CAG Part 4

18.6K 1K 7
                                    

~Merindukan mu itu kaya hujan, datang tiba-tiba tapi tidak tau kapan berhenti~

                    °Ikhsan°


******

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!

       Happy reading all 😍







Seorang gadis cantik bergamis Army tengah berjalan menelusuri lorong-lorong asrama  Putri untuk menuju ndalem. Gadis itu berjalan bersama dengan gadis bergamis mustard yang setia menunduk di belakangnya.

Gadis Cantik bergamis Army itu selalu menghela nafas disepanjang jalan menuju ndalem.

Gadis bergamis Army itu berhenti, begitu dengan gadis bergamis mustard.

"La, Sampean jalan disamping saja aja, jangan dibelakang saya!" Gadis bergamis Army berujar sambil mengembalikan badannya.

Gadis yang dipanggil La itu mendongak, "Saya dibelakang sampean saja, Ning." Ujarnya kemudian menunduk lagi.

Gadis bergamis Army yang dipanggil 'Ning'  itu adalah Septi. Dia menghela nafas untuk kesekian kali karena kesal lantaran sahabat nya tidak mau berjalan di sampingnya.

"Saya ini Sahabat kamu loh la," Gadis yang masih menunduk itu mengangguk.

"Inggih, Ning. Tapi Sekarang beda," Ujar gadis itu yang tak lain Adalah Laila Jannah sahabat Septi saat Masih MTS.

"Beda apa nya?" Tanya Septi dengan alis yang terangkat satu.

"Sekarang sampean kan, udah jadi Ning." Septi mengerutkan kening mendengar jawaban Laila.

"Bukannya dari dulu saya sudah jadi 'Ning'?" Tanya Septi, kemudian Laila mengangguk.

"Terus apa bedanya? Bahkan dulu kamu biasa-biasa aja sama aku." Sambung Septi.

Laila mendongak menatap Septi, helaan nafas terdengar ditelinga Septi. "Beda Ning, Kalo dulu 'kan, saya Ndak mondok dipondok Abi sampean maupun disini. Jadi, ya saya biasa-biasa aja sama sampean. Nah sekarang? Sampean itu udah jadi Istrinya Guz Ikhsan. Guz dipondok saya mencari ilmu." Jelas Laila

"Jadi hanya karna saya istrinya Guz Ikhsan, Sampean jadi Takdim gini?" Laila mengangguk membuat Septi memanyunkan bibirnya.

"Nih ya, mau saya istrinya Guz Ikhsan atau bukan. Sampean gak perlu lah sok-sokan Takdim gini, gak suka aku tuh.." Ujar Septi.

"Saya Ndak sok-sokan Takdim tau, saya tuh emang beneran Takdim dari sananya!" Elak Laila.

Septi memutar bola matanya malas, "Terserah kamu mau alesan apapun, yang penting, Tetep jadi Laila yang aku kenal dulu. Bukan Laila yang kaku kalo ngobrol sama aku!" Ucap Septi

"Ndak bisa ni-"

"Ets, ets, ets, aku nyuruh kamu sebagai Ning kamu! Jadi, gak ada penolakan." Septi tersenyum puas saat melihat Laila menatap nya kesal.

"Menyebalkan!" Ujar Laila kemudian berjalan melewati Septi denga bibir manyun.

Septi terkekeh. Ini yang dia inginkan, Laila, menjadi sahabat yang bersifat santai tanpa memandang apapun. Karna menurut dia, Sahabat itu tidak memandang apupun. Jika Septi merasa nyaman, senang sekaligus bahagia. Itulah yang dia klaim menjadi sahabat nya.

CINTAI AKU, GUZ (END + Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang