memejamkan matanya sebentar lalu mengambil nafas.

  "Kau gila. Benar-benar gila," gumam Matt sambil memejamkan mata.

  Rose hanya menyeringai puas lalu mengamati rumah besar yang rimbun itu. Dia melihat sekeliling rumah Matt. Semua tampak  normal, bahkan tergolong sepi.

  "Aku suka rumah ini," komentar Rose.

  Jack yang tadi juga ikut mengamati sekarang berdiri di sebalah Rose. "Ya. Tidak akan ada yang curiga kalau dia tinggal di tempat ini."

  "Apa yang kalian lakukan? Ayo masuk," kata Matt lalu masuk diikuti Rose dan Jack.

  Rose mengamati tiap detil dalam rumah Matt. "Sepi sekali."

  "Di rumah hanya ada aku, sopir, dan pembantu."

  "Apa di sini tidak ada satpam atau apa..." kata Rose heran.

  "Ha? Buat apa?"

  Rose menatap Matt tak percaya. Ayah macam apa Mr.Tom itu? Meninggalkan begitu saja anaknya dalam keadaan berbahaya.

  Rose mengedikan kepalanya pada Jack lalu dibalas dengan anggukan.

  "Matt, kupikir kamu tahu bagaimana keadaan mu sekarang," kata Jack.

  "Yah... kurang lebih aku ini seperti peti harta karun kan?" balas Matt.

  "Ya. Jadi mulai besok Alice akan mengikuti kemana saja diri mu, termasuk sekolah."

  Hening tidak ada suara. Matt hanya mengerjapkan matanya beberapa kali sampai dia paham betul apa yang dikatakan Jack. "Sekolah? Bagaimana bisa?"

  "Soal itu organisasi kami yang mengatur," terang Jack.

  "Ya ampun, pada akhirnya sekolah sebagus itu kalah dengan uang," Matt mendecakan lidah. "Lalu apa Alice sekelas dengan ku?" tanya Matt bersemangat.

  Jack ragu untuk menjawabnya karena Rose sensitif sekali soal ini. "Ehm... iya."

  Kentara sekali kalau Matt sangat senang dan baik Rose maupun Jack tidak tahu apa yang membuatnya senang begitu.

  "Tapi Matt, jangan memperlihatkan dirimu kalau sudah mengenal Alice," kata Jack was-was.

  Matt memasang senyum manisnya. "Baik-baik. Tapi aku boleh akrab dengannya kan?"

  "Boleh saja."

  Rose yang dari tadi diam saja hanya menatap kesal Matt. Dia tahu sebentar lagi hari-harinya akan dirusak oleh rencana Matt yang entah apa itu. Dia yakin sekali Matt akan melakukan sesuatu padanya.

  "Baiklah, semua beres kalau begitu," kata Jack puas. "Semoga kamu baik-baik Matt. Kalau sesuatu apa-apa, kamu bisa telepon aku," lanjutnya lalu tiba-tiba ponsel Matt berbunyi dan Jack tersenyum.

  Saat Jack melewati Rose, dia menepuk pundak Rose dan mendekatkan mulutnya ke telinga Rose. "Jaga diri mu," katanya khawatir.

  Rose tersenyum. "Aku akan baik-baik saja."

  Jack pun pulang dengan kekhawatiran. Perasaannya mengatakan sesuatu akan terjadi pada mereka berdua.

  Kesunyian terjadi beberapa saat setelah kepergian Jack.

Rosalyn : changeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang