Chapter 21

1.2K 126 2
                                    

"Kakak!"

Seorang gadis yang mungkin seusia Rose berlari, menghambur ke pelukan pemuda yang wajahnya tak beda jauh dari pemuda itu sendiri. Berambut coklat seperti beruang dengan kulit putih pucat dan mata coklat keemasan. Hanya tatapan mereka saja yang berbeda, tatapan gadis itu lebih halus dibanding dengan kakaknya.

Matt mengusap kepala adiknya lalu melepaskan pelukannya, "Bagaimana liburmu?"

"Sepi sekali tidak ada kakak," katanya manyun lalu mereka saling lepas rindu sementara Rose berbicara dengan Mr. Tom.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Tom.

"Jauh lebih baik tuan," balas Rose.

"Pestanya?"

"Semua sudah siap seperti keinginan anda."

"Kerjamu cepat sekali. Frans tidak salah memilihmu."

"Terimakasih atas pujiannya tuan. Kita berangkat sekarang? Lebih baik anda cepat sampai di rumah saat ini."

Tom menyunggingkan senyumnya, "Kuserahkan padamu, Alice."

Mereka berempat pulang dengan Rose kembali menjadi sopir. Tom sangat ramah padanya, bahkan dia tidak akan sungkan-sungkan untuk mengajaknya bicaranya dan itu hal yang dibenci Matt.

Karena adik Matt datang, Rose terpaksa pindah ke kamar lain. Tapi, tetap saja dia memakai kamar tamu yang dirasanya sangat berlebihan. Tentu saja Rose sudah mengemasi barang-barangnya dan memindahkannya sejak kemarin.

"Kalau kau mau, aku bisa mengatakannya pada adikku agar dia memakai kamar lain saja," tawar Matt saat itu.

"Jangan gila, aku pengawasmu di sini dan bukan tamu," jawabnya dingin.

Dan Rose bersyukur sekali karena tidak harus menuruti Matt karena dari yang dia lihat, Lia bukan tipe gadis yang suka berbagi. Dilihat dari caranya berbicara dengan Matt dan segala yang dilakukannya di mobil. Sebagai tambahan juga, Rose sangat tidak menyukai gadis manja yang kurang peduli dengan sekitarnya itu.

Mereka sampai dengan selamat dan dari informasi yang Rose dapatkan, mereka tidak diikuti sama sekali.

"Apa menurutmu ini tidak aneh Alice?" Tom saat Rose mengikutinya ke kamar.

"Menurut saya tidak. Mungkin mereka sedang merencanakan sesuatu saat acara nanti," jawab Rose.

"Mungkin?"

"Tidak ada hal yang pasti Mr. Tom. Tapi saya tetap berusaha semaksimal mungkin agar kemungkunan terburuk tidak sampai terjadi."

Mr. Tom tersenyum. "Aku suka cara berpikirmu Alice."

"Terimakasih tuan," Rose diam agak lama sebelum membuka kamar Mr. Tom. "Ada yang ingin saya tanyakan."

Tom mengangkat alisnya heran, "Silahkan saja."

"Apa anda yakin dengan yang anda lakukan?" tanya Rose tajam. Dia bahkan tidak sungkan untuk menatap langsung ke mata Tom. "Saya ingatkan sekali lagi tuan, saya hanya melakukan sesuai dengan permintaan anda."

"Aku tahu ini hal yang kejam baginya..." kata Tom pelan, "Tapi harus kulakukan Alice. Aku hanya ingin dia selamat..."

Orang tua yang kasihan.

"Saya mengerti tuan. Saya akan berusaha semaksimal mungkin," balas Rose ramah lalu menampilkan senyum palsunya. Dia membuka pintu kamar dan memasukkan koper Tom.

"Silahkan beristirahat tuan," Rose berjalan keluar kamar.

"Alice?" panggil Tom saat dia ada di ambang pintu, "Ikutlah makan malam dengan kami."

Rosalyn : changeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang