Happy reading all!!!
Jangan lupa vote + comen ✨
Spam comen kalo perluuuuuu.....Di malam Minggu ini, keluarga ndalem tengah duduk santai di ruang keluarga. Ini adalah salah satu rutinitas yang tidak pernah di lewatkan. Karena bertujuan untuk mengeratkan tali persaudaraan.
Disana, ada Nenek, Kakek, Ikhsan, Septi, Hamzah, Zidni, Karin dan Zahra. Sedangkan Elen, dan Ayat sedang di kelas masing-masing untuk belajar Alquran.
Biasanya di malam Minggu ataupun hari Minggu pagi begini kegiatan belajar mengajar di pesantren di liburkan. Tidak di liburkan total sih, hanya ada beberapa kegiatan yang saja yang berjalan. Contohnya seperti Belajar Al-Qur'an dan setoran hafalan. Dari hafalan Al-Qur'an, kitab atau nadhom-an. Itu pun kalo memang ada yang mau setoran.
Sedangkan rutinitas ngaji Subuh diganti dengan tadarus bersama. Lalu saat di paginya semua Santriwati maupun Santriwan di harus kan gotong royong untuk membersihkan pesantren.
Keluarga ndalem itu kini tengah menikmati kue hasil buatan Zahra. Cucu ataupun adik bagi mereka itu memang sangat hoby memasak.
"Besok Ummi mu suruh buat toko roti aja, Ra." Celetuk Karin setelah menelan kue yang tadi ia makan.
Zahra menatap Karin dengan raut wajah bingung. "Buat apa?"
"Ya buat jualan kue, lah! Masa iya buat latian balet."
"Siapa yang mau jualan? Mba Karin?" Tanya Zahra menatap kakak sepupu ipar nya itu dengan polos.
Decakan kecil keluar dari bibir Karin.
"Ya kamu lah! Masa iya Mba Karin.""Loh kok jadi Ara sih? Kan tadi yang bilang Mba Karin."
"Aku hanya menyarankan, Ra. Lagian, Ara yang jago buat kue, bukan Mba Karin." Jawab Karin Santai.
Zahra terdiam memandangi wajah Karin sambil memikirkan Ucapan nya. Seperkian detik, kepalanya mengangguk.
"Bener juga. Ara kan jago buat kue ya? Pasti banyak yang beli kalo di jual," Ucap Zahra sambil tersenyum membayangkan.
Tapi tak lama setelahnya dia menggelengkan kepalanya tak setuju.
"Eh, eh, nggak, nggak, nggak! Kenapa Ara jadi jualan roti? Nggak mau! Ara kan pengen jadi dokter."
Karin memutar bola matanya malas saat mendengar penuturan adek nya. Kenapa Adek nya serius sekali menanggapi ucapan nya. Padahal kan, dia hanya bercanda.
Lagian apa salahnya jika jadi dokter dan punya Sambilan sebagai penjual kue?
"Kan kerja sampingan bisa, Ra."
Zahra menggeleng. "Dokter tuh kerjaannya banyak. Dia sibuk. Jadi, nggak bakal bisa ngurusin kerja sampingannya."
"Kalo ada niat dan bisa bagi waktu, pasti bisa lah."
"Ya kan kasian Mba, Pasti kecapean lah..."
"Iya-in aja biar cepet," Ucap Karin malas sambil memasukkan pancake ke dalam mulutnya.
Zahra mencebik bibirnya kesal. "Ist, nyebelin!"
Sedangkan mereka hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka berdua. Berbeda dengan Ikhsan yang tengah menatap Hamzah tajam yang terang-terangan tengah menatap istrinya dengan tatapan Sayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTAI AKU, GUZ (END + Terbit)
General FictionSpin off : Guz & Ning Jatuh cinta. Pernikahan atas dasar perjodohan, apakah itu sebuah kesalahan? Jika iya, lantas kenapa harus diadakan! Dan jika tidak, lantas kenapa mereka saling menyalahkan hanya karna pernikahan atas dasar perjodohan ini? Seben...