Ponsel itu sudah di tangannya. Hanya dengan sekali sentuh, telepon akan menyambung dengan seseorang yang ada di belahan dunia lain. Tapi Rose ragu. Ini sudah lebih dari lima menit dia menatap layar ponselnya.
Sekali lagi dia mengehela nafas. Dia tahu betul bos yang akan dia hubungi ini adalah orang tua yang baik hati. Akan mendengarkan Rose mengomel sesuka hati soal pekerjaan yang diberikan kepadanya meskipun kadang pada akhirnya orang tua sialan itu berhasil membujuknya.
Dan alasan dia akan menelepon adalah karena dia ragu soal pekerjaan mendadak itu. Rose masih belum bisa memutuskan apakah dia akan menerima pekerjaan mendadak itu atau tidak. Dia senang, tentu saja. Pekerjaan itu bayarannya besar, tidak membosankan dan ah... dia merindukan sensasi saat menarik pelatuknya, berkelahi, bau karat yang bercampur darah. Ini pekerjaan besar yang berbahaya.
Tapi di lain sisi, ada Matt yang harus dia jaga yang entah kenapa dia tidak ingin orang lain mengetahui keadaannya sekarang.
Sialan, apa yang kupikirkan sih?! rutuk Rose lalu menekan layar ponselnya.
"Ya Rose?"
Jeda sebentar lalu Rose menjawab, "Bos, apa maksdumu memberiku pekerjaan mendadak begini? Aku ada bayi yang harus dijaga."
Bosnya tertawa di seberang sana. "Kenapa? Bukannya kau senang?" Rose terdiam beberapa saat. "Kau ragu..."
Rose menghela nafas. "Ck, ini gara-gara kau bos," katanya sebal. "Seenaknya memberi pekerjaan tidak jelas."
"Aku bos mu kan?"
Rose mendengus kesal mendengarnya. Kalau sudah begitu, dia tidak bisa menolak pekerjaan itu. "Ya ya ya, aku menerimanya."
"Aku tahu kau akan menerimanya Rose. Jack akan ke sana besok malam. Jadi, selesikan urusanmu secepatnya. Aku tidak ingin ada kesalahan. Daylan akan bersama mu."
"Baik, aku mengerti."
Telepon terputus. Rose langsung mencibir ke arah ponselnya lalu melempar tubuhnya ke ranjang, menatap langit-langit.
Jack akan ke sini, apa yang harus ku katakan?
Ada sebuah perasaan aneh setiap Rose menatap mata Matt tanpa sengaja. Mata itu terlihat sangat sendu, sekalipun dia tersenyum. Matanya redup, tak ada cahaya sama sekali di sana dan itu membuatnya yakin Matt tak ingin orang lain tahu keadaannya.
Tapi mata itu selalu bersinar tiap kali tatapan mereka bertemu. Tatapan yang membuat Rose menyesal dengan tindakannya sendiri belakangan ini.
Dia ingin melindungi pemuda itu. Menjaga rahasia yang dipegang, yang disembunyikannya selama bertahun-tahun.
Apa dia bisa percaya pada Jack? Apakah Jack akan memperlakukan Matt dengan baik?
Maaf Jack, kali ini saja....
Rose kembali mengetik layar ponselnya yang lain. Dengan wajah serius, dia menempelkan ponselnya di telinga dan saat ponselnya tersambung, dia berbisik, "Halo, dad? Aku membutuhkan bantuanmu."
***
"Hai~ lama tidak melihat mu. Masuklah."
"Errr, terimakasih."
Seperti yang diktakan Alice-nya tadi pagi setelah Zoe pulang, Jack akan datang malam ini. Katanya ada sesuatu yang penting. Entahlah, Matt tidak begitu peduli.
"Jadi... ada apa?" tanya Matt begitu mereka bertiga berkumpul.
Alice-nya dan Jack tukar pandang yabg membuat Matt menyerengit heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosalyn : change
Action"Tidak. Tidak ada tempat bagiku untuk kembali. Bahkan di sudut dunia yang terpencil pun." Rose selalu hidup berlumur dosa. Bau darah, suara tembakan, dan mayat yang bergelimpangan sudah menjadi kesehariannya. Hatinya telah beku seiiring ia tenggelam...