CAG Part 17

15.7K 892 9
                                    

Happy reading all!!!

             Jangan lupa vote + comen
Spam comen kalo perluuuuuu.....











Pagi hari ini sangat cerah, bahkan matahari sudah panas padahal hari masih terlihat pagi.
Pagi ini memang cerah, tapi tidak secerah Hati gadis yang tengah duduk di bangku taman depan ndalem.

Eits, seperti nya dia sudah bukan gadis lagi, melainkan seorang wanita.

Sosok gadis yang tengah membawa sapu lantai dengan lap yang di sampirkan di pundaknya menghampiri Septi yang tengah menatapnya dengan wajah kusut.

"Kusut amat tuh muka. Kenapa?" Tanya gadis yang baru saja mendudukkan pantatnya di samping Septi.

"Datang-datang tuh salam bukan nyinyiran orang!" Ucap Septi mengingat kan.

Gadis yang baru saja duduk itu menyengir lebar. "Hehehe lupa. Assalamualaikum Ning Cantik yang mukanya kusut kaya baju Ndak di setrika. Ada apa nih pagi-pagi gini manggil saya?"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh."

"Muka sapa yang kusut? Saya? Enak aja!" Bantah Septi tak terima dengan ucapan sang sahabat.

"Lah emang bener, kok. Lagi ada masalah ya?" Tebak Gadis bernama Laila itu.

Septi mencebik bibirnya kesal kemudian menatap Laila malas.

"Dari tadi sok tau benget sih. Mau belajar jadi cenayang, Mba?"

"Ist aku lagi serius, Niiiing...." Ujar Laila tak menyauti perkataan Septi.

"Nggak mau! Aku udah punya Guz ikhsan. Enak aja main serius-seriusin." Septi bergedik geli.

Laila melotot mendengarnya. Sahabatnya ini memang benar-benar minta di rukiyah. Dari tadi bawaannya pengen emosi Mulu ngomong sama dia.

"Bodo amat, Ning. Bodo amat! Nggak denger saya."

Septi terkekeh kecil melihat raut wajah Laila yang tampak kesal.

"Lah malah ketawa. Kenapa sih Ning? Saya lagi sibuk ini loh beres-beres asrama." Ucap Laila membuat Septi menghentikan kekehan nya.

"Loh kamu lagi beres-beres, La? Kenapa nggak bilang dari tadi? Kalo bilang dari tadi jadinya aku nggak akan manggil kamu. Udah sana balik ke asrama. Selesaikan dulu beres-beres nya nanti kesini lagi."

Laila melongo di buatnya. Dia menatap tak percaya pada Septi yang dengan enteng dan tanpa rasa bersalah mengatakan hal itu.

"Sampean bener-bener ya! Astaghfirullah, Saya jauh-jauh dari asrama ke sini looh Ning. Terus ini langsung di suruh balik lagi? Nyebut saya mah, nyebuuut..." Ujar Laila greget.

"Nah bagus, dzikir paginya juga jangan sampai di lupa."

Laila semakin di buat kesal dengan perkataan Septi.

Ya Allah ini Ning Septi bukan sih? Kok ngeselin?

"Bodo lah, Ning. Lier saya!"

"Loh kenapa? omongan saya kan bener bukan? Lagian kamu lagi beres-beres juga. Udah gih sana ke asrama. Nanti di lanjut lagi ngobrol nya."

CINTAI AKU, GUZ (END + Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang