CAG Part 6

17.1K 1K 16
                                    

_Kalau kamu pernah merasakan hujan saat langit tak mendung. Itu tandanya, kamu tau rasanya air mata turun saat bibir terpaksa tersenyum_

                      ~Hamzah~

*****





"Jadi gimana, Mba?" Tanya lagi Zahra yang tidak membalas perkataan Abinya.

Septi tersenyum kikuk saat diberikan pertanyaan seperti itu.
"Alhamdulillah, betah kok, dek. Lagian kalo gak betah, Yo dibetah-betahin toh. Lah wong saya kepingine nikah satu kali seumur hidup. Jadi yo harus betah, hehehe..."

"Iyo sih, Mba. Tapi 'kan, kak Ikhsan Ki dingin bangeeet, kayak kak Hamzah kok Yo betah. Ati-ati mba, iso beku loh," Ledeknya.

Septi menoleh ke arah Ikhsan yang menatap tajam Zahra. Septi terkekeh kecil melihatnya.

'Guz Hamzah saja saya betah kok. Dulu," Batinnya

"Eh nduk, nek ngomong Karo mamase mbok Ling bener. Ora apik loh nek ngunu kui," Seru Ummi Zahra yang diangguki sang Abi.

"Emangnya salah? Tapi kan faktanya emang gitu, ummi..." Ujarnya polos

"Wes toh, ren, Rak popo. Lagian bener kok, anak ku Ling siji Iki genah dingine poll... Ngomong Karo ummi aja jarang." Bela Siti. Ummi-nya Ikhsan.

Ikhsan hanya menatap datar Ummi-nya. Sebenernya dia itu bukannya jarang ngobrol dengan sang Ummi. Tapi, orang mereka emang jarang ketemu. Sekalinya telepon itu aja cuma sebentar.

"Sampean Iki loh mba, malah Zahra nya dibelain." Ujar sang Ummi.

"Udah biarin aja ngapasih, ren. Hamzah, Ajak adik mu ke kamar. Kasian dia pasti kecapean," Seru Siti diangguki Hamzah.

Kedua kakak beradik itu berjalan menaiki tangga menuju kamar Zahra.

"Karin, tolong kamu buatin Susu putih buat Zahra, ya." Ucap Ummi Zahra diangguki Karin.

Saat ingin berdiri, Septi menahannya.

"Kenapa, Dek?" Tanya Karin.

"Em, boleh Septi aja gak mba yang buatin?" Ujar Septi lirih.

"Mau pendekatan?" Tebak Karin  yang langsung diangguki Septi sambil tersenyum kikuk.

Karin mengangguk. "Yaudah, kamu yang buat. Em, pakai gelas yang ada di lemari atas yang warna biru, ya. Itu gelas yang biasanya Zahra pakai soalnya." Septi mengangguk mengerti.

"Oh ya satu lagi, airnya dibanyakin aja. soalnya, Zahra gak suka Susu yang terlalu manis." Lagi-lagi Septi mengangguk, kemudian dia pamit undur diri.

CINTAI AKU, GUZ (END + Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang