CAG Part 8

15.1K 960 21
                                    

_Jika kamu jelek jangan takut untuk mencintai, karna yang seharusnya takut adalah yang di cintai _

*****

            Jangan lupa vote + Comen

Seorang gadis cantik tengah mondar-mandir di ndalem untuk mencari sosok suaminya. Tapi, dari pagi dia tidak menemukan salah satu anggota keluarganya.

Kenapa tiba-tiba menghilang?

Septi. Gadis cantik itu langsung bergegas keluar ndalem. Disana dia melihat sosok adik sepupu Iparnya tengah berdebat dengan dua Santriwati lainnya.

Dia berjalan menghampirinya dengan seulas senyum dibibir merahnya.

"Assalamualaikum,"

Ucapan salam Septi menghentikan perdebatan mereka.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh."

Jawab mereka serentak.

"Mba Septi?" Panggil Zahra terkejut.

"Dek, Yang lain kemana ya? Kok sepi?" Tanya Septi.

Zahra menggeleng tidak tahu. " Ndak tau. Emang di dalam ndak ada orang satu pun, Mba?"

Kini gantian Septi yang menggeleng.

"Loh pada kemana, Ya?" Gumam Zahra bertanya.

"Em, Mba Septi ada perlu ya?" Tanya Zahra yang langsung dibalas anggukan.

"Saya mau ke Supermarket, Dek. Ada beberapa keperluan yang ingin dibeli."

Zahra manggut-manggut paham
"Ya udah, Mba Septi Pergi aja. Nanti Zahra yang bilangin ke kak Ikhsan."

Septi terdiam memikirkan tawaran Zahra. Sebenarnya selain ingin meminta izin dia juga ingin meminta uang Kepada Ikhsan.

Memangnya Septi tidak diberi uang Jatah pada Ikhsan?

Ikhsan tidak pernah memberikan nya secara langsung, tapi ikhsan selalu meninggalkan dompetnya diatas meja rias Septi dan Selalu ada notes dengan tulisan, Pakai Saja uang nya

Bukankah itu tandanya Ikhsan memberikan uang Jatah pada Septi meskipun tidak secara langsung?

"Mba?" Panggil Zahra membuyarkan lamunan Septi.

"Eh, kenapa dek?" Tanya Septi.

"Gimana? Mba Septi jadi pergi, Ndak?" Tanya Zahra.

Septi mengangguk. "Jadi. Tolong sampaikan pada Guz Ikhsan kalo saya pergi ke supermarket dengan Laila." Ucap Septi.

"Laila?"

"Salah satu Santriwati disini."

Zahra mengangguk paham. "Oke Mba, Nanti Zahra sampaikan."

Septi Tersenyum senang. Kemudian dia pamit dari hadapan mereka. Septi pergi ke kamar untuk mengambil dompet milik Suaminya.

"Mas, Septi Minjem Dompetnya, Ya."

****

Ikhsan berjalan santai dengan wajah yang setia datar sambil masuk ke ndalem. tapi, raut wajahnya berubah panik tapi hanya seperkian detik saja.

CINTAI AKU, GUZ (END + Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang