Konsisten

56 27 30
                                    

Aku cuma pengen bilang, fokuslah dalam menjalani hidup, konsisten dan percaya akan kemampuan mu sendiri. Karena siapa lagi yang bisa kamu percaya selain diri kamu sendiri. Dan sudah pasti jawaban nya, ga ada.

***

Bagian X - 180 derajat.

Alio tentu menoleh ketika Nera disebelah nya menyebut nama Elmar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alio tentu menoleh ketika Nera disebelah nya menyebut nama Elmar. Begitu mendapati gadis berambut panjang itu baru saja masuk kedalam ruangan tempat anak band biasa berlatih, Al lantas bangkit, membantu gadis itu dengan barang bawaannya.

"Widih, apenih?" sorak Raja bersamaan dengan Nera. Ikut membantu sambil mengintip kedalam bungkusan plastik. Ternyata Elmar membawakan mereka makanan ringan dengan susu kotak rasa dan beberapa kaleng soda.

Semua bersorak terimakasih yang dibalas Elmar dengan senyum seadanya. Dia lebih memilih untuk menoleh pada Al disampingnya, mengernyit tak suka melihat wajah yang tampak pucat itu. "Lo sakit?"

Gumamnya pelan, takut didengar yang lain dan berakhir dengan menggoda mereka.

Alio menggeleng lalu menarik tangan gadis itu untuk gabung bersama mereka. Asik menonton latihan Heru dan teman-teman nya. Elmar mencoba fokus namun gurat khawatir masih tercetak jelas pada wajah.

Dia tau bahwa Alio jelas kelelahan, ditambah lagi cowok itu jarang tidur akibat ulah setan yang ada dirumah nya. Siang hari sibuk belajar dan mempersiapkan materi soal olimpiade dan malam hari harus berlapang dada saat setan dirumah nya justru menggoda dengan memainkan lampu dikamar. Alio makan hati, jujur. Namun dia memilih diam karena tidak tau lagi harus tinggal dimana. Menumpang terus-terusan dirumah Heru pun rasanya tidak etis.

Pukul lima sore, semua yang ada di ruangan bubar satu persatu. Alio dan Elmar juga ikutan pergi setelah melihat Heru yang keukeuh ingin mengantar Rosa pulang. Mereka hanya bisa tertawa kemudian ikutan berlalu dengan mobil milik Alio.

"Mau mampir dulu ga? Makan?" Alio mengangguk atas ajakan Elmar. Gadis itu sedari tadi fokus menatapnya hingga mau tak mau Alio pun menoleh dengan sebuah senyuman, mencoba meyakinkan kalau dia memang, "Baik-baik aja."

"Gue cuma kecapekan, dikit."

Elmar berdecak namun tak membahas itu lagi. Matanya justru fokus pada kunci di pergelangan tangan Alio.

Berbeda dengannya yang menjadikan nya kalung, Alio justru mengubah kunci karatan itu menjadi mainan gelang ditangan. Terlihat bagus-bagus saja hingga sebagian yang menyadari jadi berpikir kalau itu adalah barang couple layaknya mereka sedang berpacaran.

Pada akhirnya Alio memecah sunyi lagi. Dia asik bercerita tentang gadis yang baru saja menembaknya beberapa hari lalu, ditanggapi Elmar dengan cibiran yang membuat Alio tertawa. Perihal siswa dari sekolah sebelah yang mengganggu juga sudah Alio selesaikan. Tentang kesulitannya selama menjabat sebagai ketua kelas dan harus mengurus murid nakal modelan Elmar hingga yang terakhir tentang olimpiade yang senantiasa dia ikuti.

AL IS EL (Renjun)(END)Where stories live. Discover now