Sebuah tanya

172 31 2
                                    

Aku tau bahwa kita semua pernah mengalami rasa sepi yang tiada henti. Setiap hari menggorogoti hati sampai akhirnya sang pahlawan yang kita nanti datang dengan sebuah janji.

Itu harapanku sih.

Aku Elmar, gadis 17 tahun yang kesepian sepanjang hidup. Tumbuh dalam lingkungan yang super mewah dan penuh harta, sama sekali ga bisa menjamin bahwa aku akan tumbuh jadi pribadi yang mudah mengumbar senyum kebajikan atau paling ga selalu bilang bahagia tiap temen disekolah bertanya tentang kehidupan ku. Semuanya omong kosong karena nyatanya, aku hanya perlu bersyukur agar bisa merasakan kebahagiaan itu sendiri. Bersyukur atas keadaan ku tanpa perlu membandingkan nya dengan kehidupan orang lain.

Aku biasanya merayakan sepi dengan mewah. Seperti menghabiskan uang dengan teman teman palsu yang rela pura-pura tertawa didepanku, atau dengan cara bereksperimen dengan bahan-bahan makanan yang ada didapur lalu membuangnya begitu saja. Sepi yang mewah karena setiap melakukan itu, yang aku rasakan hanya perasaan kosong, selalu. Begitu, sampai akhirnya aku bertemu Alio disuatu pagi, tidak sengaja dan tanpa percakapan. Aku merasa aku menemukan sosok pahlawan yang meneduhkan hati didetik dia tersenyum pada anak kecil yang baru saja aku buat menangis, namun didetik kemudian melotot galak padaku. Sebab perlakuan kasar itu tidak pernah kudapatkan sepanjang perjalanan hidupku yang penuh dengan kemewahan, aku dapatkan lewat sosok nya. Aku dipelototi jujur saja itu adalah hal yang WOW.

Aku butuh Alio untuk menemani rasa sepiku, bukan teman-teman palsu atau bahan makanan mentah lagi.

Ya, Alio berbeda dan dia berhasil menarik perhatianku.

Lantas, sebuah tanya pun langsung terlintas saat itu, seperti,

Apakah Alio mau berteman denganku?

Sebab dengannya aku ingin menjadi diriku sendiri yang selalu penuh kepura-puraan.

***

Bagian I - Alio Revanu.

Bagian I - Alio Revanu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue ga maksud." Elmar memotong cepat, takut cowok didepannya salah paham dan berakhir membenci dirinya.

Alio sendiri terlihat tidak peduli dan memilih berjongkok, menatap lurus bocah laki-laki yang masih saja menangis karena ice creamnya terjatuh mengenaskan didepan pintu supermarket.

"Hush udah udah, kalo Haris janji ga nangis lagi, kak Al bakal ganti ice creamnya jadi banyak, mau ga?" bagai dua orang dalam tubuh yang sama, Elmar kembali tertegun saat melihat senyum lebar yang ketua kelasnya itu tampilkan. Benar-benar bertolak belakang dari cara dia memperlakukan dan menatap tajam Elmar selama ini.

Melihat anggukan kecil yang Haris tampilkan, Alio lantas bangkit sambil menggenggam tangan anak kecil itu. Niatnya ingin masuk kedalam lalu membeli beberapa jenis ice cream dengan varian rasa yang berbeda dan melihat itu, Elmar dengan bijaknya langsung berlari lebih dulu. Memilih beberapa jenis ice cream, membayarnya, lalu memberikannya pada Alio yang kini mengernyit tak suka.

"Ga usah, gue ga butuh duit lo." jujur Elmar agak merinding mendengar kalimat yang ketus itu, namun karena ini pertama kalinya, dia justru tersenyum lalu mengaitkan plastik itu ketangan Alio.

"Bukan buat lo, tapi buat dia." kata nya sambil tersenyum pada Haris. Elmar menunduk, merengut sedih sambil mengusap kepala bocah itu. "Maafin ya karena udah buat ice cream Haris jatuh, kakak ga sengaja soalnya tadi buru-buru. Haris maafin kan?"

Haris balas tersenyum, meskipun tidak berkata apa-apa, namun anggukan kepalanya berhasil membuat Elmar bernafas lega. Lantas dia pun pergi begitu saja setelah tersenyum singkat pada Alio, pada pemuda yang baru saja melakukan percakapan dengannya setelah hampir dua tahun lebih berada dikelas yang sama. Hebat. Ini pertama kalinya senyum Elmar tidak dibalas dengan senyum yang sama, melainkan dengan dengusan dan tatapan tajam yang kentara.

