Mobil melaju santai di jalanan, bahkan terkesan lambat. Kaki Rose terasa gatal ingin menginjak pedal kemudi dengan ganas, tapi tak ada yang berubah dari ekspresinya. Tetap datar dengan matanya yang tajam dan dingin sambil sesekali melirik ke arah spion lalu tersenyum licik.
"Oh, sepertinya umpan ku tidak dimakan," gumam Rose dalam.
Bukannya menghibur, Jack malah bersenandung sendiri sambil menyiapkan dua buah pistol dengan alat yang hanya mereka berdua ketahui yang entah sejak kapan ada di dashboard mobil.
"Yah... kita harus menangkapnya paksa kalau begitu~" kata Jack.
Matt menatap ngeri Jack. Sejak kecil, dia memang sudah biasa dijadikan objek penculikan, tapi itu bukan berarti dia merasa terbiasa. Apalagi kali ini mereka sengaja agar mereka ditangkap.
Lagipula kenapa aku harus ikut?
Saat mereka sampai di tikungan, Rose langsung membanting setir dan menginjak dalam pedal mobil.
"Hei! Apa yang kalian lakukan?" protes Matt.
"Kita akan memancing ikan~" kata Jack senang sambil melepas sabuk pengamannya, begitu juga dengan Rose. "Beri tahu aku kalau sudah waktunya Alice."
"Hm," dan jawaban singkat itu membuat Matt membelalak kaget. "Apapun yang terjadi tetap tenang dan diamlah di sini," lanjutnya pada Matt. "Ini demi keselamatan mu dan kalau kau bertanya-tanya kenapa kamu harus ikut akan ku katakan nanti," katanya cepat saat melihat wajah protes Matt. "Bersiaplah Jack."
"Kapanpun kau bilang," jawab Jack.
Lima menit berikutnya, mereka masih berkendara dengan kecepatan menakutkan.
"Aku hanya akan melakukan sekali Jack dan kalau kau tidak berhasil, aku yang akan memenggal kepalamu," kata Rose lalu tersenyum.
Jalanan sepi sekali saat itu dan Rose menggiring mereka ke sebuah tanah lapang.
Suara tembakan terdengar dari belakang beberapa kali yang membuat Rose menyetir lebih brutal.
"Aku tahu mobil mu anti peluru, tapi menunduklah, itu akan membuatmu merasa lebih aman," kata Alice-nya tenang. "Buka jendelanya Jack."
Jacj menurut. Setelah bunyi tembakan berhenti, Rose langsung membanting setir yang membuat mobil berbalik arah lalu berhenti mendadak. Dalam kesempatan itu, Jack melepaskan tiga tembakan yang membuat mobil itu berhenti.
"Bagus, jarak kita cukup dekat. Kuharap mereka tidak kabur dari jaring," kata Rose cepat sambil melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil menuju mobil yang ditembak Jack tadi.
Jack juga melakukan hal yang sama. "Kau diam saja di sini," tambahnya serius sebelum pergi lalu Matt ditinggal begitu saja di dalam mobil.
Mereka tahu kan manusia bisa mati karena di dalam mobil mati terlalu lama? batin Matt.
Dari dalam mobil, Matt bisa melihat denngan jelas apa yang mereka lakukan. Tiga orang musuh keluar dari mobil begitu Alice-nya menghampiri mereka lalu salah satu dari mereka menedongkan pistol dan menembakannya pada Alice tersayangnya yang tidak membawa senjata apapun dan bertindak ceroboh karena menyerang mereka lebih dulu.
***
Baiklah, tidak boleh ada pertumpahan darah di sini.
Dengan semangat yang meluap-luap, Rose keluar dari mobil dengan raut wajah datar dan dingin seperti biasa lalu berlari begitu saja ke arah para ikan yang akan dipancingnya.
Tiga orang keluar dari mobil dan salah satunya sudah siap dengan sebuah pistol yang tertuju tepat pada Rose lalu orang itu dengan girangnya menarik pelatuk pistolnya. Bukan Rose namanya kalau tidak bisa menghindar dari serangan itu. Hanya dengan melihat pucuk pistol, dia bisa menghindar lalu dengan kuat, Rose memegang pergelangan tangan orang itu, memelintirnya cepat sampai terdengar bunyi yang dapat menyakitkan telinga. Tidak hanya sampai disitu, Rose langsung mengambil alih pistol, menendang bagian sensitif orang itu sekali lalu membantingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosalyn : change
Action"Tidak. Tidak ada tempat bagiku untuk kembali. Bahkan di sudut dunia yang terpencil pun." Rose selalu hidup berlumur dosa. Bau darah, suara tembakan, dan mayat yang bergelimpangan sudah menjadi kesehariannya. Hatinya telah beku seiiring ia tenggelam...