Chapter 12

1.8K 147 0
                                    

"Matt sayang, apa mau mendengarkan ibu?"

"Hmm."

"Ibu sedang membuat obat untukmu sekarang dan-"

"Itu artinya Matt bisa sembuh?"

Matt menatapnya penuh harapan. Dengan segala kasih sayangnya, perempuan itu memeluk Matt lalu berkata, "Iya, kamu pasti akan sembuh."

"Kalau Matt sembuh apa Matt bisa sekolah? Apa Matt bisa main sama Lia?" tanya Matt semangat.

"Ya, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau. Kamu bisa sekolah, kamu bisa main bersama adikmu. Kamu bisa melakukan apapun. Ibu janji..."

"Matt! Oi Matt! Transistornya!" teriak Zoe panik lalu langsung berlari menghampiri Matt yang sedang melamun.

Bukannya mendengarkan, Matt malah dengan wajah ling-lungnya menghadap Zoe yang menyebabkan kedua pemuda itu bertabrakan.

Cairan keras di dalam tabung kimia yang dipegang Matt jatuh seketika. Sadar dengan apa yang terjadi, Matt langsung menangkapnya dan mematikan transistor yang ada di sampingnya bersamaan.

TAK

"Kau ini bodoh ya?!" keluh Zoe sambil menjitak kepala Matt.

"Sakit tahu! Bagaimana kalau jatuh lagi? Untung-untung aku tangkap kan?" protes Matt kesal.

Zoe menghela nafas. "Melamun lagi?" tanya Zoe, tapi yang ditanya diam saja sambil meneruskan pekerjaannya. "Aku paham kamu tidak suka dengan keadaan mu, tapi bersabarlah sedikit lagi."

"Lihat? Kau yang menghiburku tapi kau juga yang menganggapku seperti orang yang tak berdaya," balas Matt sinis.

"Aku tidak mengatankannya seperti itu."

"Tapi itu maksudmu!" katanya gusar. "Kau, ayah, dan ibu, semua sama saja!" teriaknya marah.

"Matt..."

Hanya dengan panggilan nama itu, Matt sudah tahu dirinya kelewatan lagi. Marah-marah tanpa sebab dengan tiba-tiba.

"Maaf..." sesalnya.

Zoe tersenyum lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. "Tidak apa. Aku paham perasaanmu saat ini. Tapi kalau kamu terus seperti itu, pekerjaanmu tidak akan berhasil."

"Aku tahu."

"Jadi, ceritakan padaku apa yang membuatmu seperti ini," kata Zoe tenang.

"Hari ini terlalu banyak kejadian. Diikuti penguntit, dijadikan umpan, dan hampir mati ditusuk mantan sahabat ibu. Rasanya kepalaku mau pecah saja memikirkan hal itu. Terlalu banyak hal buruk yang terjadi. Bahkan, aku menghancurkan pertemuan terakhir kita berlima sebelum libur musim dingin!

Belum lagi gadis ku melindungiku sekali lagi dan aku sebagai laki-laki hanya bisa melihatnya menyongsong nyawa! Aku merasa seperti pengecut Zoe! Padahal aku tahu aku bisa menyusulnya, membantunya di sana. Sayangnya aku ingat apa yang akan terjadi padaku kalau aku menyusulnya." cerocosnya langsung.

Zoe hanya tertawa mendengarnya. "Aku berterimakasih pada Tuhan karena sudah mengingatkan mu," candanya. "Mungkin kau juga harus mempertemukanku dengan gadis mu, aku juga ingin mengucapkan terimakasih padanya karena sudah melindungimu."

"Ya, dan tanpa sadar, dia juga menjadi rantai pengikat hidupku. Kalau bukan dia yang menjagaku, aku mungkin sudah kabur," tambahnya kesal.

"Lalu membiarkanmu berkeliaran sambil menggunakan tubuhmu? Tidak Matt. Hanya aku yang bisa mengobatimu saat kamu ambruk," balas Zoe dan Matt diam saja. "Bersabarlah sebentar lagi dan aku janji kita akan membuatmu normal lagi."

Rosalyn : changeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang