Dalam semalam Alio sadar bahwa kehidupan Elmar, yang selama ini dielukan oleh semua orang, ternyata tidak lebih dari sebuah neraka.
***
"Lo salah masuk toilet El, lo ga lihat ini toilet cowok?"
start, 1 juli 2021.
end, 14 agustus 2021.
Patah hati itu wajar. Yang ga wajar itu, kamu selalu bareng dia, mulai dari makan, main, belajar, nangis, ketawa dan semuanya dilakuin sama-sama bertahun-tahun dan disuatu pagi dia hilang lalu kamu tidak merasa sedih sama sekali. Itu yang sangat sangat sangat ga wajar. Jadi saat dia pergi ninggalin kamu atau sebaliknya dan kamu merasa patah, gapapa, itu wajar. Artinya dia spesial di hidup kamu.
***
Bagian XXV - Alio dan dia bagian dua.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Alio menghela nafas, menatap pantulan dirinya yang ada dicermin lalu matanya kembali ke layar ponsel, berpikir panjang sebelum akhirnya mengetikkan sesuatu. "Shen, lo ada waktu?"
Alio duduk dikasur ukuran king milik Heru, meneliti satu persatu temannya yang terlihat sibuk dengan konsol mainan ditangan. Lantas begitu saja dia tersenyum. Dia lega, setidaknya teman-temannya ada saat sekolah sudah usai.
"Al?" kasur yang bergoyang menjadi tanda bahwa seseorang baru saja naik dan begitu menoleh, Alio mendapati Heru yang tengah mengunyah ciki ditangan, menoleh padanya yang sejak tadi hanya diam.
"Lo ada masalah? Siapa lagi yang gangguin lo?"
Kepala Raja tertoleh begitu mendengar ucapan Heru, fokusnya pada layar tv sedikit buyar. Nera pun begitu. Mereka penasaran, siapa lagi yang berani mengganggu teman mereka itu.
Konsol mainan Raja letak sembarangan, dia memutar tubuh, menghadap Alio yang hanya tertawa. "Ga ada yang gangguin gue." katanya sambil melempar bantal ke wajah Heru. "Lo kalo ngomong bikin orang salah paham." sambungnya lantas berdehem. Tidak ingin tertangkap basah meskipun ketiganya tau tanpa Alio bilang.
Pasti hari ini dia diganggu lagi.
Bersekolah di SMP INTERNASIONAL memang salah satu hal berat yang harus anak-anak dari kurang mampu hadapi. Seperti Alio yang berasal dari kelas menengah misalnya. Orangtuanya hanyalah keluarga biasa yang baru saja merintis sebuah usaha dan fakta itu yang membuat nya selalu menjadi bahan ledekan oleh anak-anak lain.
"Lagian lo kenapa sih ga mau ngakuin kita sebagai temen? Kalo ada Raja kan mereka ga bakal berani gangguin lo."
Nera mengangguk setuju, membenarkan kalimat Heru barusan karena diantara mereka berempat, keluarga Raja lah yang paling terpandang.
Lagian pada dasarnya Alio itu sama seperti mereka. Kakeknya bahkan seorang pemilik dari perusahaan yang cukup besar di Indonesia. Anak-anak hanya tidak tau saja dan lebih mementingkan fakta bahwa Alio lebih miskin dari mereka saat ini.
Alio hanya tersenyum, menolak keras usulan itu. "Gue bukannya nolak niat baik kalian, tapi darisini gue juga jadi belajar, mana yang bener-bener mau temenan sama gue dan mana yang engga. Gue belajar cara mencari tau orang-orang yang tulus sama gue dan mana yang cuma manfaatin kebaikan gue."