Elmar suka itu.

Bercerita sedikit soal Alio Revanu, jujur Elmar sendiri juga tidak tau terlalu banyak. Mengenai cowok itu, Elmar hanya tau kalau dia memang terkenal galak dan tidak banyak bicara, bukan hanya seangkatan melainkan satu sekolahan. Namun begitu, dia juga memiliki sisi positif yang diketahui oleh semua orang, antara lain.

Pertama, Alio dijuluki pahlawan semi-nasional disekolah. Bukan tanpa sebab, itu semua karena jasanya yang membasmi habis para pembuli liar yang ada disana.

Kedua, predikat sang penyelamat juga tersemat untuk dirinya yang beberapa bulan terakhir berhasil mengangkat nama baik sekolah karena menang diberbagai olimpiade yang dia ikuti yang dalam artian lain, Alio itu terkenal super pintar.

Ketiga, setengah manusia. Untuk yang satu ini Elmar sempat bingung pada awalnya, namun julukan setengah manusia akhirnya dia mengerti saat Rosa, teman dekatnya menjelaskan apa maksud dari julukan itu.

"Itu karena Alio ganteng nya pake banget, jadi sering dijuluki setengah manusia setengah malaikat. Selain karena wajahnya, Alio juga pernah kedapatan ikut acara sosial di panti asuhan yang ngurusin nenek-nenek gitu. So, thats all."

Hm itulah sedikit pembahasan tentang Alio. Si cowok nyebelin yang sayangnya gabisa dibenci sama anak-anak disekolah.

Elmar sendiri punya satu pendapat tambahan untuk cowok galak itu. Adalah hal yang dibencinya. Elmar yakin kalau Alio sangat benci dengan apapun yang berkaitan dengan uang. Dugaan ini terasa benar saat Elmar tau alasan mengapa Alio begitu terlihat kesal tiap kali menatapnya. Sebab jika yang dibahas adalah uang maka sudah pasti ada Elmar disana.

Pikiran liarnya akhirnya berhenti saat sebuah klakson mengejutkan. Elmar menoleh, memicing galak pada mobil hitam yang dia tidak tau siapa pemiliknya. Untuk beberapa detik, dia menyesal karena memutuskan untuk berjalan kaki ke supermarket tadi. Jika Elmar membawa sepedanya, dia pasti sudah berada dirumah sekarang, atau bahkan sudah selesai dengan eksperimen yang ingin dibuatnya.

Kaca mobil turun perlahan dan kembali mengejutkan Elmar saat melihat sosok yang ada dibalik kursi kemudi.

"Alio?" panggilnya setengah bergumam. Hoodie besar ditubuh kecilnya, ditambah kerutan bingung didahi membuat Elmar terlihat lucu sekarang.

Alio tampak ragu-ragu sampai akhirnya Elmar berjalan mendekat menuju pintu mobil. "Lo mau nawarin gue tumpangan?" tanyanya dengan senyum cerah dan tanpa malu.

Alio hanya mendengus sebelum kembali memasang wajah datarnya. "Kalo searah, ayo gue anter." katanya datar yang disambut Elmar dengan sorakan. "Yash!"

Safety belt terpasang dan dalam diam, Elmar menuntun Alio menuju rumahnya. Menunjuk sebuah rumah mewah yang sebenarnya berada persis didepan rumah baru cowok itu.

"Oh, ini rumah lo?" Elmar mengangguk, lantas menoleh. "Makasi tumpangannya." ucapnya sambil keluar dari mobil. Perjalanan mereka hanya butuh tujuh menit.

Elmar sudah kesenangan setengah mati. Merasa bahwa Alio yang terkenal dingin rela mengantar dirinya adalah sebuah pertanda bagus yang jarang orang-orang dapatkan. Dia udah cekikikan dan saat melihat mobil itu masuk kedalam rumah yang ada diseberang, Elmar kontan terdiam.

Sedikit bingung dan terkejut.

Elmar masih berdiri diam didepan pagar rumahnya sampai pagar tinggi Alio yang karatan tertutup sempurna.

Benar-benar meninggalkan nya yang tengah kebingungan seorang diri.

Sejak kapan gue tetanggaan sama Alio?

AL IS EL (Renjun)(END)Where stories live. Discover now