CAG Part 48

15.9K 1.1K 223
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)








Yeay Cia update lagiiiii......
Pokoknya jangan bosen-bosen baca cerita ini!
Udah ah, itu aja yang mau cia bilang, abisnya cia bingung mau ngomong apa lagi...


Dua sosok pemuda tengah berjalan santai mengelilingi kawasan pesantren yang terlihat luas dan asri ini. Dua sosok pemuda yang memang tidak pernah terlihat bersama maupun sekedar bertegur sapa itu, kini malah jalan bersama.

Sifat mereka yang bertolak belakang menjadi salah satu penyebab ketidak akraban itu. Yang satu terlihat ramah dan murah senyum, dan yang satunya sangat dingin dan berwajah datar.

"Gimana dengan Ana? Apakah dia sudah menjadi istri yang baik?" Tanya pemuda yang terkenal dengan keramahan serta senyum manisnya.

Dia, Zico. Nama lengkapnya adalah Muhammad Zidane Codrat Pramudya. Pemuda yang masih menyandang status Single di usianya yang kini akan menginjak dua puluh delapan tahun.

Zidane Codrat atau yang kerap di sapa Zico itu adalah Kakak Sepupu Septi dari pihak Ibu. Karena terlalu fokus pada karier nya, Zico sampai menunda-nunda untuk menikah. Bahkan sudah berkali-kali Zico dijodohkan tapi Zico menolak nya dengan alasan ingin mencarinya sendiri.

Padahal jika dilihat dari segi fisik, Zico tidak ada cacat sama sekali. Bahkan bisa dibilang Zico adalah salah satu Guz idaman para santri Abahnya. Sifatnya yang ramah, Murah senyum, serta kekinian membuat Zico menjadi sosok yang didamba.

Pemuda yang masih setia memasang wajah datarnya itu mengangguk tanpa menoleh ke arah Sang kakak sepupu Istrinya.

"Sudah. Bisa dibilang sangat baik malahan," Jawab Ikhsan seadanya.

Zico mengangguk sambil tersenyum manis, "Alhamdulillah..."

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi di sepanjang jalan. Mereka terlihat melihat kesana kemari untuk melihat situasi Pesantren.

"Boleh saya bertanya tentang Ning Septi pada Sampean?" Tanya Ikhsan setelah lama terdiam.

Zico menoleh dengan alis yang terangkat satu.
"Tentang Ana? Kenapa bertanya pada ku?"

Ikhsan menghentikan langkahnya membuat Zico ikut berhenti dan menatap Ikhsan bingung. Ditambah lagi, guratan keraguan tampak jelas diwajahnya.

"Ada banyak hal yang tidak saya ketahui tentang dirinya. Ah bukan banyak lebih tepatnya Semua nya." Ikhsan menjeda untuk melihat ekspresi Zico. Dan ternyata ekspresi Zico terlihat terkejut. "Ning Septi terlalu tertutup dengan saya."

CINTAI AKU, GUZ (END + Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang