Prolog

71.6K 2.2K 20
                                    

Di dalam masjid yang terdapat di dalam pondok Al Anshor kini sudah ramai santri dan santriwati serta beberapa orang yang tengah menatap seorang pria ber jas hitam yang tampak gagah, sedang duduk di depan pak penghulu

Pernikahan. Satu kata yang membuat kita mengetahui acara apa yang sedang di langsung kan disana.

"Saudara Ikhsan, apa anda sudah siap?"

Mempelai pria yang bernama ikhsan itu menatap ke arah sang ayah, yang mengangguk ke arahnya

"Bissmilah, saya siap" jawabnya,

"Jabatlah tangan calon mertua mu," dengan ragu ikhsan menjabat tangan seseorang yang akan menjadi ayah mertuanya

"Bissmilahirrahmanirrahim, ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka Muhamad Shodiq Amrullah, alal Mahri seperangkat alat sholat dan 20 juta hallan,"

"Qobiltu nikaha wa taswijaha alal mahril madzkur wa radiitu bihi, Wallahu waliyu taufiq," di Ucap nya ijab kabul tersebut dengan lantang dengan satu kali tarikan nafas

"Bagimana para saksi?, Sah?"

"SAH"

"Alhamdulillah.."

Jantung ikhsan berdetak kencang mendengar itu, sekarang status nya bukan lagi seorang pria lajang, melainkan sebagai seorang suami, yang harus bertanggungjawab terhadap istrinya

Tak ada yang menyangka jika rencana Allah akan membawanya ke dalam ikatan suci pernikahan dengan gadis yang baru ia kenal.
Sungguh, rencana Allah tidak tertebak.

"Panggil kan pengantin perempuan nya," ujar sang penghulu

Dengan segera kakak ipar ikhsan beranjak untuk memanggil mempelai wanita di kamarnya.

Tak lama kemudian mempelai wanita datang  dengan dituntun Karin, kakak ipar ikhsan dan sahabat sang mempelai wanita menuju posisi ikhsan.

Tak ada raut kegembiraan atau kekaguman yang terpanjang di wajah ikhsan. Hanya raut datar yang ia tampilkan sejak tadi.

"Mempelai wanita silahkan cium tangan mempelai pria."

Dengan kepala yang masih menunduk, tangan nya terulur untuk mencium tangan seseorang yang beberapa menit yang lalu sudah resmi menjadi suaminya

Tak lupa sang mempelai pria membalas dengan mengecup kening sang istri lalu mendo'akan nya

"Allahuma inni as'aluka  min khoirihaa wa khorimaa jabaltaha 'alaihi wa a'udzubika  min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaihi."

Setelah nya, sang mempelai pria memasangkan cincin kepada mempelai wanita, begitu pula sebaliknya.

Para santri bersorak-sorai hebot tak karuan, dan seketika masjid di penuhi suara tepuk tangan dan ucapan selamat yang bersahut-sahutan

"Masya Allah"

"Barakallah"




TBC

Jangan lupa vote dan comen





CINTAI AKU, GUZ (END + Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang